Oleh : Abu Ibrahim Abdullah Bin Mudakir Al Jakarty
Wahai isteriku, ku teringat sebuah kewajiban yang harus ku tunaikan sebagai seorang suami, sebagai seorang nahkoda dalam kapal kita, sebagai seorang pemimpin dalam rumah tangga kita, Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam sebuah ayat dan hadith yang bukan hanya sekali aku mendengarnya. Allah Ta’ala berfirman
الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita” (QS. An Nisa :34)
Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda : “ Setiap kalian adalah pemimpin dan akan ditanya tentang kepemimpinannya. Seorang suami pemimpin di rumahnya dan akan ditanya tentang kepemimpinannya, dan seorang isteri pemimpin di rumah suaminya dan akan ditanya tentang kepemimpinannya”.
( HR. Bukhari dan Muslim dari Abdullah Bin Umar Radiyalallahu ‘Anhu)
Wahai isteriku, aku akan berusaha menjadi suami yang baik, yang menyayangimu yang berusaha untuk berta’awun (saling tolong menolong) dalam kebaikan. Semoga aku berupaya merealisasikan sebuah ayat yang bukan jarang aku mendengarnya
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى
” Dan tolong menolonglah kamu dalam kebaikan dan ketakwaan “ ( Qs. Maidah : 2 )
atau aku boleh menjadi seperti seorang hamba yang Allah rahmati, sebagaimana yang telah disebutkan dalam sebuah hadith:
“ Semoga Allah merahmati seorang laki-laki yang bangun malam lalu sholat dan membangunkan isterinya untuk sholat dan bila tidak mahu bangun dia memercikinya dengan air di wajahnya dan semoga Allah merahmati seorang perempuan yang bangun malam lalu sholat dan membangunkan suaminya untuk sholat dan bila tidak mahu bangun dia memercikinya dengan air di wajahnya”
(HR. Ahmad, Ahlu sunan kecuali At Tirmidzi Hadist ini shahih)
Wahai isteriku, aku akan selalu berusaha membuat dirimu senang, sebagaimana aku senang jika diperlakukan seperti itu. Di antaranya aku akan berusaha selalu tampil rapi, wangi di hadapan dirimu. Sebagaimana ku senang jika ku diperlakukan seperti itu.
وَلَهُنَّ مِثْلُ الَّذِي عَلَيْهِنَّ بِالمَعْرُوفِ
“Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya”
(QS.AL-Baqarah : 228 )
Wahai isteriku, jika engkau melihat dari diriku rasa cemburu itu bukti rasa cintaku padamu. Yang dengan itu, aku berusaha menjaga dan mencintaimu, semoga dengan sebab kecemburuanku yang syar’i menjadi sebab terjaganya dirimu, aku ingin seperti Sa’ad bin Ubadah bahkan aku ingin seperti Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam.
Berkata Sa’ad bin Ubadah :“ Seandainya aku melihat seseorang bersama isteriku, niscaya aku akan menebasnya dengan pedang yang tajam”, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “ Apakah kalian merasa heran dengan kecemburuan Sa’ad? Sungguh aku lebih cemburu daripadanya, dan Allah lebih cemburu dari padaku”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Wahai isteriku, engkau dalam pandanganku seorang yang sangat berharga bagi diriku, sosok yang luar biasa, ketaatanmu yang membuat diriku tambah mencintai dirimu. Engkau di antara anugerah yang terbesar yang Allah berikan kepada diriku, sebagaimana Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
“ Dunia adalah perhiasan, sebaik-baik perhiasan adalah wanita yang sholihah ”
(HR Muslim)
Dan Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam pun bersabda dalam hadith yang lain:
Barang siapa yang dikaruniai oleh Allah seorang wanita yang sholihah, bererti dia telah menolongnya atas separuh agamanya, maka hendaklah dia bertakwa kepada Allah pada yang separuh yang kedua “
(HR Al Hakim dan dia berkata sanadnya shahih dan disetujui oleh Adz Dzahabi)
Wahai isteriku, kebaikanmu begitu besar kepada diriku, kasih sayang dan kelembutanmu, ketaatan dan kesetiaanmu, pelayanan dan pengorbananmu begitu terasa oleh diriku, wahai isteriku, semoga Allah membalas kebaikanmu dengan masukkanmu ke dalam surga Nya.
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “ Bila seorang isteri shalat lima waktu, puasa pada bulan ramadhan, menjaga kemaluannya dan taat kepada suaminya ia akan masuk surga dari pintu mana saja yang dia inginkan ”
(HR.Ibnu Nuaim di hasankan oleh syaikh Al AlBani)
Wahai isteriku, ingatkanlah jika suamimu keliru, jika ada hakmu yang terlalaikan, wahai isteriku jangan engkau ragu untuk menasihati jika suamimu keliru, jika suamimu salah, wahai isteriku ku ingin rumah tangga kita dibangun di atas saling menasihati di dalam ketaatan kepada Allah, kerana atas dasar inilah agama kita dibangun. Sebagaimana Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda “Agama itu adalah nasihat” (HR Muslim)
Wahai isteriku, ku ingin hubungan kita dibangun atas saling percaya dan saling berkhusnudzan (berberbaik sangka) satu dengan yang lainnya, kerana dengan sebab inilah akan menutup celah hal-hal yang akan menimbulkan hubungan kita tidak harmonis.
Wahai isteriku, sebagai seorang suami aku ingin mengajarkan perkara agama kepada dirimu, tentang permasalahan tauhid, sholat, puasa dan permasalahan agama yang lainnya, atau mari kita bersama-sama pergi ke majlis ilmu yang membahas perkara agama dengan pemahaman yang benar, kerana hal ini adalah di antara kewajibanku sebagai seorang suami, sebagaimana Allah Ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا
“Hai orang-orang yang beriman, pelihara dirimu dan keluargamu dari api neraka”
(QS. At Tahrim:6)
Wahai isteriku, aku akan melangkahkan kaki ini, mengerahkan tenaga mencari rezeki yang halal yang Allah tetapkan untuk diriku, sebagai tanggungjawab seorang suami untuk menafkahi anak dan isterinya, sebagaimana Allah Ta’ala berfirman :
لِيُنفِقْ ذُو سَعَةٍ مِنْ سَعَتِهِ وَمَنْ قُدِرَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ فَلْيُنفِقْ مِمَّا آتَاهُ اللهُ لا يُكَلِّفُ اللهُ نَفْسًا إِلَّا مَا آتَاهَا سَيَجْعَلُ اللهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُسْرًا
“ Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberikan nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekedar) apa yang Allah berikan kepadanya “
(QS. Ath-Thalaq : 7)
Wahai isteriku, aku akan selalu berusaha bergaul dengan pergaulan yang baik dengan dirimu, dengan kelembutan dan kasih sayang, dengan tutur kata yang sopan dan etika yang baik, dengan mendengar dan menghargai pendapatmu, dengan membantu dan meringankan pekerjaanmu, dengan bersikap yang baik dan menjaga perasaanmu, wahai isteriku maafkan suamimu jika masih jauh dari hal itu, aku ingin berusaha berbuat yang terbaik untuk dirimu.
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda :
“Kaum mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang terbaik ahklaqnya, dan sebaik-baiknya kalian ialah yang terbaik kepada isterinya “ (HR. Bukhari dan Muslim)
Wahai isteriku,aku ingin engkau akrab dengan kedua orang tuaku. Aku ingin mereka menyayangimu seperti anaknya sendiri, wahai isteriku mulailah dengan berlaku lemah lembut kepadanya, membantu pekerjaannya, niscaya engkau akan disayang seperti anaknya sendiri.
Wahai isteriku semoga Allah menjaga dan memberkati rumahtangga kita di atas ketaatan kepada Allah hingga akhir hayat kita, dan memasukan kita ke dalam surgaNya.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan