Khamis, 31 Mei 2012

TINGGALKANLAH ORANG-ORANG YANG BODOH ITU…


Ibnu Qayyim al-Jauziyah berkata: “Jika anda diuji dengan orang-orang yang dungu, maka serahlah jasadmu dan pergilah bersama rohmu, jauhi dan pergi, pasang telinga tuli dan mata buta, hingga ALLAH memberikan  jarak antara dirimu dengan dirinya.”

Ingatlah firman ALLAH yang bermaksud: “Dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batasan.
( Al-Kahfi :28 )

Rabu, 30 Mei 2012

10 KELEBIHAN DAN KEISTIMEWAAN ISLAM

Gambar hiasan
BERSIFAT RABBANI
Hukum-hakam, peraturan dan segala syariat bukan ciptaan manusia, tetapi ciptaan ALLAH Yang Maha Kuasa dan menjadikan semua makhluk  dengan sebaik-baiknya. Manusia adalah sebaik-baik makhluk  yang ALLAH jadikan. ALLAH dengan sifat KebijaksanaanNya meletakkan semua perkara di tempat yang bersesuaian.
Firman ALLAH, surah al Anfal, ayat 71 bermaksud: “ALLAH itu Maha  Mengetahui dan Maha Bijaksana”

BERSIFAT UNIVERSAL
Setiap hukum hakam, perundangan dan dasar yang digubal oleh ALLAH bertujuan untuk memberi kesenangan kepada makhluk di alam  ini.
Firman ALLAH dalam surah Ali Imran, ayat 110 bermaksud: “Kamu adalah umat terbaik yang diutuskan untuk umat manusia, kerana kamu menyuruh  berbuat kebaikan, mencegah kemungkaran dan beriman kepada ALLAH.”

SYUMUL
Bermaksud syariat yang suci dan mengandungi pelbagai peraturan meliputi semua aspek kehidupan manusia secara terperinci dan mantap.
Firman ALLAH dalam surah al An’am, ayat 38 bermaksud ,”Kami tidak mengalpakan sesuatu pun dalam al Quran.”

MEMBERI DAN MEMPERBAHARUI
SYARIAT ISLAM memenuhi kehendak setiap zaman, walaupun zaman sentiasa  berubah dan berkembang.
Firman ALLAH, surah al Hujarat, ayat 13, bermaksud “Orang yang mulia di antara kamu di sisi ALLAH ialah orang yang paling bertaqwa.”

SEIMBANG  ANTARA MATERIAL DAN KEROHANIAN
ISLAM melihatnya  sebagai satu kesatuan yang saling melengkapi antara hak manusia terhadap Tuhan. Syariat Islam yang lengkap tidak mensyariatkan sesuatu tegahan dengan mutlak, seperti memencilkan diri daripada masyarakat dan hanya beribadat.

Dalam masa yang sama  Islam juga tidak membenarkan manusia tenggelam dalam hal-hal duniawi.
Firman ALLAH dalam surah an Nur, ayat 37 yang bermaksud: “Lelaki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan  dan juga jual,beli dari mengingati ALLAH, mendirikan solat, membayar zakat, berasa takut akan suatu hari nanti di mana hati dan penglihatan menjadi berubah-ubah.”

SEIMBANG ANTARA KEPENTINGAN INDIVIDU DAN MASYARAKAT
ISLAM menjamin kewujudan peribadi seseorang dan menganggapnya mempunyai tanggungjawab terhadap ALLAH, diri sendiri dan masyarakat.
Firman ALLAH , dalam surah al-Baqarah, ayat 256, bermaksud: “Tidak ada paksaan dalam memeluk Islam. Sesungguhnya jalan yang benar telah jelas  daripada jalan yang batil ( salah).”

 MUDAH, SEDERHANA DAN LOJIK
Islam adalah agama yang bertolak ansur, tidak memaksa umatnya melakukan sesuatu di luar kemampuan.
Firman ALLAH , surah al Hajj, ayat 78 bermaksud; “ALLAH sekali-kali tidak menjadikan sesuatu kesempitan dalam agama untuk kamu.”

MENYEMPURNAKAN, MENUTUP DAN MEMELIHARA
Pelengkap segala dakwah dan risalah para Nabi terdahulu rasulullah SAW menerangkan bahawa baginda diutuskan untuk  menyempurnakan akhlak yang mulia dan melengkapkan syariat Rasul-Rasul terhadulu.
Firman ALLAH dalam surah al-Maidah, ayat 3 yang bermaksud :”Pada hari ini AKU (ALLAH) telah menyempurnakan agamamu kepada kamu, mencukupkan segala kenikmatanKu kepadamu dan meredai Islam itu sebagai agamamu.”

BERASAS DAN BERKEKALAN
Mempunyai sumber abadi iaitu al-Quran yang kekal terpelihara tanpa terdedah kepada penyelewangan, perubahan danpindahan.
Firman ALLAH dalam surah al Hijr, ayat 9 bermaksud; “Sesungguhnya Kami yang menurunkan  al Zikr ( al Quran) dan Kami benar-benar akan memeliharanya.”

KEADILAN MUTLAK
KONSEP Islam yang sejati ialah menegakkan keadilan kepada manusia, menjalin tali persaudaraan
 ( silaturahim), memelihara keturunan, kehormatan, harta dan akal  sebagaimana diwajibkan agama dan akhlak.”
Firman ALLAH dalam surah al- Maidah , ayat 15 dan 16 yang bermaksud’:
Sesungguhnya telah datang kepada kamu, cahaya dari ALLAH dan kitab yang nyata denga kitab itulah ALLAH akan memberikah hidayah kepada orang mengikut  keredaan-Nya menuju jalan keselamatan (dan ) ALLAH mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada  cahaya yang terang benderang dengan izin-Nya dan memberikan petunjuk ke jalan yang lurus.”

Wallahua’lam

Ahad, 27 Mei 2012

HAMKA…..CinTa iTu…

Gambar hiasan
Menurut Pak Hamka...mengenai CinTa

CINTA yang berdasar rasa kagum, rasa bangga, rasa senang kepada pasangannya masih mengandungi  hal-hal yang sensitif kerana pada suatu saat rasa cinta itu bisa berubah.


"CINTA yang berdasar rasa kasihan itu adalah cinta yang sangat kuat[ yang paling aman]"

“ Cinta itu adalah perasaan yang mesti ada pada tiap-tiap manusia, ia laksana setitis embun yang turun dari langit, bersih dan suci. Jika ia  jatuh pada tanah yang subur, di sana akan tumbuh kesucian hati, keikhlasan, setia, budi pekerti yang tinggi dan lain-lain perangai terpuji “

“CINTA bukan melemahkan hati, bukan membawa putus asa, bukan menimbulkan tangis Sali sedan. TETAPI cinta menghidupkan penghargaan, menguatkan hati dalam perjuangan, menempuh onak dan duri penghidupan.”

“ CINTA bukan mengajar kita lemah, tetapi membangkitkan kekuatan. CINTA bukan mengajar kita menghinakan diri, tetapi menghembuskan kegagahan. CINTA bukan melemahkan semangat, tetapi membangkitkan semangat”.

Sabtu, 26 Mei 2012

Cincin Pemanis Jari dalam Sunnah Nabi



Posted by: Habib Ahmad

Cincin, atau dalam bahasa Arabnya khatm, bukan hal yang baru. Memakai cincin merupakan tradisi berpenampilan yang juga dilakukan Nabi Muhammad SAW dan para sahabat. Dan, bukankah Nabi SAW adalah sebaik-baik contoh dan teladan dalam segala hal?

Imam At-Tirmidzi menulis sebuah karya berjudul Asy-Syamail, yang menghimpun dan menulis berbagai riwayat tentang kepribadian Nabi SAW dalam berbagai hal. Disebutkan, Sepeninggal Nabi, cincin baginda terus dirawat oleh Khalifah Abubakar dan Umar, sebagaimana diriwayatkan dalam hadits-hadits tentang tabarruk, mengharap berkah.

Cincin merupakan aksesori berpakaian. Selain menunjang estetika penampilan, bagi kalangan tertentu, memakai cincin juga menjadi identiti tambahan yang mengandungi makna tertentu.
Bentuk cincin dari masa ke masa mengalami perubahan, sesuai kemajuan teknologi dan penemuan barang tambang jenis bebatuan.

Kebiasaan memakai cincin ini sudah ada bersama kehadiran manusia, yang menyukai pernak-pernik penunjang keindahan, terlebih kaum Hawa. Bahkan kebiasaan memberi dan menerima cincin dalam pernikahan ternyata sudah dimulai sejak lebih dari 4.800 tahun lalu.

Cincin pernikahan biasanya dipasang di jari manis. Kebiasaan posisi jari ini konon berakar dari kepercayaan bangsa Tudor abad ke-16 M bahwa jari manis tangan kiri berhubungan dengan pembuluh darah yang berhubungan langsung dengan jantung. Dari pemahaman ini, lalu muncul semacam pemaknaan, sang pemakai cincin sedang berada dalam sebuah hubungan yang menyangkut perasaan hati dan degupan jantung.

Bagi wanita, cincin bisa menunjukkan status sosial, kemapanan tingkat ekonomi, dan membuat ia terlihat semakin cantik dan glamor. Tetapi bagi pria, lebih pada rasa percaya diri, atau kegagahan.

Bahkan,. bagi sebahagian pria dan tradisi masyarakat, batu cincin konon bisa menjadi penolong atau pembantu dirinya, alias memiliki unsur mistik. Dalam hal ini batu cincin yang dimaksud dijadikan jimat, yang mempunyai kekuatan supranatural. Lantaran bisa menuju pada kemusyrikan, kepercayaan yang terakhir ini dilarang agama.

Tradisi Nabi
Memakai cincin merupakan sunnah Nabi Muhammad SAW. Bahkan diceritakan, Nabi Sulaiman AS dan Nabi Dawud AS juga memakai cincin.

Sebagaimana diriwayatkan Imam At-Tirmidzi dalam kitabnya, Asy-Syamail, cincin Rasulullah SAW kemudian dipakai Abubakar Ash-Shiddiq RA, lalu dipakai Umar RA, kemudian Utsman bin Affan RA, sampai kemudian terjatuh di Sumur Aris.

AI-Bukhari meriwayatkan bahawa Anas RA berkata, “Cincin Rasul SAW di tanganku, lalu setelahku dipakai oleh Abubakar, dan setelah dari tangan Abubakar dipakai Umar, lalu pada tangan Utsman, dan kemudian terjatuh di Sumur Aris. Tiga hari kami mencarinya, namun kami tak menemukannya.”

Para sahabat Nabi SAW, seperti Abdullah bin Umar RA dan Abdullah bin Az-Zubair RA, meniru sunnah ini sebagai bentuk kecintaan kepada Baginda Rasulullah SAW. Abdullah bin Mas’ud RA, sebagaimana diriwayatkan, Imam Ibnu Abdil Barr, dalam kitab At-Tamhid, memakai cincin besi. Sedangkan Imam Syuraih dan Imam Abu Hanifah memakai cincin perak. Namun, kalaupun banyak salaf yang tidak memakai cincin, tidak berarti mereka mengharamkannya.

Dalam beberapa riwayat hadits disebutkan, Rasulullah SAW pada awalnya mengenakan cincin yang terbuat dari emas sebelum adanya syari’at pelarangan mengenakan emas bagi kaum laki-laki.

Di antara beberapa riwayat itu adalah apa yang disebutkan Imam Malik dalam kitabnya AI-Muwaththa`. Dari Abdullah bin Umar RA, Rasulullah SAW pernah mengenakan cincin dari emas kemudian dibuang olehnya seraya berkata, “Aku tidak akan mengenakannya (cincin emas) selama-lamanya.” Maka para sahabat yang menyaksikannya pada saat itu pun membuang cincin-cincin emas mereka.

Di dalam hadits yang diriwayatkan Anas bin Malik RA disebutkan, cincin Rasulullah SAW terbuat dari perak, dan batu cincinnya adalah batu Habasyi (HR Muslim). Adapun bentuk cincin Rasulullah SAW? Sebagaimana disebutkan Ibnu Al-Qayyim dalam kitab tarikhnya yang berjudul Zad al-Ma’ad, sekembalinya dari Hudaibiyah beliau menulis surat kepada para penguasa di Timur dan Barat yang dibawa oleh para kurirnya.

Tatkala beliau hendak menulis surat kepada raja Romawi, dikatakan kepada beliau, “Sesungguhnya mereka (orang-orang Romawi) tidak akan membaca suatu surat kecuali apabila dibubuhi tanda (stempel).” Maka atas usulan itu, Rasulullah SAW menjadikan cincinnya, yang terbuat dari perak yang di atasnya terdapat ukiran terdiri dari tiga baris, Muhammad pada satu baris, Rasul pada satu baris, dan Allah pada satu baris, sebagai stempelnya. Beliau pun menstempel surat-surat yang dikirimkan kepada para raja dengannya serta mengutus enam orang pada satu hari di bulan Ramadhan tahun 7 H.

Di mana Nabi Mengenakan Cincinnya?

Bagaimanakah Rasulullah SAW menyematkan cincin di jarinya? Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Muhammad bin Ishaq dikatakan, “Aku menyaksikan Ash-Shalt bin Abdullah bin Naufal bin Abdul Muththallib mengenakan cincin di jari kelingking kanan. Maka aku berkata, ‘Apa ini?
la menjawab, ‘Aku pernah melihat Ibnu Abbas mengenakan cincinnya seperti ini dan menjadikan batu cincinnya di bahagian luarnya.’la kembali mengatakan, `Tidaklah Ibnu Abbas menyakini hal itu kecuali ia menyebutkan bahawa Rasulullah SAW mengenakan cincinnya seperti itu’.” (HR Abu Dawud).

Selain riwayat tentang peletakan cin¬cin di jari kanan di atas itu, juga ada riwayat lain yang menyatakan bahawa Nabi SAW juga mengenakan cincinnya di jari tangan kiri. Imam Muslim, di dalam Shahihnya Dari hadits Tsabit dari Anas bin Malik.RA, berkata, “Cincin Nabi SAW dikenakan di sini (la mengisyaratkan kepada jari kelingking kirinya).” Dan An-Nasa i juga mengeluarkan hadits seperti ini.

Adh-Dhaya’i juga mengeluarkan hadits Qatadah dari Anas, “Aku melihat putihnya cincin Nabi SAW di jari kirinya.” Dan orang-orang di dalam sanad hadits ini bisa dijadikan dasar argumentasi di dalam keshahihanya. At-Tirmidzi juga mengeluarkan hadits Abi Ja’far Muham¬mad dari bapaknya, “Hasan dan Husein mengenakan cincin di tangan kirinya.”

Dari beberapa riwayat hadits di atas tampaklah, ada riwayat yang menyatakan bahawa Rasulullah SAW mengenakan cincin pada jari kelingking kanannya, namun ada juga riwayat yang menyebutkan pada jari kelingking kirinya.

Para ulama berbeza pendapat di dalam menggabungkan hadits-hadits yang berbeza tersebut. Ada di antara mereka yang menyamakan kedua hal tersebut, ertinya cincin itu bisa dikenakan di jari kanan atau kiri. Tapi ada juga yang mengatakan bahawa pada awalnya Rasulullah SAW mengenakan cincin pada tangan kanan, namun kemudian baginda memindahkannya ke tangan kiri.
Adapun pendapat Imam Nawawi di dalam Syarh Shahih Muslim karyanya menyebutkan, ijma’ para fuqaha membolehkan pengenaan cincin pada tangan kanan, dan membolehkannya pada tangan kiri, serta keduanya pun tidaklah dimakruhkan.

Imam Malik menganjurkan untuk dikenakan di tangan kiri dan memakruhkan pengenaannya di tangan kanan. Sedangkan dalam Madzhab Syafi’i bahawa tangan kanan lebih utama. Kerana cincin merupakan hiasan, maka tangan kanan lebih mulia dan lebih berhak untuk perhiasan dan kemuliaan
.
Yang jelas, Rasulullah SAW melarang menggunakan cincin di jari tengah dan telunjuk, sebagaimana disebutkan dalam Shahih Muslim, dalam hadits no. 2078.

Imam AI-Bukhari meriwayatkan hadits dari Anas bin Malik RA bahwa Rasulullah SAW mengenakan cincin yang terbuat Dari perak dan diukir di atasnya tulisan Muhammad Rasulullah. Dan beliau mengatakan, “Aku telah mengukir di atasnya (tulisan) Muhammad Rasulullah, maka janganlah salah seorang mengukimya (seperti ukiran Muhammad Rasulullah).”

Belasan hadits riwayat Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim menjelaskan bahwa Nabi SAW memakai cincin perak dan mengenakannya di jari kelingkingnya, demikian pula dengan para sahabat. Mereka juga menggunakan cincin jenis perak, sehingga hukumnya sunnah bagi pria.



HINDARI BERSANGKA BURUK, MENCARI KELEMAHAN ORANG



Gambar hiasan 
Oleh Syed Abi Ghufran Syed Ahmad al-Idrus

 Hanya keimanan, takwa boleh tangani penyakit hati
.
SUATU hari di tepi sungai Dajlah, Hassan al-Basri melihat seorang pemuda duduk berdua-duaan dengan seorang wanita. Di sisi mereka terletak sebotol arak. Lalu Hassan al-Basri berbisik, alangkah jahatnya orang itu dan alangkah baiknya kalau dia seperti aku. 

Tiba-tiba Hassan al-Basri melihat sebuah perahu di tepi sungai yang sedang tenggelam. Lelaki yang duduk di tepi sungai tadi segera terjun untuk menolong penumpang perahu yang hampir lemas. Enam dari tujuh penumpang itu berjaya diselamatkannya.

Firman Allah SWT yang bermaksud: “Wahai orang yang beriman! Jauhilah kebanyakan daripada sangkaan (supaya kamu tidak menyangka sangkaan yang dilarang) kerana sesungguhnya sebahagian dari sangkaan itu adalah dosa dan janganlah kamu mengintip atau mencari-cari kesalahan dan keaiban orang dan janganlah setengah kamu mengumpat setengahnya yang lain. Adakah seseorang dari kamu suka memakan daging saudaranya yang telah mati? (Jika demikian keadaan mengumpat) maka sudah tentu kamu jijik kepada-Nya. (Oleh itu, patuhilah larangan itu) dan bertakwalah kamu kepada Allah Sesungguhnya Allah penerima taubat lagi Maha Mengasihani.”
(Surah al-Hujurat, ayat 12)

Kemudian dia berpaling ke arah Hassan al-Basri dan berkata: “Jika tuan memang lebih mulia daripada saya, maka dengan nama Allah, selamatkanlah seorang lagi yang belum sempat saya tolong. Tuan diminta untuk menyelamatkan seorang saja sedangkan saya telah menyelamatkan enam orang.”

 Bagaimanapun Hassan al-Basri gagal menyelamatkan yang seorang lagi itu. Maka lelaki itu berkata padanya: “Tuan, sebenarnya wanita yang duduk di samping saya ini adalah ibu saya, sedangkan botol itu hanya berisi air biasa bukan arak. Ini hanya untuk menguji tuan.” Hassan al-Basri terpegun lalu berkata: “Kalau begitu, sebagaimana engkau telah menyelamatkan enam orang tadi daripada bahaya tenggelam ke dalam sungai, maka selamatkanlah saya daripada tenggelam dalam kebanggaan dan kesombongan. Orang itu menjawab: Mudah-mudahan Allah memperkenankan permohonan tuan.”

Sejak itu, Hassan al-Basri selalu merendahkan diri bahkan ia menganggap dirinya sebagai makhluk yang tidak lebih daripada orang lain. Mencari kesalahan orang lain hadir apabila wujudnya sangkaan buruk dalam hati sehingga terbukalah kesalahan, keaiban atau kelemahan seseorang yang menyebabkan si pelaku itu berasa puas. Ia adalah penyakit hati yang akan menyerang sesiapa saja. Hanya keimanan dan ketakwaan yang kukuh mampu mengatasi rasa buruk sangka dan mencari kesalahan orang.

Firman Allah SWT yang bermaksud: Dan orang yang mengganggu serta menyakiti lelaki yang beriman dan perempuan yang beriman dengan perkataan atau perbuatan tidak tepat dengan sesuatu kesalahan dilakukannya maka sesungguhnya mereka telah memikul kesalahan menuduh secara dusta dan berbuat dosa yang amat nyata.” (Surah al-Ahzab, ayat 58)

Hubungan baik antara satu dengan lain khususnya antara sesama Muslim harus dijalin dengan sebaik-baiknya kerana Allah SWT telah menggariskan bahawa setiap Mukmin itu bersaudara seperti dalam firman-Nya yang bermaksud: Sesungguhnya orang Mukmin adalah bersaudara kerana itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat.” (Surah al-Hujuraat, ayat 10)

Hidup kita tidak lekang daripada disangka buruk dan bersangka buruk. Kunci menanganinya adalah beristighfar dan taubat. Nabi SAW bersabda yang bermaksud: “Setiap anak Adam itu ada kesilapan (dosa) dan orang berdosa yang terbaik adalah mereka yang bertaubat.” (Hadis riwayat at-Tarmizi).

Firman Allah SWT yang bermaksud: “Wahai orang yang beriman! Jauhilah kebanyakan daripada sangkaan (supaya kamu tidak menyangka sangkaan yang dilarang) kerana sesungguhnya sebahagian dari sangkaan itu adalah dosa dan janganlah kamu mengintip atau mencari-cari kesalahan dan keaiban orang dan janganlah setengah kamu mengumpat setengahnya yang lain. Adakah seseorang dari kamu suka memakan daging saudaranya yang telah mati? (Jika demikian keadaan mengumpat) maka sudah tentu kamu jijik kepada-Nya. (Oleh itu, patuhilah larangan itu) dan bertakwalah kamu kepada Allah Sesungguhnya Allah penerima taubat lagi Maha Mengasihani.” (Surah al-Hujurat, ayat 12)

Menuduh orang melakukan perbuatan mungkar tanpa mempunyai bukti kukuh kini menjadi lumrah. Malah orang yang bersangka buruk itulah yang diagungkan sebagai orang hebat dan bijak. Inilah petanda akhir zaman apabila manusia tidak berbangga dengan kerja amal sebaliknya gah dengan dosa dilakukan. Sangkaan buruk boleh terjadi dengan beberapa sebab antaranya godaan dan tipu helah syaitan yang merangsang manusia bergaduh, mengumpat, melempar tohmahan, membuat pakatan jahat dan berpecah belah.

Jiwa yang lemah juga akan mendorong seseorang mudah terikut dengan pemikiran negatif dan buruk terhadap orang lain. Perasaan sombong dan bongkak turut mewujudkan sifat negatif ini yang menyebabkan seseorang itu merasakan dirinya lebih baik daripada orang lain. Jika perkara ini tidak ditegah, ia akan merugikan semua pihak dan mengundang bala Allah SWT yang datang tanpa mengira darjat, iman dan bangsa. Apabila kita memiliki sifat buruk sangka, ada sejumlah kerugian yang akan kita peroleh baik dalam kehidupan di dunia mahupun akhirat. Ia adalah wadah kehancuran, mengundang segala macam keruntuhan.

Islam mendidik umatnya supaya mendahulukan bersangka baik berbanding cepat bersangka buruk. Hukuman tidak harus dijatuhkan hanya berdasarkan kepada sangkaan. Ulama dan cendekiawan Islam menyarankan beberapa cara dan penawar bagi menyembuh penyakit ini antaranya bermuhasabah diri setiap hari serta jadikanlah diri kita seorang yang dapat menguasai was-was, bukan yang dikuasai was-was. Saidina Umar bin al-Khattab berkata: “Jangan kamu membuat sangkaan terhadap satu kalimah yang keluar daripada seorang saudara Mukminmu kecuali kebaikan selagi kamu masih ada cara untuk meletakkannya di tempat yang baik.”


Jumaat, 25 Mei 2012

MABUK DALAM CINTA TERHADAP ALLAH


                        Dikisahkan dalam sebuah kitab karangan Imam Al-Ghazali bahawa pada suatu hari Nabi Isa a.s berjalan di hadapan seorang pemuda yang sedang menyiram air di kebun. Bila pemuda yang sedang menyiram air itu melihat kepada Nabi Isa a.s berada di hadapannya maka dia pun berkata, "Wahai Nabi Isa a.s, kamu mintalah dari Tuhanmu agar Dia memberi kepadaku seberat semut Jarrah cintaku kepada-Nya." Berkata Nabi Isa a.s, "Wahai saudaraku, kamu tidak akan terdaya untuk seberat Jarrah itu." 

                        Berkata pemuda itu lagi, "Wahai Isa a.s, kalau aku tidak terdaya untuk satu Jarrah, maka kamu mintalah untukku setengah berat Jarrah." Oleh kerana keinginan pemuda itu untuk mendapatkan kecintaannya kepada Allah s.w.t., maka Nabi Isa a.s pun berdoa, "Ya Tuhanku, berikanlah dia setengah berat Jarrah cintanya kepada-Mu." Setelah Nabi Isa a.s berdoa maka beliau pun berlalu dari situ.  Selang beberapa lama Nabi Isa a.s datang lagi ke tempat pemuda yang memintanya berdoa, tetapi Nabi Isa a.s tidak dapat berjumpa dengan pemuda itu. Maka Nabi Isa a.s pun bertanya kepada orang yang lalu-lalang di tempat tersebut, dan berkata kepada salah seorang yang berada di situ bahawa pemuda itu telah gila dan kini berada di atas gunung. 

                        Setelah Nabi Isa a.s mendengat penjelasan orang-orang itu maka beliau pun berdoa kepada Allah s.w.t., "Wahai Tuhanku, tunjukkanlah kepadaku tentang pemuda itu." Selesai sahaja Nabi Isa a.s berdoa maka beliau pun dapat melihat pemuda itu yang berada di antara gunung-ganang dan sedang duduk di atas sebuah batu besar, matanya memandang ke langit. Nabi Isa a.s pun menghampiri pemuda itu dengan memberi salam, tetapi pemuda itu tidak menjawab salam Nabi Isa a.s, lalu Nabi Isa berkata, "Aku ini Isa a.s." Kemudian Allah s.w.t. menurunkan wahyu yang berbunyi, "Wahai Isa, bagaimana dia dapat mendengar perbicaraan manusia, sebab dalam hatinya itu terdapat kadar setengah berat Jarrah cintanya kepada-Ku. Demi Keagungan dan Keluhuran-Ku, kalau engkau memotongnya dengan gergaji sekalipun tentu dia tidak mengetahuinya." 

Barangsiapa yang mengakui tiga perkara tetapi tidak menyucikan diri dari tiga perkara yang lain maka dia adalah orang yang tertipu. 
1. Orang yang mengaku kemanisan berzikir kepada Allah s.w.t., tetapi dia mencintai dunia.                                     

2. Orang yang mengaku cinta ikhlas di dalam beramal, tetapi dia inginmendapat sanjungan dari manusia.            

3. Orang yang mengaku cinta kepada Tuhan yang menciptakannya, tetapi tidak berani merendahkan dirinya. 

Nabi Muhammad s.a.w. telah bersabda, "Akan datang waktunya umatku akan mencintai lima lupa kepada yang lima : 



1. Mereka cinta kepada dunia. Tetapi mereka lupa kepada akhirat. 

2. Mereka cinta kepada harta benda. Tetapi mereka lupa kepada hisab. 

3. Mereka cinta kepada makhluk. Tetapi mereka lupa kepada al-Khaliq. 

4. Mereka cinta kepada dosa. Tetapi mereka lupa untuk bertaubat. 

5. Mereka cinta kepada gedung-gedung mewah. Tetapi mereka lupa kepada kubur." 


JURU DAKWAH YANG TIDAK GENTAR

Gambar hiasan

                        Kekalahan umat Islam dalam perang Uhud menyebabkan bangkitnya kemarahan orang-orang Badwi di sekitar Madinah untuk mencemuh dan mengungkit-ngungkit dendam lama yang sebelumnya sudah terpendam. Namun tanpa curiga sedikit pun Nabi Muhammad s.a.w. memberikan sambutan baik atas kedatangan sekelompok pedagang Arab yang menyatakan keinginan sukunya hendak mendengar dan memeluk Islam. Untuk itu mereka meminta para jurudakwah dikirimkan ke kampung suku itu. Rasulullah s.a.w meluluskan. Enam orang sahabat yang alim diutus untuk melaksanakan tugas tersebut. Mereka berangkat bersama para pedagang Arab itu. 
                        Di kampung Ar-Raji, dalam wilayah kekuasaan suku Huzail, para pedagang itu tiba-tiba melakukan pengurangan atas keenam sahabat Rasulullah s.a.w, sambil berseru meminta bantuan kaum Huzail. Keenam pendakwah itu dengan pantas menghunus senjata masing-masing dan siap mengadakan perlawanan, setelah insaf bahawa mereka tengah dijebak. Para pedagang yang licik tadi berteriak, "Sabar saudara-saudara. Kami tidak bermaksud membunuh atau menganiayai kalian. Kami cuma mahu menangkap kalian untuk kami jual ke Makkah sebagai budak belian. Keenam sahabat Rasulullah s.a.w itu tahu nasib mereka bahkan lebih buruk daripada terbunuh dalam pertarungan tidak berimbang itu. Kerana mereka segera bertakbir seraya menyerang dengan tangkas. 


                        Terjadilah pertempuran seru antara enam pendakwah berhati tulus dengan orang-orang yang beringas yang jumlahnya jauh lebih besar. Pedang mereka ternyata cukup tajam. Beberapa orang lawan telah menjadi korban. Akhirnya tiga sahabat tertusuk musuh dan langsung gugur. Seorang lagi dibaling batu beramai-ramai hingga tewas. Bakinya tinggal dua orang; Zaid bin Addutsunah dan Khusaib bin Adi. Apalah daya dua orang pejuang, betapa pun lincahnya perlawanan mereka, menghadapi begitu banyak musuh yang tangguh? Selang beberapa saat sesudah jatuhnya empat sahabat tadi, kedua orang itu dapat dilumpuhkan dan belenggu. Lalu mereka diangkut menuju pasar budak di Makkah. Zaid dibeli oleh Shafwan bin Umayyah. Ayah Shafwan, Umayyah bin Khalaf, adalah majikan Bilal dan Amir bin Fuhairah. Umayyah terkenal sangat kejam kepada budak-budaknya. Bilal pernah disalib di atas pasir dan dijemur di tengah terik matahari dengan badan ditindihi batu. Untung Bilal ditebus oleh Saiyidina Abu Bakar Assidiq dan dimerdekakan. Orang Habsyi ini kemudian terkenal sebagai sahabat dekat Rasulullah s.a.w. dan diangkat sebagai Muazin, tukang azan. 


                        Dalam perang Badar, Umayyah bin Khalaf berhadap-hadapan dengan bekas budaknya itu. Dan Bilal berhasil membunuhnya dalam pertempuran yang sengit satu lawan satu. Adapun Khubaib bin Adi diambil oleh Uqbah bin Al-Harits dengan tujuan yang sama seperti maksud Shafwan membeli Zaid bin Abdutsunah. Iaitu untuk membalas dendam kebencian mereka kepada umat Islam. Maka oleh orang-orang Quraisy, Zaid diseret menuju Tan'im, salah satu tempat untuk miqat umrah. DI sanalah Zaid akan dijalani hukuman pancung, buatkan sesuatu yang ia tidak pernah melakukannya, iaitu terbunuhnya Umayyah bin Khalaf, ayahanda Shafwan. Menjelang algojo menetak parangnya, pemimpin kaum Musyrikin Abu Sufyan bertanya garang, "Zaid bedebah, apakah engkau senang seandainya di tempatmu ini Muhammad, sedangkan engkau hidup tenteram bersama keluargamu di rumah ?" 


                        "Janganlah begitu," bantah Zaid dengan keras. "Dalam keadaan begini pun aku tidak rela Rasulullah s.a.w. tertusuk duri kecil di rumahnya." Abu Sufyan menjadi marah. "Bereskan," teriaknya kepada algojo. Dalam sekelip mata, sebilah parang berkilat di tengah terik matahari dan darah segar menyembur keluar. Zaid bin Abdutsunah gugur setelah kepalanya dipotong, menambah jumlah penghuni syurga dengan seorang syuhada' lagi. Di hati Abu Sufyan dan orang-orang Quraisy lainnya timbul kehairanan akan kesetiaan para sahabat kepada Muhammad. Sampai tergamam di bibir Abu Sufyan ucapan kagum, "Aku tidak pernah menemukan seorang yang begitu dicintai para sahabat seperti Muhammad." 


                         Sesudah selesai pemancungan Zaid, datang pula rombongan lain yang menyeret Khubaib bin Adi. Sesuai dengan hukum yang berlaku di seluruh Tanah Arab, kepada pesalah yang dijatuhi qisas mati diberikan hak untuk menyampaikan permintaan terakhir. Demikian juga Khubaib. Juru dakwah yang bestari ini meminta izin untuk solat sunnah dua rakaat. Permohonan tersebut dikabulkan. Dengan khusyuk dan tenang, seolah-olah dalam suasana aman tenteram tanpa ancaman kematian, Khubaib melaksanakan ibadahnya sampai selesai. Setelah salam dan mengangkat dua tangan, ia berkata, "Demi Allah. Andaikata bukan kerana takut disangka aku gentar menghadapi maut, maka solatku akan kulakukan lebih panjang." 


                         Khubaib disalib dahulu lalu dihabisi sepertimana dilaksanakan ke atas Zaid bin Abdutsunah. Jasadnya telah lebur sebagaimana jenazah lima sahabatnya yang lain. Namun semangat dakwah mereka yang dilandasi keikhlasan untuk menyebarkan ajaran kebenaran takkan pernah padam dari permukaan bumi. Semangat itu terus bergema sehingga makin banyak jumlah pendakwah yang dengan kekuatan sendiri, atas biaya peribadi, menyelusup keluar-masuk pedalaman berbatu-batu karang atau berhutan-hutan belantara buat menyampaikan firman Tuhan menuju keselamatan.

Rabu, 23 Mei 2012

DOA ..Aa Gym

Gambar hiasan
LA ILLAA HA ILLA ANTA  SUBHANAKA INNI KUNTU MINAS dZOLIMIN

LA ILLAA HA ILLA ANTA  SUBHANAKA INNI KUNTU MINAS dZOLIMIN

LA ILLAA HA ILLA ANTA  SUBHANAKA INNI KUNTU MINAS dZOLIMIN

ALLAHUMA ….SOLI ALA SAIDINA MUHAMMAD… 


•       DUHAI YANG MAHA MENDENGAR
       Ampuni jikalau selama ini, kami termasuk amat sombong dalam pandangan-Mu
•      Ampuni jikalau kami sering membesar-besarkan diri kami, dan meremehkan 
       keagungan-Mu
•     Ampuni.. jikalau kami SERING MENDUSTAKAN KEBENARAN-MU
•     AMPUNI JIKALAU KAMI meremehkan agamaMu ya Allah
•     Ampuni JIKALAU kami Engkau saksikan enggan menerima nasihat  

Ya Allah, ampuni segala ketakkaburan kami
       Ampuni jikalau kami sering meremehkan orang-orang yang berkedudukan di sisi-Mu
       Ampuni jikalau KAMI SERING menghina dan merendahkan orang-orang yang doafak…
       RABB…. ampuni JIKALAU kami jika sering mencela dan menghina para ulama
       DUHAI YA ALLAH, ampuni segala ketakkaburan kami,
       segala ujub yang ada di hati ini, Engkau Maha Tahu .
GANTIKAN SEGALA KESOMBONGAN KAMI DENGAN ketawaddukan .
YA ALLAH…. JANGAN BIARKAN KAMI MENJADI MAKHLUK SOMBONG  SEKECIL APA PUN
       ANGKAT DERAJAT KAMI dengan HATI yang SELALU RENDAH HATI
       JAUHKAN KAMI dari SIFAT RIAK… PAMER.     YA ALLAH
       JAUHKAN KAMI..DARI SIFATGEMAR BERMEGAH-MEGAHAN pamer KEMEWAHAN
       DORONGkan KAMI menjadi ORANG yang SELALU NIKMAT QONAAH BERSAHAJA
       YA ALLAH,… JAUHKAN   KAMI DARI SIFAT riak pamer amal KEBAIKAN
       BERIKAN kepada KAMI KENIKMAtAN….. untuk MENJADI ORANG yang BERHATI TULUS
          BERHATI IKHLAS…..  
YA ALLAH,…

JAUHKAN DIRI KAMI DARI PERBUATAN ZALIM…. terhadap siapapun SEKECIL APAPUN.


 CEGAHlah KAMI dari perbuatan maksiat
       Indahkan diri kami dengan hidup yang selalu rindu membahagikan dan MENOLONG
     HAMBA-hamba-MU
      WAHAI YANG MAHA MENDENGAR,…. KAMI TAK MAHU GAGAL… HIDUP INI YA ALLAH.
      KAMI INGIN bisa KAMI  PULANG kepada -Mu
      Kami TIDAK MAHU MENJADI AHLI NERaKA… YA,  ALLAH
       Kami ingin bisa BERJUMPA DENGAN RASUL-MU
       Ya Allah,…. KAPAN PUN HIDUP INI BERAKHIR, BERI KSEMPATAN KAMI MEMPERBAIKI DIRI,
       BERI KESEMPATAN KAMI BERBEKAL PULANG,
       JANGAN BIARKAN kehidupan dunia  INI MENIPU KAMI.
       Ya Allah hujangkan di hati ini kerinduan kepada-Mu

JADIKAN HARI-HARI kami, MENJADI HARI-HARI YANG PENUH  PENANTIAN
TUNTUN agar KAMI DAPAT MEMPERSEMBAHKAN YanG TERBAIK dari hidup ini
       ALLAH HUMMA…INNA …NAS ALUKA  RIDHAKALWALJANNAH …WAANAUU  ZUBIKA MIN
     SAHOTIKA WANNARR 
       Allahuma fir mukminin mukminat…MUSLIMIN WAL MUSLIMAT....

YA ALLAH .. JADIKAN HARI-HARI kami, MENJADI HARI-HARI YANG PENUH  PENANTIAN TUNTUN agar KAMI DAPAT MEMPERSEMBAHKAN yang TERBAIK dari hidup ini
       Selamatkan negeri ini YA ALLAH….SELAMATKAN UMATMU INI YA ALLAH JANGAN BIARKAN KEBATILAN,  KEZALIMAN BERMAHARAJALELA YA ALLAH
       BERIKAN KEMENANGAN KEPADA PENCINTA KEMENANGAN

   ROBBANA ATINA FIDDUNYA KHASANAH WAFIL AKHIROTI KHASANAH WA KINNA AZABBANNAR

Petikan Doa Aa Gym
 


Kata Bijak –Kata Cinta.( Mahabbah -Rabiatul Adawiyah / Sufi )


·         Cinta tidak pernah meminta, ia sentiasa memberi, cinta membawa penderitaan, tetapi tidak pernah berdendam, tak pernah membalas dendam. Di mana ada cinta di situ ada kehidupan; manakala kebencian membawa kepada kemusnahan.
·         Allah memberi kita dua kaki untuk berjalan, dua tangan untuk memegang, dua telinga untuk mendengar dan dua mata untuk melihat. Tetapi mengapa Allah hanya menganugerahkan sekeping hati pada kita? Karena Allah telah memberikan sekeping lagi hati pada seseorang untuk kita mencarinya. Itulah namanya Cinta.
·         Ada 2 titis air mata mengalir di sebuah sungai. Satu titis air mata tu menyapa air mata yang satu lagi,” Saya air mata seorang gadis yang mencintai seorang lelaki tetapi telah kehilangannya. Siapa kamu pula?”. Jawab titis air mata kedua itu,” Saya air mata seorang lelaki yang menyesal membiarkan seorang gadis yang mencintai saya berlalu begitu saja.”
·         Cinta sejati adalah ketika dia mencintai orang lain, dan kamu masih mampu tersenyum, sambil berkata: aku turut bahagia untukmu.
·         Jika kita mencintai seseorang, kita akan sentiasa mendoakannya walaupun dia tidak berada di sisi kita.
·         Jangan sesekali mengucapkan selamat tinggal jika kamu masih mahu mencoba. Jangan sesekali menyerah jika kamu masih merasa sanggup. Jangan sesekali mengatakan kamu tidak mencintainya lagi jika kamu masih tidak dapat melupakannya.
·         Perasaan cinta itu dimulai dari mata, sedangkan rasa suka dimulai dari telinga. Jadi jika kamu mahu berhenti menyukai seseorang, cukup dengan menutup telinga. Tapi apabila kamu Coba menutup matamu dari orang yang kamu cintai, cinta itu berubah menjadi titisan air mata dan terus tinggal di hatimu dalam jarak waktu yang cukup lama.
·         Cinta datang kepada orang yang masih mempunyai harapan walaupun mereka telah dikecewakan. Kepada mereka yang masih percaya, walaupun mereka telah dikhianati. Kepada mereka yang masih ingin mencintai, walaupun mereka telah disakiti sebelumnya dan kepada mereka yang mempunyai keberanian dan keyakinan untuk membangunkan kembali kepercayaan.
·         Jangan simpan kata-kata cinta pada orang yang tersayang sehingga dia meninggal dunia , lantaran akhirnya kamu terpaksa catatkan kata-kata cinta itu pada pusaranya . Sebaliknya ucapkan kata-kata cinta yang tersimpan dibenakmu itu sekarang selagi ada hayatnya.
·         Mungkin Allah menginginkan kita bertemu dan bercinta dengan orang yang salah sebelum bertemu dengan orang yang tepat, kita harus mengerti bagaimana berterima kasih atas karunia itu.
·         Cinta bukan mengajar kita lemah, tetapi membangkitkan kekuatan. Cinta bukan mengajar kita menghinakan diri, tetapi menghembuskan kegagahan. Cinta bukan melemahkan semangat, tetapi membangkitkan semangat.
·         Cinta dapat mengubah pahit menjadi manis, debu beralih emas, keruh menjadi bening, sakit menjadi sembuh, penjara menjadi telaga, derita menjadi nikmat, dan kemarahan menjadi rahmat.
·         Sungguh menyakitkan mencintai seseorang yang tidak mencintaimu, tetapi lebih menyakitkan adalah mencintai seseorang dan kamu tidak pernah memiliki keberanian untuk menyatakan cintamu kepadanya.
·         Hal yang menyedihkan dalam hidup adalah ketika kamu bertemu seseorang yang sangat bererti bagimu. Hanya untuk menemukan bahawa pada akhirnya menjadi tidak bererti dan kamu harus membiarkannya pergi.
·         Kamu tahu bahwa kamu sangat merindukan seseorang, ketika kamu memikirkannya hatimu hancur berkeping.
Dan hanya dengan mendengar kata “Hai” darinya, dapat menyatukan kembali kepingan hati tersebut.
·         Allah menciptakan 100 kasih sayang. 99 disimpan disisinya dan hanya 1 bahagian diturunkan ke dunia. Dengan kasih sayang yang satu bahagian itulah, makhluk saling berkasih sayang sehingga kuda mengangkat kakinya kerana takut anaknya terpijak.
·         Kadangkala kamu tidak menghargai orang yang mencintai kamu sepenuh hati, sehinggalah kamu kehilangannya. Pada saat itu, tiada guna penyesalam karena perginya tanpa patah lagi.
·         Jangan mencintai seseorang seperti bunga, kerana bunga mati kala musim berganti. Cintailah mereka seperti sungai, kerana sungai mengalir selamanya.
·         Cinta mampu melunakkan besi, menghancurkan batu, membangkitkan yang mati dan meniupkan kehidupan padanya serta membuat budak menjadi pemimpin. Inilah dahsyatnya cinta !
·         Permulaan cinta adalah membiarkan orang yang kamu cintai menjadi dirinya sendiri, dan tidak merubahnya menjadi gambaran yang kamu inginkan. Jika tidak, kamu hanya mencintai pantulan diri sendiri yang kamu temukan di dalam dirinya.
·         Cinta itu adalah perasaan yang mesti ada pada tiap-tiap diri manusia, ia laksana setitis embun yang turun dari langit,bersih dan suci. Cuma tanahnyalah yang berlain-lainan menerimanya. Jika ia jatuh ke tanah yang tandus, tumbuhlah oleh kerana embun itu kedurjanaan, kedustaan, penipu, langkah serong dan lain-lain perkara yang tercela. Tetapi jika ia jatuh kepada tanah yang subur,di sana akan tumbuh kesuciaan hati, keikhlasan, setia budi pekerti yang tinggi dan lain-lain perangai yang terpuji.
·         Kata-kata cinta yang lahir hanya sekadar di bibir dan bukannya di hati mampu melumatkan seluruh jiwa raga, manakala kata-kata cinta yang lahir dari hati yang ikhlas mampu untuk mengubati segala luka di hati orang yang mendengarnya.
·         Kamu tidak pernah tahu bila kamu akan jatuh cinta. namun apabila sampai saatnya itu, raihlah dengan kedua tanganmu,dan jangan biarkan dia pergi dengan sejuta rasa tanda tanya di hatinya
·         Cinta bukanlah kata murah dan lumrah dituturkan dari mulut ke mulut tetapi cinta adalah anugerah Allah yang indah dan suci jika manusia dapat menilai kesuciannya.
·         Bukan laut namanya jika airnya tidak berombak. Bukan cinta namanya jika perasaan tidak pernah terluka. Bukan kekasih namanya jika hatinya tidak pernah merindu dan cemburu.
·         Mencintai memang mudah. Untuk dicintai juga memang mudah. Tapi untuk dicintai oleh orang yang kita cintai itulah yang sukar diperoleh.
·         Satu-satunya cara agar kita memperoleh kasih sayang, ialah jangan menuntut agar kita dicintai, tetapi mulailah memberi kasih sayang kepada orang lain tanpa mengharapkan balasan.
sumber http://www.abatasa.com

KALAM ULAMA - HABIB ALI ALHABSYI

Part 1 1. Ibu saya membiasakan saya dari kecil untuk berdoa sebelum tidur , " ya Allah... ampunilah kesalahan orang-orang yang hari ini...