Siapakah Sahabat Sejati? -Syeikh Ibnu ‘Athaillah As-Sakandary.
http://pengkajianpelitahati.wordpress.com/2010/10/05/siapakah-sahabat-sejati/
“Tak ada sahabat sejatimu kecuali DIA yang paling tahu aibmu, dan tidak ada (sahabat seperti itu) kecuali Tuhanmu Yang Maha Pemurah. Sebaik-baik sahabatmu adalah yang menuntutmu, tetapi sama sekali tuntutan itu tidak ada kepentingannya darimu untuk-Nya.”
Tak ada yang lebih tahu aib kita secara detail dan terperinci melainkan ALLAH swt, kerana Dia-lah yang tak pernah meninggalkan kita ketika kita dalam keadaan hina dan tidak menolak kita ketika kita dalam keadaan sangat tertekan, bahkan senantiasa mengasihi kita dalam situasi apa pun.
Pada saat begitu Dia memerintahkan kita dan melarang kita, namun kita masih bermaksiat pada-Nya, namun Dia tidak meninggalkan kita, bahkan dengan rasa belas kasih-Nya Dia memanggilmu untuk datang kepada-Nya pada saat kita alpa lalai lupa.
NAMUN jika yang tahu aib kita secara detail itu adalah makhluk, maka para makhluk pun justru meninggalkan kita dan melempari kita atas perbuatan kita selama ini. Namun ALLAH Swt dengan segala cinta dan kasih sayang-Nya sentiasa malah menjaga kita. Namun yang menyedari itu sangat sedikit.
ALLAH Swt tidak pernah meminta balasan daripada kita di sebalik perlindungan, perintah, tuntutan dan larangan-Nya. Sedangkan pergaulan dan persahabatan dengan makhluk penuh dengan tuntutan dan kepentingan. Maka sahabat sejati sesungguhnya yang menyadarkan kepentingan yang kembali pada diri kita, hal-hal yang berguna mahupun hal-hal mana yang berbahaya.
Namun rasa yakin yang rendah dan lemah membuat kita terhijab dari semua itu. Kerana itu Ibnu Athaillah ada menyatakan:
“Seandainya cahaya yakin memancar, pasti kita melihat akhirat lebih dekat padamu dibanding kita menempuhnya. Dan sungguh kita memandang keindahan dunia tak lebih dari reruntuhan fana yang tampak padanya.”
Dunia hanyalah khayalan dalam wujudnya, apabila kita benar-benar tercerahi oleh cahaya yakin.
Ahmad bin Ashim al-Anthaky ra menegaskan, “Yakin adalah nur yang dijadikan ALLAH swt dalam hati hamba-Nya, hingga ia melihat perkara akhiratnya dan cahaya itu membakar semua hijab antara Dia dan dirinya, sampai akhirat tampak begitu jelas dalam perspektifnya.”
Suatu hari Rasulullah Saw, bertanya kepada Haritsah ra, “Apa khabarmu pagi ini wahai Haritsah?”
“Saya dalam keadaan beriman yang benar,” jawab Haritsah.
Rasulullah saw, bersabda, “Setiap kebenaran ada hakikatnya, lalu apa hakikat imanmu?”
“Seakan-akan saya berada di Arasy Tuhanku benar-benar ditegakkan dan saya melihat ahli syurga sedang menikmati nikmat-nikmat-Nya di syurga dan ahli neraka sedang saling minta pertolongan,” kata Haritsah.
Rasulullah saw, bersabda, “Kamu sedang mengenal maka teguhlah. Seorang hamba yang qalbunya dicerahi cahaya oleh ALLAH….” (Al-Hadits).
Rasulullah saw, pernah bersabda, “Bila cahaya masuk dalam hati, maka hati akan lapang…”
Rasul saw, ditanya, “Wahai Rasulullah apakah ada tanda untuk mengenal itu?”
Beliau menjawab, “Merasa kosong di negeri tipudaya dan kembali pada negeri keabadian, serta mempersiapkan bekal mati sebelum waktunya tiba…”
Wallahua'lam
http://pengkajianpelitahati.wordpress.com/2010/10/05/siapakah-sahabat-sejati/
Tiada ulasan:
Catat Ulasan