Jumaat, 14 Oktober 2011

YA ALLAH..JAUHKAN AKU DARI 'SU'UL KHATIMAH


Gambar Hiasan
Kisah yang dibawakan oleh Ibnul Qoyyim rahimahullah dalam kitabnya, al Jawaabul Kaafi, bahawa ada seseorang ketika menghadapi sakaratul maut, dia diajarkan, “Ucapkanlah Laa ilaha illallah.” Lalu orang itu menjawab:”Apa gunanya bagiku, Aku pun tidak pernah mengerjakan shalat kerana Allah, meskipun sekali,” akhirnya dia pun tidak mengucapkannya.

Al Hafizh Rajab rahimahullah dalam kitab Jami’ul ‘Ulum wal Hikam, menukil dari salah satu ulama,’Abdul ‘Aziz bin Abu Rawwad, beliau berkata: “Aku menyaksikan seseorang, yang ketika hendak meninggal di talqin (diajari) Laa ilaha illallah. Akan tetapi, ia mengingkarinya pada akhir ucapannya.”

Su’ul khatimah (akhir yang buruk) adalah meninggal dalam keadaan berpaling dari Allah, berada di atas murka-Nya serta meninggalkan kewajiban dan perintah Allah. Tidak diragukan lagi, demikian ini akhir kehidupan yang menyedihkan, menjadi kebimbangan oleh orang-orang yang bertakwa. Semoga Allah menjauhkan kita dari perkara tersebut.

Terkadang nampak pada sebahagian orang yang sedang menghadapi sakaratul maut, tanda-tanda yang mengisyaratkan su’ul khatimah, seperti: menolak mengucapkan syahadat, sebaliknya mengucapkan kata-kata buruk dan haram. 

Kemudian Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bertanya kepadanya tentang orang ini. Ternyata ia seorang peminum khamr (minuman keras). Selanjutnya Syaikh ‘Abdul Aziz berkata: “Takutlah kalian terhadap perbuatan dosa, kerana perbuatan dosa itu yang telah menjerumuskannya.”

Hal serupa juga diceritakan oleh al Hafizh adz Dzahabi rahimahullah, ada seorang yang bergaul dengan peminum khamr, maka saat ajal akan tiba, dan ada seseorang yang datang untuk mengajarinya syahadat, dia malah mengatakan:”Minumlah dan beri aku minum,” kemudian dia meninggal.

Al ‘Alamah Ibnul Qayyim rahimahullah bercerita mengenai seseorang yang diketahui gemar muzik dan mendendangkannya. Tatkala kematian menjemputnya, dia diingatkan, katakanlah : Laa ilaha illallah (tetapi) dia justru mulai mengigau dengan lagu sampai kemudian mati tanpa mengucapkan kalimat tauhid.

Beliau rahimahullah juga berkata:”Sebahagian pedagang mengkhabarkan kepadaku tentang sahabatnya yang hampir meninggal, sementara mereka di sisinya. Mereka mentalkinkan " Laa ilaha illallah " namun  dia mengigau “ ini murah, ini barang bagus, ini begini dan begitu,” sampai  meninggal dan tanpa dapat melafazhkan kalimah tauhid.”


Berikut ini kami bawakan keterangan Ibnul Qayyim rahimahullah. Komentar ini dibawakan setelah menyebutkan kisah-kisah di atas. Beliau rahimahullah berkata:

“Subhanallah, betapa banyak orang yang menyaksikan ini mendapatkan pelajaran? Apabila seorang hamba, pada saat sadar, kuat, serta memiliki kemampuan, dia boleh dikuasai syaitan, ditunggangi perbuatan maksiat yang diinginkannya, mampu membuat hatinya lalai dari mengingat Allah Ta’ala, menahan lisannya dari dzikir, dan (begitu pula) anggota badannya dari mentaati-Nya, lalu bagaimana kiranya ketika kekuatannya melemah, hati dan jiwanya kacau kerana sakitnya naza’ (tercabutnya nyawa) yang sedang dia alami? Sementara saat itu, syaitan mengerahkan seluruh kekuatan dan konsentrasinya, dan menghimpun semua kemampuannya untuk mencuri kesempatan. Sesungguhnya ini adalah klimaks. Saat itu, hadir syaitan yang terkuat, sementara si hamba dalam keadaan paling lemah. Siapakah yang boleh selamat?

Pada keadaan ini, seperti tercantum dalam firman-Nya:

يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ وَيُضِلُّ اللَّهُ الظَّالِمِينَ وَيَفْعَلُ اللَّهُ مَا يَشَاءُ

“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zhalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki.”
(QS. Ibrahim:27)

Maka, orang yang dilalaikan hatinya dari mengingat Allah, (selalu) memperturutkan nafsunya dan melampaui batas, bagaimana mungkin diberi petunjuk agar husnul khatimah?!

Orang yang hatinya selalu jauh dari Allah Ta’ala, selalu lalai dari-Nya, selalu mengagungkan nafsunya, selalu menyerahkan kepada syahwatnya, lisannya kering dari dzikir, serta anggota badannya terhalang dari ketaatan dan sibuk dengan maksiat, maka mustahil diberi petunjuk agar akhir kehidupannya baik (husnul khatimah).

Su’ul Khatimah Memiliki Dua Tingkatan

1. Tingkatan terbesar dan terburuk

Iaitu orang yang hatinya penuh dengan keraguan dan penentangan saat sakaratul maut, kemudian ia mati dalam keadaan seperti ini, Maka hal ini akan menjadi penghalang antara dia dan Allah.

2. Tingkatan yang lebih rendah

Yaitu orang yang hatinya cenderung kepada urusan dunia atau keinginan syahwatnya, lalu keinginan ini tergambar di dalam hatinya saat sakaratul maut. Biasanya, seseorang meninggal dalam kondisi yang biasa dia lakoni pada kehidupan nyatanya. Jika jelek, maka akhirnya juga jelek. Semoga Allah melindungi kita dari keduanya.

Sebab-sebab Su’ul Khatimah

Dari huraian ini, maka nampak jelas, bahawa penyebab su’ul khatimah adalah lawan dari penyebab husnul khatimah yang telah disebutkan. Penyebab utamanya adalah kerosakan aqidah. Di antara penyebabnya juga adalah rakus terhadap dunia, mencarinya dengan cara-cara haram, berpaling dari jalan kebaikan, serta terus-menerus melakukan perbuatan maksiat.

Penutup

Semoga Allah menlindungi kita dari su’ul khatimah. Seseorang yang amalan lahirnya baik, serta batinnya juga senantiasa bersama Allah, jujur dalam perkataan dan perbuatan, maka dia tidak akan mengalami su’ul khatimah. Sebaliknya, su’ul khatimah akan dialami oleh orang yang aqidahnya rosak, amalan lahirnya rosak, berani melakukan dosa-dosa besar, bahkan mungkin ia melakukan itu sampai ajal menjemput tanpa sempat bertaubat.

Kerana itu, selayaknya bagi orang yang berakal agar mewaspadai ketergantungan hatinya terhadap perbuatan-perbuatan haram, dan mengharuskan hati, lisan serta anggota badannya untuk mengingat Allah dan tetap taat kepada Allah di manapun berada.

Ya Allah, jadikanlah amal terbaik kami sebagai penutup amal kami. Jadikanlah umur terbaik kami sebagai akhirnya. Dan jadikanlah hari terbaik kami sebagai hari kami menjumpai-Mu
Ya Allah, berilah taufik kepada kami untuk melaksanakan berbagai kebaikan dan menjauhi semua kemungkaran.


Wallahua'lam

by MAJELIS TAUSIAH PARA KYAI &


Tiada ulasan:

Catat Ulasan

KALAM ULAMA - HABIB ALI ALHABSYI

Part 1 1. Ibu saya membiasakan saya dari kecil untuk berdoa sebelum tidur , " ya Allah... ampunilah kesalahan orang-orang yang hari ini...