Sabtu, 2 November 2024

KALAM ULAMA - HABIB ALI ALHABSYI

Part 1


1. Ibu saya membiasakan saya dari kecil untuk berdoa sebelum tidur, " ya Allah... ampunilah kesalahan orang-orang yang hari ini menggunjing atau menyakitiku, aku sudah memaafkannya maka maafkanlah dia, da. ampunilah pula segala dosa-dosaku." (Habib Ali Alhabsyi)

2. " ketika ayah kami jadi mufti Mekkah, dan kami tinggal bersama beliau di sana, ayah saya melarang saya keluar rumah selain ke madrasah. "Karena aku khawatir kalian terpengaruh kawan-kawan yang buruk." Kata ayah saya. (Habib Ali Alhabsyi )

3. Habib Ali sangat menekankan para orang tua mendidik anak-anak mereka " hati-hati, jagain keluarga kalian, mereka bisa saja kelak di akhirat memegang bajumu hingga mencegahmu masuk surga. Lagi pula jika bukan kalian yang mendidik anak-anak kalian, siapa yang kalian harap mengetuk pintu rumah kalian untuk mendidik mereka ? "

4. Doa orang tua menembus langit. Aku sering minta ibuku semasa hidup beliau untuk menghadap kiblat, mengangkat tangannya mendoakanku. (Habib Ali Alhabsyi)

5. " Ali, Allah yu'lie maqamah fiidunia wal akhirah " doa ibu Habib Ali " Ali, semoga Allah meninggikan derajatmu di dunia dan akhirat. " Doa ibuku terasa mustajabnya bagiku. namaku banyak disebut bahkan oleh orang yang tidak mengenalku" (Habib Ali Alhabsyi)

6. Habib Ali suka membaca biografi orang shaleh, dan tiap kali beliau mengagumi seseorang, beliau minta sang ibu untuk mendoakan beliau agar diberi kemuliaan yang sama. Dan itulah yang membuat beliau menjadi orang yang mulia.

Oleh-oleh haul Habib Ali bin Muhammad Alhabsyi, Solo, 23 oktober 2024

#catatanhalimah #halimahalaydrus #ustadzahhalimahalaydrus

Sabtu, 17 Ogos 2024

 

·    ·       JULAIBIB

·       Julaibib merupakan seorang pemuda yang berasal dari kota Madinah. Sifat fizikalnya yang rendah dan tidak menarik menyebabkan beliau kurang dikenali di Madinah. Namun, Julaibib r.a. adalah sahabat-Nya baginda Rasulullah  yang amat disayangi oleh baginda .

·       Kehidupannya

 

·       Disebabkan keadaan fizikalnya yang kurang menarik, masyarakat Madinah kurang senang dengan keberadaan beliau di kota tersebut.

·       Anas bin Malik menuturkan, “Ada seorang sahabat Rasulullah  yang bernama Julaibib dengan wajahnya yang kurang tampan. Rasulullah menawarkan pernikahan untuknya. Dia berkata, “Kalau begitu aku orang yang tidak laku?” Rasulullah  menjawab, “Engkau di sisi Allah orang yang laku.” (HR Ya’la)

·       Selepas peristiwa Hijrah, baginda Rasulullah  mengangkat martabat beliau dalam hadithnya yang bermaksud :

·       "Sesungguhnya Julaibib ini sebahagian daripada aku dan aku ini sebahagian daripada dia"

·       Malah, atas usaha baginda, Julaibib dinikahkan dengan seorang gadis Madinah yang baik dan solehah.

·       Pernikahan Julaibib r.a.

·       Hingga suatu hari, seorang laki-laki dari Anshar datang menawarkan puterinya yang janda kepada Rasulullah  agar beliau menikahinya. Nabi  bersabda kepadanya, “Ya. Wahai fulan! Nikahkan aku dengan puterimu.” “Ya, dan sungguh itu suatu kenikmatan, wahai Rasulullah,” katanya riang.

·       Namun Nabi  bersabda kepadanya, “Sesungguhnya aku tidak menginginkannya untuk diriku…” “Lalu, untuk siapa?” tanyanya. Beliau menjawab, “Untuk Julaibib…” Ia terperanjat, “Julaibib, wahai Rasulullah?!! Biarkan aku meminta pendapat ibunya….”

·       Laki-laki itu pun pulang kepada isterinya seraya berkata, “Sesungguhnya Rasulullah  melamar puterimu.” Dia menjawab, “Ya, dan itu suatu kenikmatan…” “Menjadi isteri Rasulullah!” tambahnya girang. Dia berkata lagi, “Sesungguhnya beliau tidak menginginkannya untuk diri beliau.” “Lalu, untuk siapa?” tanyanya. “Beliau menginginkannya untuk Julaibib,” jawabnya.

·       Dia berkata, “Aku siap memberikan leherku untuk Julaibib… ! Tidak. Demi Allah! Aku tidak akan menikahkan putriku dengan Julaibib. Padahal, kita telah menolak lamaran si fulan dan si fulan…” katanya lagi.

·       Sang bapak pun sedih karena hal itu, dan ketika hendak beranjak menuju Rasulullah , tiba-tiba wanita itu berteriak memanggil ayahnya dari kamarnya, “Siapa yang melamarku kepada kalian?” “Rasulullah ,” jawab keduanya. Dia berkata, “Apakah kalian akan menolak perintah Rasulullah ?” “Bawa aku menuju Rasulullah . Sungguh, beliau tidak akan menyia-nyiakanku,” lanjutnya. Sang bapak pun pergi menemui Nabi , seraya berkata, “Wahai Rasulullah , terserah Anda. Nikahkanlah dia dengan Julaibib.”

·       Nabi  pun menikahkannya dengan Julaibib, serta mendoakannya,

·       اَللّهُمَّ صُبَّ عَلَيْهِمَا الْخَيْرَ صَبًّا وَلَا تَجْعَلْ عَيْشَهُمَا كَدًّا كَدًّا

·       “Ya Allah! Limpahkan kepada keduanya kebaikan, dan jangan jadikan kehidupan mereka susah.”

·       Jasa dan Perjuangannya

·       Julaibib setia mengikuti baginda dalam ekspedisi peperangan. Namun beliau terkorban dan jenazahnya ditanam oleh baginda sendiri.

·       Tidak selang beberapa hari pernikahannya, Nabi  keluar dalam peperangan, dan Julaibib ikut serta bersama beliau. Setelah peperangan usai, dan manusia mulai saling mencari satu sama lain. Nabi  bertanya kepada mereka, “Apakah kalian kehilangan seseorang?” Mereka menjawab, “Kami kehilangan fulan dan fulan…”

·       Kemudian beliau bertanya lagi, “Apakah kalian kehilangan seseorang?” Mereka menjawab, “Kami kehilangan si fulan dan si fulan…”

·       Kemudian beliau bertanya lagi, “Apakah kalian kehilangan seseorang?” Mereka menjawab, “Kami kehilangan fulan dan fulan…” Beliau bersabda, “Akan tetapi aku kehilangan Julaibib.”

·       Mereka pun mencari dan memeriksanya di antara orang-orang yang terbunuh. Tetapi mereka tidak menemukannya di arena pertempuran. Terakhir, mereka menemukannya di sebuah tempat yang tidak jauh, di sisi tujuh orang dari orang-orang musyrik. Dia telah membunuh mereka, kemudian mereka membunuhnya.

·       Nabi  berdiri memandangi mayatnya, lalu berkata,”Dia membunuh tujuh orang lalu mereka membunuhnya. Dia membunuh tujuh orang lalu mereka membunuhnya. Dia dari golonganku dan aku dari golongannya.” Lalu Rasulullah  membopongnya di atas kedua lengannya dan memerintahkan mereka agar menggali tanah untuk menguburnya.

·       Anas bertutur, “Kami pun menggali kubur, sementara Julaibib radhiallahu ‘anhu tidak memiliki alas kecuali kedua lengan Rasulullah , hingga ia digalikan dan diletakkan di liang lahatnya.” Anas radhiallahu ‘anhu berkata, “Demi Allah! Tidak ada di tengah-tengah orang Anshar yang lebih banyak berinfak daripada istrinya. Kemudian, para tokoh pun berlomba melamarnya setelah Julaibib…” Benarlah, “Dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya serta takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, mereka itu adalah orang-orang yang mendapat kemenangan.” (An-Nur: 52).

·       Nabi  juga telah bersabda, sebagaimana dalam ash-Shahih, “Setiap umatku akan masuk surga kecuali yang enggan.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, siapakah yang engan itu?” Beliau bersabda, “Barangsiapa taat kepadaku, maka ia masuk surga, dan barangsiapa mendurhakaiku bererti ia telah enggan.”

·       Dinukil dari, “90 Kisah Malam Pertama” karya Abdul Muththalib Hamd Utsman, edisi terjemah cet. Pustaka Darul Haq Jakarta. alsofwah.or.id Artikel www.Kisahmuslim.com

·       Julaibib merupakan seorang pemuda yang berasal dari kota Madinah. Sifat fizikalnya yang rendah dan tidak menarik menyebabkan beliau kurang dikenali di Madinah. Namun, Julaibib r.a. adalah sahabat-Nya baginda Rasulullah  yang amat disayangi oleh baginda .

·       Kehidupannya

 

·       Disebabkan keadaan fizikalnya yang kurang menarik, masyarakat Madinah kurang senang dengan keberadaan beliau di kota tersebut.

·       Anas bin Malik menuturkan, “Ada seorang sahabat Rasulullah  yang bernama Julaibib dengan wajahnya yang kurang tampan. Rasulullah menawarkan pernikahan untuknya. Dia berkata, “Kalau begitu aku orang yang tidak laku?” Rasulullah  menjawab, “Engkau di sisi Allah orang yang laku.” (HR Ya’la)

·       Selepas peristiwa Hijrah, baginda Rasulullah  mengangkat martabat beliau dalam hadithnya yang bermaksud :

·       "Sesungguhnya Julaibib ini sebahagian daripada aku dan aku ini sebahagian daripada dia"

·       Malah, atas usaha baginda, Julaibib dinikahkan dengan seorang gadis Madinah yang baik dan solehah.

·       Pernikahan Julaibib r.a.

·       Hingga suatu hari, seorang laki-laki dari Anshar datang menawarkan puterinya yang janda kepada Rasulullah  agar beliau menikahinya. Nabi  bersabda kepadanya, “Ya. Wahai fulan! Nikahkan aku dengan puterimu.” “Ya, dan sungguh itu suatu kenikmatan, wahai Rasulullah,” katanya riang.

·       Namun Nabi  bersabda kepadanya, “Sesungguhnya aku tidak menginginkannya untuk diriku…” “Lalu, untuk siapa?” tanyanya. Beliau menjawab, “Untuk Julaibib…” Ia terperanjat, “Julaibib, wahai Rasulullah?!! Biarkan aku meminta pendapat ibunya….”

·       Laki-laki itu pun pulang kepada isterinya seraya berkata, “Sesungguhnya Rasulullah  melamar puterimu.” Dia menjawab, “Ya, dan itu suatu kenikmatan…” “Menjadi isteri Rasulullah!” tambahnya girang. Dia berkata lagi, “Sesungguhnya beliau tidak menginginkannya untuk diri beliau.” “Lalu, untuk siapa?” tanyanya. “Beliau menginginkannya untuk Julaibib,” jawabnya.

·       Dia berkata, “Aku siap memberikan leherku untuk Julaibib… ! Tidak. Demi Allah! Aku tidak akan menikahkan putriku dengan Julaibib. Padahal, kita telah menolak lamaran si fulan dan si fulan…” katanya lagi.

·       Sang bapak pun sedih karena hal itu, dan ketika hendak beranjak menuju Rasulullah , tiba-tiba wanita itu berteriak memanggil ayahnya dari kamarnya, “Siapa yang melamarku kepada kalian?” “Rasulullah ,” jawab keduanya. Dia berkata, “Apakah kalian akan menolak perintah Rasulullah ?” “Bawa aku menuju Rasulullah . Sungguh, beliau tidak akan menyia-nyiakanku,” lanjutnya. Sang bapak pun pergi menemui Nabi , seraya berkata, “Wahai Rasulullah , terserah Anda. Nikahkanlah dia dengan Julaibib.”

·       Nabi  pun menikahkannya dengan Julaibib, serta mendoakannya,

·       اَللّهُمَّ صُبَّ عَلَيْهِمَا الْخَيْرَ صَبًّا وَلَا تَجْعَلْ عَيْشَهُمَا كَدًّا كَدًّا

·       “Ya Allah! Limpahkan kepada keduanya kebaikan, dan jangan jadikan kehidupan mereka susah.”

·       Jasa dan Perjuangannya

·       Julaibib setia mengikuti baginda dalam ekspedisi peperangan. Namun beliau terkorban dan jenazahnya ditanam oleh baginda sendiri.

·       Tidak selang beberapa hari pernikahannya, Nabi  keluar dalam peperangan, dan Julaibib ikut serta bersama beliau. Setelah peperangan usai, dan manusia mulai saling mencari satu sama lain. Nabi  bertanya kepada mereka, “Apakah kalian kehilangan seseorang?” Mereka menjawab, “Kami kehilangan fulan dan fulan…”

·       Kemudian beliau bertanya lagi, “Apakah kalian kehilangan seseorang?” Mereka menjawab, “Kami kehilangan si fulan dan si fulan…”

·       Kemudian beliau bertanya lagi, “Apakah kalian kehilangan seseorang?” Mereka menjawab, “Kami kehilangan fulan dan fulan…” Beliau bersabda, “Akan tetapi aku kehilangan Julaibib.”

·       Mereka pun mencari dan memeriksanya di antara orang-orang yang terbunuh. Tetapi mereka tidak menemukannya di arena pertempuran. Terakhir, mereka menemukannya di sebuah tempat yang tidak jauh, di sisi tujuh orang dari orang-orang musyrik. Dia telah membunuh mereka, kemudian mereka membunuhnya.

·       Nabi  berdiri memandangi mayatnya, lalu berkata,”Dia membunuh tujuh orang lalu mereka membunuhnya. Dia membunuh tujuh orang lalu mereka membunuhnya. Dia dari golonganku dan aku dari golongannya.” Lalu Rasulullah  membopongnya di atas kedua lengannya dan memerintahkan mereka agar menggali tanah untuk menguburnya.

·       Anas bertutur, “Kami pun menggali kubur, sementara Julaibib radhiallahu ‘anhu tidak memiliki alas kecuali kedua lengan Rasulullah , hingga ia digalikan dan diletakkan di liang lahatnya.” Anas radhiallahu ‘anhu berkata, “Demi Allah! Tidak ada di tengah-tengah orang Anshar yang lebih banyak berinfak daripada istrinya. Kemudian, para tokoh pun berlomba melamarnya setelah Julaibib…” Benarlah, “Dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya serta takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, mereka itu adalah orang-orang yang mendapat kemenangan.” (An-Nur: 52).

·       Nabi  juga telah bersabda, sebagaimana dalam ash-Shahih, “Setiap umatku akan masuk surga kecuali yang enggan.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, siapakah yang engan itu?” Beliau bersabda, “Barangsiapa taat kepadaku, maka ia masuk surga, dan barangsiapa mendurhakaiku bererti ia telah enggan.”

·       www.Kisahmuslim.com

HUSAIN BIN ALI

 Biodata & Kisah Hidupnya

·       by Nabilah Rumainor

·       Husain Bin Ali, gugur syahid di  Karbala. Artikel ini akan membincangkan biodata salah seorang cucu Rasulullah SAW yang dikenang kisahnya pada  Hari Asyura.

·       Siapakah Husain Bin Ali?

·       Husain Bin Ali merupakan cucu Rasulullah SAW. Beliau merupakan putera bongsu Sayyidatina Fatimah az-Zahra’ dengan suaminya, Sayyidina Ali bin Abu Talib, dan merupakan adik kepada Hasan bin Ali. Beliau dilahirkan pada bulan Syawal tahun ke-4 Hijrah, setahun selepas kelahiran abangnya, Hasan.

·       Rasulullah SAW menyambut kelahiran Husain sepertimana baginda menyambut kelahiran Hasan. Baginda mengalunkan azan ke telinganya, kemudian menyembelih akikah selepas tujuh hari kelahirannya dan memberikan nama Husain kepadanya.

·       Sifat-sifat Husain Bin Ali

·       Dalam menggambarkan paras rupa Husain, Anas bin Malik berkata, “Husain serupa dengan Rasulullah SAW daripada dada sampai ke kaki”. Manakala, wajahnya pula lebih mirip dengan ayahnya, Sayyidina Ali. Ahli-ahli sejarah Islam menggambarkan bahawa Husain memiliki badan yang sama dengan Rasulullah SAW, tidak tinggi dan tidak pendek, berbadan gagah, berbahu lebar, berdahi luas, berjanggut lebat, kulitnya putih kemerah-merahan dan bersuara merdu. Selain dari sifat fizikal, Husain turut mewarisi sifat berani dan pandai pemimpin dari Rasulullah SAW. Baginda bersabda, “… Husain, ia mewarisi keberanian dan kepimpinanku”.

·       Keutamaan dan Kelebihan Husain Bin Ali

·       Kasih sayang Rasulullah SAW kepada Husain sama seperti kasih sayang baginda kepada Hasan. Hal ini dapat dilihat pada sabda Rasulullah SAW yang berbunyi, “Yang paling aku cintai dari kalangan Ahli Baitku ialah (kedua-dua cucuku) Hasan dan Husain”.

·       Diriwayatkan juga bahawa Rasulullah SAW pernah mengucapkan kata-kata yang memperlihatkan kasih sayang baginda kepada Husain, “Husain daripadaku dan aku daripadanya. Allah akan mencintai sesiapa yang mencintai Husain”.

·       Kisah Pembunuhan Husain Bin Ali di Karbala

·       Peristiwa yang membawa kepada pembunuhan Husain bermula dengan pelantikan Yazid bin Mu’awiyah sebagai khalifah umat Islam, menggantikan ayahnya Mu’awiyah Abu Sufyan. Husain menentang pelantikan tersebut kerana tidak didasari dengan sistem syura (perbincangan) seperti yang telah dilakukan oleh Khulafa’ al-Rasyidin sebelumnya, tetapi didasari dengan sistem pewarisan keluarga. Maka, Husain bersama Abdullah bin Zubair, serta pengikutnya yang lain melarikan diri ke Mekah kerana enggan memberi baiat kepada Yazid. 

·       Sepanjang Husain tinggal di Mekah, beliau telah menerima beratus-ratus surat dari penduduk Kufah yang menyatakan sokongan penuh untuk menentang kekhalifahan Yazid dan menjemputnya datang ke Kufah. Maka, Husain telah mengutus Muslim bin Aqil untuk berjumpa dengan penduduk Kufah. Penduduk Kufah yang berkobar-kobar memusuhi pemerintahan Khalifah Yazid datang memberikan baiah kepada Muslim yang mewakili Husain. Melihat semangat penduduk Kufah, Muslim mengutus surat kepada Husain untuk memintanya datang ke Kufah. Nu’man bin Bashir, gabenor Kufah pada ketika itu, tidak menentang kedatangan Muslim tetapi cuba memadamkan api kebencian penduduk Kufah terhadap Khalifah Yazid kerana bimbang akan berlaku pertumpahan darah.

·       Berita tersebut sampai kepada Khalifah Yazid di Syam. Kesannya, Nu’man bin Bashir telah dipecat dan kedudukannya sebagai gabenor Kufah telah diganti oleh Ubaidullah bin Ziyad. Ubaidullah memberi ugutan yang keras terhadap penduduk Kufah yang menyokong perjuangan Husain dan menawarkan ganjaran kepada mereka yang berpaling dari perjuangan tersebut. Kesannya, 18 000 penyokong Husain yang bersama Muslim berkurang menjadi 40-50 orang sahaja. Muslim pula telah ditangkap dan dibawa menghadap Ubaidillah. Sebelum dibunuh oleh Ubaidullah, Muslim menitipkan pesanan kepada Umar bin Saad untuk memberitahu Husain agar tidak datang ke Kufah, kerana penduduk Khufah telah mengkhianati beliau. Namun, surat tersebut tidak sempat sampai kepada Husain yang telah bertolak dari Mekah ke Kufah.

·       Walaupun keputusan Husain untuk pergi ke Kufah telah dihalang oleh ramai sahabatnya, beliau tetap meneruskan tekadnya untuk pergi ke Kufah. Semasa hampir tiba di Kufah, Husain menerima khabar mengenai kematian Muslim dan pengkhianatan penduduk Kufah. Ramai pengikutnya mencadangkan kepada Husain agar kembali ke Mekah. Namun, mendengar semangat saudara-saudara Muslim yang ingin membalas dendam, Husain memutuskan untuk meneruskan perjalanan ke Kufah. Maka, rombongan Husain berpecah kepada dua; sesetengah berpatah balik ke Mekah manakala 80 orang lagi mengikuti beliau menuju ke Kufah.

·       Sesampainya Husain di Kufah, beliau telah dihalang oleh 1000 tentera utusan Ubaidullah di bawah pimpinan al-Hur bin Yazid. Rombongan Husain meneruskan perjalanan ke satu tempat yang dinamakan  Karbala dengan diekori oleh tentera al-Hur bin Yazid. 4000 tentera utusan Ubaidullah yang dipimpin oleh Umar bin Saad juga tiba di Karbala. Pasukan Bani Umayyah yang kini dipimpin oleh Umar bin Saad berunding dengan Husain untuk mencipta jalan perdamaian. Husain menyatakan kesediaannya untuk pulang ke Mekah atau pergi menghadap Khalifah Yazid untuk berunding. Hasrat Husain tersebut kemudiannya diberitahu kepada Ubaidullah melalui utusan surat dari Umar bin Saad. 

·       Ubaidullah pada mulanya bersedia untuk menerima permintaan Husain tersebut dan berdamai dengannya. Namun, atas hasutan Syamir bin Zul Jausyan, dia mengubah fikirannya dan meminta Husain untuk menyerah jika tidak ingin dibunuh. Maka, Syamir pergi ke Karbala dan mengambil alih pimpinan Umar bin Saad terhadap tentera Bani Umayyah. Keengganan Husain untuk menyerah menyebabkan satu persatu rombongan dan kaum kerabatnya dibunuh, sehingga hanya tinggal beliau sahaja. Namun, tiada seorang pun dari tentera Bani Umayyah yang berani membunuh Husain kerana bimbang tangan mereka bergelumang dengan darah cucu Rasulullah SAW. Atas arahan Syamir, seorang pemuda bernama Sinan bin Anas an-Nakha’i telah memancung kepala Husain. Maka, gugurlah Husain sebagai seorang yang syahid.

·       Apabila berita pembunuhan Husain sampai kepada Khalifah Yazid, beliau menzahirkan rasa sedih dan mencela Ubaidullah. Diriwayatkan bahawa Khaifah Yazid tidak mengarahkan Ubaidullah untuk membunuh Husain, tetapi menghalang kekuasaannya di Kufah. Malah, Khalifah Yazid membebaskan keluarga Husain yang ditawan oleh tentera Bani Umayyah untuk dihantar pulang ke Madinah.  

·       Wafatnya Husain Bin Ali

·       Husain wafat pada bulan 10 Muharram tahun ke-61 Hijrah. Pada ketika itu, beliau berusia 50 tahun.  Hari Asyura mengingatkan kita tentang peristiwa pembunuhan Husain di  Karbala. Diriwayatkan bahawa kepala Husain dikebumikan di Karbala oleh anaknya, Ali Zainal Abidin.

·       Dalil Yang Berkaitan Dengan Husain Bin Ali

·       Riwayat yang paling sahih yang menceritakan peristiwa Karbala dilihat pada Hadith Bukhari yang berbunyi;

·       عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أُتِيَ عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ زِيَادٍ بِرَأْسِ الْحُسَيْنِ فَجُعِلَ فِي طَسْتٍ فَجَعَلَ يَنْكُتُ وَقَالَ فِي حُسْنِهِ شَيْئًا فَقَالَ أَنَسٌ كَانَ أَشْبَهَهُمْ بِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَكَانَ مَخْضُوبًا بِالْوَسْمَةِ

·       MaksudnyaAnas bin Malik berkata, “Kepala Husain dibawa dan didatangkan kepada Ubaidullah Bin Ziyad. Kepala itu diletakkan di dalam bejana. Lalu Ubaidullah Bin Ziyad menusuk-nusuk (dengan pedangnya) dan mengulas sedikit tentang ketampanan Husain”. Anas mengatakan, “Diantara Ahlul bait, Husain adalah orang yang paling mirip dengan Rasulullah SAW”. Saat itu, Husain digilap rambutnya dengan wasmah (sejenis inai).

·       Hadith tersebut menceritakan tentang Ubaidullah yang menusuk-nusuk kepala Husain dengan pedangnya setelah beliau dibunuh. Diriwayatkan bahawa sahabat Rasulullah SAW yang terdiri daripada Zaid bin Arqam dan Anas Bin Malik meminta agar Ubaidullah menyingkirkan pedang tersebut kerana tidak rela melihat cucu Rasulullah SAW diperlakukan sedemikian rupa. Kesan daripada pembunuhan Husain, Ubaidullah telah wafat dalam keadaan yang dahsyat. Demikianlah balasan Allah SWT kepada orang yang zalim.

·       Terdapat pelbagai pandangan yang muncul rentetan peristiwa pembunuhan tragis Husain di  Karbala. Pandangan Ahli Sunnal Wa al-Jamaah menyatakan bahawa Husain tergolong sebagai orang yang terzalimi dan syahid, dan bukanlah juga seorang pemberontak. Hal ini kerana, beliau tidak mengerahkan penduduk Mekah yang sangat menyanjunginya untuk turut serta ke Kufah. Sebagai umat Islam, kita dibolehkan untuk mengenang tragedi Karbala ini dengan menunaikan puasa  Asyura.

·       Husain Bin Ali: Biodata & Kisah Hidupnya - Aku Muslim

KALAM ULAMA - HABIB ALI ALHABSYI

Part 1 1. Ibu saya membiasakan saya dari kecil untuk berdoa sebelum tidur , " ya Allah... ampunilah kesalahan orang-orang yang hari ini...