Selasa, 30 April 2013

Mutiara Ilmu Islam: Jagalah ALLAH Pasti ALLAH Menjagamu

Mutiara Ilmu Islam: Jagalah ALLAH Pasti ALLAH Menjagamu
Gambar hiasan
Dari Abil Abbas Abdullah bin Abbas dia berkata :
"Dahulu aku pernah berada di belakang Rasulullah, lalu baginda bersabda : "Wahai anak kecil sesungguhnya aku ingin mengajarimu beberapa kata, jagalah ALLAH  maka pasti ALLAH menjagamu, jagalah ALLAH pasti kau akan menjumpai-Nya di hadapanmu. Apabila engkau meminta maka mintalah kepada ALLAH dan jika engkau meminta pertolongan maka mintalah pertolongan kepada ALLAH.  Ketahuilah, seandainya suatu umat berkumpul untuk memberikan manfaat kepadamu maka mereka tidak dapat memberi manfaat tersebut kecuali yang telah ditakdirkan ALLAH untukmu dan apabila mereka berkumpul untuk memudaratkanmu maka mereka tidak dapat memudharatkanmu kecuali dengan apa-apa yang ditakdirkan oleh ALLAH atasmu, telah di angkat pena dan telah kering tinta"
(HR. Tirmidzi, dan dia berkata hadits hasan sahih).

Di dalam riwayat selain Tirmidzi : "Jagalah ALLAH  maka engkau akan mendapatkan-Nya di hadapanmu, kenalilah ALLAH  di kala senang maka Dia akan mengenalmu di kala susah. Ketahuilah sesungguhnya apa yang tidak menimpamu maka dia tidak akan menimpamu dan apa yang akan menimpamu pasti dia akan menimpamu (tidak akan meleset). Dan ketahuilah bahawa kemenangan bersama kesabaran, kelapangan bersama kesempitan dan setelah kesulitan pasti ada kemudahan."

Takhrij Hadits
Hadits sahih, hadits ini memiliki TUJUH jalan dan lafadznya berbeza-beza. Dan yang paling baik adalah riwayat Hanasy ash-Shon'ani dari Ibnu Abbas r.a,dia berkata : "Dahulu aku pernah di belakang Rasululllah ......" Riwayat ini dikeluarkan oleh Tirmidzi 2635 bersama Tuhfatul Ahwadzi dan ini lafadz beliau, Ahmad 1/293, Ibnu Wahab dalam Al-Qodr 28, Abu Ya'la dalam musnadnya 2556, Ibnu Sunny dalam Amalul Yaum Wal Laila 327 dan Thobrani dalam Do'a 42 dari jalan Laits bin Sa'ad dari Qois bin Hajjaj dari Ibnu
Abbas.

Syaikh Salim bin 'Id Al-Hilali mengatakan : Isnadnya sahih dan perawi-perawinya tsiqoh. Hadits ini juga diriwayatkan oleh Ahmad 1/203&207, Baihaqi dalam Asma' Wa Sifat hal 97, Lalikai dalam Syarh Ushulu I'tiqod Ahli Sunnah Wal Jama'ah 1094&1095 dari jalan lain dari Qois bin al-Hajjaj. Dan juga dikuatkan oleh Yazid bin Abi Habib dari Hanasy, dan ini dikeluarkan oleh al-Ajuri dalam Syari'ah hal 198) Syaikh Salim mengatakan : "Isnadnya sshih, meskipun sebahagian jalan-jalannya yang lain tidak luput dari kelemahan tapi pegangannya adalah yang telah di sebut di atas. Wallahu a'lam.Sahih kitabul Adzkar wa dhoifuhu Syaikh Salim bin 'Id Al-Hilaly 2/999-1000.

Kedudukan Hadits
Ibnu Rojab v berkata : "Hadits ini mengandung wasiat yang berharga dan kaedah-kaedah umum tentang hal-hal penting dalam agama, sampai-sampai sebahagian Ulama mengatakan 'ketika aku merenungi hadits ini aku sangat tertarik sekali dan hampir-hampir aku gemetar.' Maka sangat disayangkan jika ada yang tidak tahu dan tidak memahami makna hadits ini."

Penjelasan Hadits
Nabi s.a.w bersabda :"Jagalah ALLAH maka ALLAH pasti menjagamu".

Maknanya adalah jagalah perintah-perintah, larangan-larangan dan batasan-batasan serta hak-hak ALLAH iaitu dengan menjalankan apa yang ALLAH dan Rasul-Nya perintahkan serta menjauhi apa yang di larang. Barangsiapa yang melaksanakan hal itu maka ALLAH telah memujinya dalam firman-Nya :
"Inilah yang dijanjikan kepadamu, (iaitu) kepada setiap hamba yang selalu kembali (kepada ALLAH  lagi memelihara (semua peraturan-peraturan-Nya). (iaitu) orang yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah sedang Dia tidak kelihatan (olehnya) dan dia datang dengan hati yang bertaubat."
(QS.Qoof: 32-33)

Termasuk hal yang penting untuk di jaga adalah solat sebagaimana firman ALLAH Ta'ala :
"Jagalah segala solatmu dan solat wustho (solat asar)." (QS.Al-Baqoroh : 238)

ALLAH sangat memuji orang yang menjaga solatnya:
"Dan orang yang selalu menjaga solat mereka." (QS. Al-Ma'arij : 34)

ALLAH juga memerintahkan untuk menjaga sumpah:
"Dan jagalah sumpahmu" (QS. Al-Maidah : 89)

Dan memerintahkan untuk menjaga kemaluan :
"Dan orang laki-laki dan orang perempuan yang menjaga kemaluan-kemaluan mereka."
(QS. Al-Ahzab: 35).

Sabda Nabi s.a.w : "Maka pasti ALLAH menjagamu" maknanya adalah barangsiapa yang menjaga perintah-perintah ALLAH serta menjalankan kewajiban-kewajiban dan meninggalkan yang dilarang maka pasti ALLAH menjaganya, kerana balasan itu tergantung dari perbuatannya.

ALLAH berfirman : "Jika kalian menolong ALLAH maka pasti ALLAH menolong kalian"
(QS. Muhammad : 7).

Penjagaan ALLAH kepada hamba-Nya di dunia ini berupa penjagaan terhadap kebaikan dan kemaslahatan dunia, badan, harta serta keluarganya.

ALLAH berfirman : "Sedang ayahnya adalah seorang yang soleh" (QS. Al-Kahfi : 82).

Imam Ibnu Katsir berkata (tentang tafsir ayat tersebut) : "Di dalam ayat ini terdapat dalil bahawa orang yang soleh itu keturunannya akan di jaga oleh ALLAH  Barakah ibadahnya akan meliputi mereka di dunia dan di akhirat. Dan dengan syafaatnya di hari akhir kelak mereka akan di angkat darjatnya di syurga untuk menyejukkan pandangan orang tua mereka, sebagaimana yang tercantum dalam al-Qur'an dan as-Sunnah, Said bin Jubair mengatakan bahawa Ibnu Abbas menafsirkan ayat di atas dengan ucapan beliau : Mereka berdua di jaga dengan sebab kesolehan kedua orang tua mereka." Tafsir Ibnu Katsir 3/134.

Barangsiapa yang menjaga ALLAH pasti ALLAH menjaganya dari segala bahaya. Sebagaimana perkataan salaf : "Barangsiapa yang bertakwa kepada ALLAH  maka dia telah menjaga dirinya, dan barangsiapa yang tidak bertakwa maka dia telah menzalimi dirinya sendiri sedang Allah tidak perlu kepadanya."

Di antara penjagaan ALLAH yang amat menakjubkan adalah penjagaan-Nya bagi seseorang yang bertakwa dari binatang buas. Bahkan binatang buas tersebut menjadi penjaganya seperti yang terjadi pada Safinah pembantu Rasulullah ketika perahunya pecah dan dia terdampar di sebuah pulau. Lalu dia melihat seekor harimau tapi harimau tersebut malah menunjukinya jalan keluar hingga harimau itu berhenti seraya bersuara (meraung) seakan-akan dia mengucapkan selamat berpisah dan akhirnya harimau itupun kembali ke tempatnya semula.  Diriwayatkan oleh Tabrani dalam Al-Mu'jam Al-Kabir" dengan sanad yang hasan lihat juga "Jami'ulum Wal Hikam" hal 468 oleh Ibnu Rajab.

Penjagaan ALLAH bagi hamba-Nya juga berupa penjagaan terhadap agama dan keimanannya dari segala syubhat yang menyesatkan dan dari syahwat yang diharamkan hingga dia bertemu ALLAH dalam keadaan diredhai-Nya. Oleh kerana itu Nabi berdoa agar di jaga oleh ALLAH Ta'ala : "Ya ALLAH,  jika engkau mewafatkan diriku maka ampunilah aku, dan jika engkau membiarkan diriku hidup maka jagalah aku sebagaimana engkau menjaga orang-orang yang sholeh." HR. Bukhari 8/169.

Nabi Yusuf di jaga oleh ALLAH dari fitnah yang menyesatkan dan dari syahwat yang diharamkan, ALLAH berfirman :"Demikianlah kami palingkan dia dari keburukan dan kekejian, sesungguhnya dia termasuk hamba-hamba kami yang ikhlas" (QS. Yusuf : 24)

Kebersamaan Allah Dengan Hambanya yang Bertakwa
Nabi s.a.w bersabda :
"Jagalah ALLAH pasti kau akan menjumpai-Nya di hadapanmu." Barangsiapa yang menjaga perintah-perintah ALLAH dalam diri dan keluarganya serta istiqamah di atas al-Quran dan Sunnah, maka ALLAH pasti bersamanya Erti kebersamaan ini bukan seperti yang diyakini orang-orang wihdatul wujud  dari kalangan extrim sufi yang meyakini ALLAH bersatu dalam diri makhluk-Nya atau hamba-Nya yang soleh Maha suci ALLAH dari apa yang mereka katakan-. Ini bukan dari Islam bahkan ini adalah aqidah orang-orang Nashara tentang Isa.
Sesungguhnya ALLAH bersemayam di atas Arsy-Nya di atas langit ketujuh : "ALLAH yang Maha Penyayang bersemayam di atas Arsy" (QS. Thoha : 5)
ALLAH bersama dengan hamba-Nya dengan penglihatan, pendengaran, pengawasan atau pertolongan-Nya,. dalam setiap keadaan. ALLAH akan memberinya petunjuk dan taufik, melindungi, menolong dan menjaganya.
ALLAH Ta'ala berfirman : "Sesungguhnya ALLAH bersama orang-orang yang bertakwa dan orang-orangyang berbuat kebaikan." (QS. An-Nahl : 128).
Dan ALLAH berfiman kepada Musa dan Harun : "Janganlah kalian berdua takut, sesungguhnya Aku bersama kalian. Aku mendengar dan Melihat" (QS. Thoha : 46).
ALLAH juga berfirman menceritakan tentang Musa  : "Sesungguhnya Rabbku bersamaku Dialah yang memberiku petunjuk" (QS. Asy-Syu'ara : 62).
Dan Nabi Muhammad saw pernah berkata kepada Abu Bakar r.a : "Janganlah kau bersedih hati, sesungguhnya ALLAH bersama kita" (QS. At-Taubah : 40).
Inilah kebersamaan ALLAH yang khusus (bagi hamba-hamba-Nya yang beriman dan bertakwa) yang berupa pertolongan, penjagaan dan bantuan seperti yang dijelaskan oleh para Ulama. Hal ini berlainan dengan kebersamaan-Nya secara umum (bagi semua makhluk-Nya yang kafir atau yang mukmin yang berupa pengawasan dan pendengaran serta penglihatan) seperti dalam firman-Nya :
"Tiada pembicaraan rahsia antara tiga orang, melainkan Dialah yang keempatnya"
(QS. Al-Mujaadilah : 7)
Dan firman-Nya : "Tetapi mereka tidak bersembunyi dari ALLAH padahal ALLAH beserta mereka"
(QS. An-Nisaa : 108).
Kebersamaan ini berupa pengetahuan ALLAH, pengawasan-Nya terhadap perbuatan-perbuatan mereka dan ini mengandung ancaman.

Hukum Minta Pertolongan
Nabi saw bersabda : "Apabila engkau meminta maka mintalah kepada ALLAH". Yang di maksud dengan meminta di sini adalah berdo'a dan do'a itu adalah ibadah. ALLAH Ta'ala berfirman :
"Dan mohonlah kepada ALLAH sebagian dari karunia-Nya" (QS. An-Nisaa :32)
ALLAH Ta'ala mengancam orang sombong yang tidak mau berdo'a kepada-Nya. Dan Robb kalian berfirman : Berdo'alah kepadaku maka pasti aku akan kabulkan. Sesungguhnya orang-orang yang sombong dari menyembah kepada-Ku maka pasti mereka akan masuk ke neraka jahannam dalam keadaan hina." (QS. Al-Mukmin : 60)
Maka wajib bagi seorang Muslim untuk dia tidak meminta/berdo'a kepada selain ALLAH dalam hal-hal yang tidak sanggup untuk melakukannya kecuali ALLAH. Barangsiapa yang meminta/berdo'a kepada selain ALLAH maka dia terjerumus kedalam kesyirikan yang ALLAH telah melarang hamba-Nya darinya. ALLAH berfirman :
"Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang berdo'a kepada selain ALLAH yang tidak bisa memperkenankan do'anya sampai hari kiamat" (QS.Al-Ahqof : 5).
Ibnu Rajab berkata: "Ketahuilah bahawa meminta kepada ALLAH adalah suatu yang wajib dilakukan. Kerana meminta itu mengandung erti merendahkan diri, tunduk serta mengharapkan dan keperluan dari sang peminta (hamba). Dan hal tersebut juga mengandung pengakuan akan kemampuan yang di minta (ALLAH) untuk menghilangkan kesusahan dan mendatangkan kemanfaatan. Tidak ada yang patut untuk seorang Muslim itu merendahkan diri dan mengharapkan kecuali kepada ALLAH saja. Dan inilah hakikat ibadah. Jamiul ulum wal hikam hal. 181.

Adapun meminta manusia dalam perkara-perkara dunia yang mereka sanggup melakukannya maka hal ini (sebenarnya tidak dibolehkan kecuali pada waktu darurat). Banyak hadits-hadits yang mencela meminta kepada manusia dan menganjurkan untuk bersikap memelihara diri dari meminta-minta.

Nabi saw pernah bersabda : "Wahai Qobishoh, sesungguhnya meminta itu tidak dibolehkan kecuali dalam salah satu dari TIGA hal, iaitu :
1. Seseorang (yang mendamaikan pertikaian antara manusia lalu) dia menanggung beban biayanya maka boleh baginya meminta hingga dia mendapatkannya kemudian dia berhenti dari meminta.
2. Seseorang yang tertimpa bencana hingga musnah hartanya maka boleh baginya untuk meminta hingga dia mendapatkan hal yang bisa menampung hidupnya.
3. Seseorang yang tertimpa kemiskinan yang sangat hingga 3 orang yang cerdik dari kaumnya berkata: telah menimpa orang itu kemiskinan yang sangat maka boleh bagi orang ini untuk meminta sampai dia mendapatkan hal yang bisa menampung hidupnya.

Selain ketiga hal ini -wahai Qobishoh- meminta-minta itu termasuk memakan harta yang haram"
 (HR Muslim)
Hadits di atas ini menunjukkan akan haramnya meminta-minta dan hal tersebut tidak dibolehkan kecuali kerana terpaksa seperti yang disebutkan dalam hadits atau yang semisalnya.

ALLAH  memuji hamba-hamba-Nya yang memelihara diri mereka dari meminta-minta kepada manusia. ALLAH Ta'ala berfirman : "Berinfaklah kepada orang-orang fakir yang terikat (oleh jihad) di jalan ALLAH ; mereka tidak dapat (berusaha) di muka bumi ; orang yang tidak tahu menyangka mereka orang kaya kerana memelihara diri dari meminta-minta. Kamu kenal mereka dengan melihat sifat-sifatnya, mereka tidak meminta kepada orang secara mendesak." (QS. Al-Baqoroh : 273)
Nash-nash tentang hal ini banyak sekali, sebahagiannya mengharamkan (seperti hadits di atas) dan sebahagiannya lagi memakruhkan, semisal seorang meminta keperluan peribadinya kepada sahabatnya seperti kenderaan, bejana, pensil dll. Nabi pernah membaiat sekelompok dari sahabatnya untuk mereka tidak meminta kepada manusia sesuatupun (di antaranya Abu Bakr, Abu Dzar dan Tsauban).

Pernah salah satu dari mereka suatu ketika jatuh cemeti atau tali kendali untanya, maka diapun tidak mahu meminta seseorang untuk mengembalikan kepadanya. Maka sebahagian Ulama ketika mengulas hadits di atas berkata : "Di dalamnya ada penjelasan bolehnya berpegang dengan keumuman (hadits) kerana mereka dilarang meminta (secara umum) dan didalamnya juga terdapat anjuran untuk memelihara diri dari meminta-minta walaupun sesuatu yang kecil"

Meminta Pertolongan Hanya Kepada ALLAH Saja
Nabi saw bersabda : "Apabila engkau meminta pertolongan mintalah kepada ALLAH."
Seorang hamba meskipun memiliki kedudukan, kehormatan dan kekuasaan dia masih lemah dan fakir (memerlukan) untuk mendapat manfaat dan untuk terhindar dari kemudaratan. Oleh kerana itu wajib baginya memintapertolongan kepada ALLAH saja untuk mendapatkan kebaikan dunia dan akhirat. Barangsiapa yang di tolong ALLAH maka dialah yang beruntung dan di beri petunjuk. Dan barangsiapa yang tidak di tolong ALLAH dan dibiarkan saja maka dia orang yang merugi dan gagal. Oleh kerana itu besar sekali kedudukan ucapan (laa haula wala quwwata illa billahi).

Ucapan tersebut adalah harta karun dari syurga sebagaimana yang dijelaskan oleh Rasulullah. Kerana ucapan tersebut mengandung pengakuan bahawa tidak ada daya kekuatan bagi seorang hamba untuk berbuat kecuali dengan pertolongan ALLAH Ta'ala.

Oleh kerana itu wajib bagi seorang muslim untuk meminta pertolongan hanya kepada ALLAH saja baik dalam menjalankan ketaatan atau meninggalkan kemaksiatan atau dalam bersabar atas semua yang menimpanya dan dalam istiqamah (di atas agama-Nya) hingga dia bertemu ALLAH di hari yang tidak bermanfaat lagi harta dan anak keturunan. ALLAH Ta'ala berfirman :
"Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan" (QS. Al-Fatihah : 5).
Nabi saw bersabda :  Bersungguh-sungguhlah untuk berbuat yang bermanfaat dan mintalah pertolongan kepada ALLAH dan jangan engkau lemah" (HR. Muslim 5/521)

Iman Kepada Qada' dan Qadar
Nabi saw bersabda : "Ketahuilah seandainya suatu umat berkumpul untuk memberikan manfaat kepadamu maka mereka tidak bisa memberi manfaat tersebut kecuali yang telah ditaqdirkan ALLAH untukmu dan apabila mereka berkumpul untuk memudharatkanmu maka mereka tidak dapat memudharatkamu kecuali dengan apa-apa yang ditakdirkan oleh ALLAH atasmu, telah di angkat pena dan telah kering tinta"

Di dalam hadits Rasulullah inilah terdapat penjelasan tentang Qada' dan Qadar, maka wajib bagi seorang hamba untuk mengimaninya. ALLAH Ta'ala mengetahui segala sesuatu yang dikerjakan hamba-Nya berupa kebaikan dan keburukan dengan terperinci dan ilmunya tidak didahului oleh ketidaktahuan. Dan ALLAH maha mengetahui apa yang menimpa seorang hamba dari kebaikan (atau musibah) dan dia telah menuliskannya di lauhul mahfudz.

Nabi saw bersabda: "Sesungguhnya ALLAH menuliskan takdir semua makhluk ini sejak 50.000 tahun sebelum ALLAH menciptakan langit dan bumi" (HR. Muslim) Beliau juga bersabda : "Sesungguhnya makhluk pertama yang diciptakan ALLAH adalah al-Qolam lalu ALLAH mengatakan kepadanya : Tulislah (takdir semua makhluk ini), maka sejak itupun berjalan takdir ALLAH hingga hari kiamat" (HR. Ahmad 5/317 dan dihasankan oleh Syaikh al-Albani dalam Syarh Aqidah Thohawiyah hal. 294)

Seorang hamba tidak akan di timpa oleh sesuatu pun dari kebaikan dan musibah melainkan yang telah ALLAH takdirkan baginya. Barangsiapa yang akan ALLAH beri kebaikan maka tidak ada seorang pun dari penghuni langit dan bumi yang bisa menghalangi kebaikan tersebut, meskipun mereka bersatu-padu. Hal ini telah ALLAH jelaskan dalam al-Qur'an :
"Katakanlah : tidak ada yang menimpa kami melainkan yang telah ALLAH tuliskan untuk kami"
(QS. At-Taubah : 51).
Dan ALLAH berfirman : "Katakanlah : sekiranya kamu berada dirumahmu, nescaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu keluar juga ketempat mereka terbunuh" (QS. Ali-Imran : 154).

Oleh kerana itulah Nabi saw bersabda : "Telah di angkat pena dan telah kering tinta".
Ibnu Rojab berkata : "Ini adalah kinayah/perumpamaan akan berlalunya/berjalannya semua takdir dari waktu yang lampau. Kerana sebuah buku yang telah selesai penulisannya dan telah di angkat pena serta berlalu lama maka tinta pena yang di buat menulis itupun kering begitu pula yang dibuat menulis di kitab tersebut. Ini adalah seindah-indahnya perumpamaan/kinayah" - Jami'ul Ulum Wal Hikam hal.182

Ingatlah ALLAH di Kala Senang Maka ALLAH Akan Mengingatimu di Kala Susah. Ini adalah kata-kata mutiara Nabi yang selayaknya untuk diingat dan disebarkan. Di dalamnya ada seruan untuk selalu ingat kepada ALLAH di kala senang, aman, sihat, dan kaya serta gagah perkasa. Mengingat-Nya adalah dengan menjalankan kewajiban-kewajiban dan meninggalkan larangan-larangan-Nya serta dengan melaksanakan yang sunnah/nafilah. Barangsiapa yang ingat ALLAH di kala bahagia maka ALLAH pasti akan mengingatinya di kala kesempitan, kemiskinan, kesusahan dan di saat dia berduka cita serta menderita. Berapa banyak kesusahan di dunia ini yang menimpa seorang muslim, akan tetapi jika ALLAH mengingatinya maka ALLAH akan membantu dan menguatkannya di atas kebenaran dan menolongnya.

Sesungguhnya Nabi Muhammad selalu mengenal Rabb-Nya di kala senang dan bahagia hingga ALLAH pun mengenali/menolong beliau di kala di gua (tsaur), di perang Badar ; Ahzab. Dialah yang menolong Nabi-Nya dan meninggikan benderanya. Demikian pula dengan Nabi Yunus beliau selalu mengenali Rabbnya di kala suka cita maka ALLAH pun mengenalinya di kala di dalam perut ikan dan ALLAHlah yang menyelamatkannya.

Kemenangan : "Ketahuilah bahwasanya kemenangan itu bersama kesabaran".

Bersama Kesabaran
Hal ini dikuatkan oleh firman ALLAH Ta'ala : "Berapa banyak kelompok yang sedikit bisa mengalahkan kelompok yang banyak dengan seizin ALLAH. Dan ALLAH bersama orang-orang yang bersabar" (QS. Al-Baqarah : 249)

Dan firman-Nya : "Jika ada di antara kalian seribu orang maka mereka akan mengalahkan 2000 (pasukan musuh) dengan seizin ALLAH. Dan ALLAH bersama orang-orang yang bersabar" (QS. Al-Anfal : 66)

Sabar adalah perangai mulia yang selalu diperlukan oleh seorang muslim hingga dia dapat melaksanakan perintah ALLAH  Bencana yang ditimpakan ALLAH kepada hamba-hamba-Nya juga membutuhkan kesabaran. Begitu pula  gangguan-gangguan dan rintangan-rintangan yang dihadapi oleh seorang muslim dalam perjalanan dakwahnya memerlukan kesabaran. Meninggalkan nafsu syahwat dan larangan-larangan ALLAH sangat memerlukan kesabaran.

Kerana hawa nafsu itu selalu menggoda manusia akan tetapi yang bisa selamat hanyalah yang di jaga oleh ALLAH Ta'ala. Menjaga keta'atan kepada ALLAH memerlukan kesabaran dan demikian juga dengan memerangi musuh-musuh Allah sangat memerlukan kesabaran. Kerana jihad didalamnya banyak onak dan duri. Bersabar dalam menghadapi mereka merupakan sebab kemenangan seperti yang di jelaskan oleh Rasulullah.

Kemenangan yang dijanjikan oleh Rasulullah ini mencakupi DUA bentuk jihad, seperti yang dikatakan oleh Ibnu Rajab :

"Kemenangan itu mencakupi DUA bentuk jihad, Jihad melawan musuh yang zahir/nampak dan jihad melawan musuh yang batin/tidak nampak (yaitu hawa nafsu). Barang siapa yang bersabar menghadapi keduanya maka diaakan mendapat kemenangan dan pertolongan. Dan barang siapa yang tidak bersabar menghadapi keduanya maka dia akan kalah dan menjadi tawanan atau terbunuh."  (Jami'ul Ulum wal Hikam 186)

Kelapangan Datang Setelah Kesempitan
Nabi saw bersabda : "Sesungguhnya kelapangan datang setelah kesempitan."

Musibah, fitnah, ujian dan cubaan kadang menghujani diri seorang muslim, semakin lama terkadang semakin bertambah dan seolah-olah dunia terasa sempit baginya. Maka kesedihan dan kesusahan pun menghimpitnya, tetapi apabila dia bersabar dan mengharapkan pahala ALLAH atas musibah tersebut serta dia menyakini bahawa semua ini telah ditaqdirkan dan ditentukan oleh ALLAH dan dia tidak putus asa akan pertolongan/rahmat ALLAH maka dia akan mendapatkan pertolongan, pengampunan dan rahmat ALLAH.  Dan akan datang kelapangan padanya.

Dan dibalik musibah itu sebenarnya banyak sekali hikmah dan pelajaran yang dapat dipetiknya. ALLAH Ta'ala berfirman:
"Apakah kamu mengira bahawa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cubaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan macam-macam cubaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: Bilakah datangnya pertolongan ALLAH.

Ingatlah, sesungguhnya pertolongan ALLAH itu amat dekat" (QS. Al-Baqarah : 214).

Rasulullah pada waktu perang Ahzab ditimpa dan diuji dengan berbagai macam ujian, rasa takut, lapar, dingin dan kesulitan akan tetapi mereka para sahabat bersama baginda selalu tegar menghadapi semua itu seperti tegarnya gunung batu yang kukuh. Lalu datanglah pertolongan ALLAH.

Kemudahan Pasti Datang Setelah Kesulitan
Nabi saw bersabda : "Sesungguhnya setelah kesulitan pasti ada kemudahan."

Hal ini juga tercantum dalam firman-Nya : "ALLAH akan menjadikan kemudahan setelah kesulitan" (QS. Ath-Tholaq : 7)

Dan firman-Nya : "Sesungguhnya setelah kesulitan ada kemudahan dan sesungguhnya setelah kesulitan ada kemudahan" (QS. Asy-Syarhu : 5-6)

Sesungguhnya kesulitan, kesedihan, kesempitan dan musibah-musibah itu akan menjadikan seorang muslim suci dan bersih dari kotoran-kotoran (dosa dan noda) dan akan menjadikan hatinya selalu bergantung kepada ALLAH dan semakin bertambah ketergantungan ini seiring dahsyatnya musibah dan cobaan. Seorang Muslim akan selalu merendahkan dirinya kepada ALLAH dengan niat yang ikhlas. Dan inilah sebab dihilangkannya kesulitan.

Diriwayatkan bahawa Imam Syafi'i pernah mengatakan :
Bersabarlah, kerana kelapangan itu akan datang secepatnya. Barangsiapa yang bertakwa kepada ALLAH dalam segala perkaranya maka dia akan bahagia. Barangsiapa yang selalu menyerahkan diri kepada ALLAH akan dia tidak akan ditimpa bencana Dan barangsiapa yang mengharap kepada ALLAH dia akan mendapatkan harapannya.

Di dalam hadits di atas Rasulullah menekankan bahwa kemudahan tidak akan kekal abadi selama dia mahu bersabar dan mengharap pahala serta yakin bahawa semua itu telah ditaqdirkan oleh ALLAH Ta'ala dan tidak ada tempat untuk melarikan diri darinya, lalu diapun tetap istiqamah di atas agama-Nya.

Pelajaran-Pelajaran Yang Boleh Diambil Dari Hadits
1. Diharapkan bagi seorang guru untuk memusatkan perhatian murid sebelum dimulainya pelajaran. Hal ini diambil dari sabda beliau : "Wahai anak kecil, aku ingin mengajarimu beberapa kata".
2. Anjuran untuk mendidik dan mengajari anak-anak ilmu agama.
3. Anjuran untuk menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya dalam hal-hal yang bermanfaat di dunia dan di akhirat. Sebagaimana Rasululllah menggunakan kesempatan berjalan dari satu tempat ke tempat yang lain dengan memberikan wasiat berharga bagi Ibnu Abbas r.a yang membonceng di belakang beliau.
4. Anjuran untuk bersifat jantan dan berani tapi dengan memakai akal fikiran dan mengerahkan daya upaya.

Barangsiapa yang menyakini bahawa mudharat dan manfaat itu hanya di tangan ALLAH dan bahawasanya yang menimpa dirinya dari manfaat dan mudharat itu dari taqdir ALLAH maka hal ni semua akan menjadikannya gagah berani.

(Qowaaid Wa Fawaid Minal Arbain An-Nawawiyah oleh Nadzim Muhammad Sulthon, hal. 169-178. )
http://akuhamba-allah.blogspot.com/2011/04/mutiara-ilmu-islam-jagalah-allah-pasti.html

BaTu-BaTaN BeRtAsBiH dan BeRseLawat.


Berkata Anas bin Malik  :" Ketika kami sedang duduk bersama Rasulullah s.a.w. Baginda s.a.w.memungut batu-batu kecil dan diletakkan di atas tangan Baginda, tiba-tiba ada suara tasbih (dan berselawat) dari batu itu."

Seterusnya Anas membacakan firman ALLAH yang bermaksud: "Dan tiada sesuatu di alam ini melainkan bertasbih dengan memujiNya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka." ( Surah al-Isra'ayat 44 )

Isnin, 29 April 2013

ReNunGkAn _ KiSaH KuCiNg BuTa

Gambar hiasan

Diceritakan bahawa Ibn Absyadz, pada suatu hari sedang makan bersama orang-orang di sebuah serambi Masjid di Mesir. Tiba-tiba seekor kucing mendekati mereka dan mereka melempar sepotong daging untuk kucing itu. Si kucing menggigit daging itu dengan mulutnya dan menghilang dari hadapan mereka. Namun kemudian kucing itu kembali lagi. Mereka pun memberinya makanan dan kucing itu membawa makanan itu pergi tapi masih saja kembali lagi.

Kejadian itu terulang berkali-kali sehingga orang-orang yang sedang makan menjadi hairan. Mereka pikir makanan sebanyak itu tidak mungkin dimakan kucing itu sendiri. Timbul rasa hairan pada diri mereka, sehingga mereka mengekori kucing itu ke mana ia pergi. Ternyata kucing itu membawa makanan itu naik ke atas tembok masjid, kemudian ia turun ke sebuah lorong di antara reruntuhan tembok. Dalam lorong itu terdapat seekor kucing buta.

Mereka kagum melihat pemandangan itu. Kerana itu Absyadz berkata, “Sedangkan terhadap haiwan yang buta ini ALLAH menundukkan kucing lain untuk mencukupi keperluan dan memberinya rezeki, maka (sudah barang pasti) ALLAH tidak akan membiarkan manusia sepertiku”

“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi, melainkan ALLAH lah yang memberi rezekinya….” (Hud, 6)


Sumber : Muslim Diaries

http://www.gempak.org/forum/showthread.php?t=99402

Sabtu, 27 April 2013

PETIKAN KALAM SHEIKH ASYRAF (IMAM MASJID AL AZHAR)


1. Kuasailah bahasa Arab, agar mudah memahami kitab-kitab dan kuliah.
2. Mengenai Karamah Sheikh Soleh Ja'fari:
-Sesungguhnya Sheikh Soleh Ja'fari akan menyemak hadis-hadis yang beliau akan sampaikan dalam khutbah Jumaat. Maka,pada suatu hari, beliau telah meminta seorang pembantu beliau untuk pergi mengambil jubah beliau. Akan tetapi pembantunya tidak pergi kerana terdengar Sheikh Soleh bercakap dengan seseorang di ruang bilik beliau yang merupakan tempat Sheikh Soleh menyendiri untuk beribadah ( khalwat-istilah sufi ). Sheikh Soleh tidak akan keluar dari ruang itu melainkan urusan-urusan tertentu sahaja. Pembantunya mendengar perbualan tersebut sehinggalah Sheikh Soleh keluar dari ruang itu, maka terus terlihat pembantunya itu. Maka Sheikh Soleh terus mengarahkan pembantunya itu untuk keluar dari Mesir dan jangan sekali-kali datang ke Mesir selagi beliau masih hidup..

Inilah karamah Sheikh Soleh yang bertemu Rasulullah secara jaga.
  • Pada suatu ketika beliau sedang duduk berseorangan. Maka, beliau mengisi masa tersebut dengan berzikir.Ketika pergerakan bibir beliau mengalunkan zikir, pokok dan ranting-ranting di sekeliling turut bersama bergerak serentak mengiringi zikir beliau.
  • Karamah terbesar yang ALLAH kurniakan kepada beliau adalah karamah ILMU. 'Alim hebat terunggul merangkap Imam Masjid Al Azhar selama 50 tahun.
  • Setiap kali Sheikh Asyraf membaca kitab FATHUN WA FAIDHUN WA FADHLUN karangan Sheikh Soleh, pasti akan tercetus ilham baru di benak fikiran beliau.
  • Sesungguhnya untuk mendekati para masyaikh bukan bergantung kepada penguasaan bahasa semata,akan tetapi ia adalah merupakan satu anugerah yang ALLAH berikan kepada seseorang tolibul 'il itu.
http://penailham.blogspot.com/2010/04/nasihat-berguna-daripada-syaqiq-al.html


Jumaat, 26 April 2013

RENUNGAN...

Gambar hiasan

Rasulullah saw bersabda:

"Di sekitar Arsy ada menara-menara dari cahaya. Di dalamnya ada orang-orang yang pakaiannya dari cahaya dan wajah-wajah mereka bercahaya. Mereka bukan para nabi atau syuhada'. Para nabi dan syuhada' iri kepada mereka. Ketika ditanya para shahabat, Rasulullah menjawab, "Mereka adalah orang-orang yang saling mencintai kerana Allah, saling bersahabat kerana ALLAH dan saling kunjung kerana ALLAH."
( Hadis riwayat at-Tirmidzi )

RENUNGAN....

Gambar hiasan

ALLAH berfirman:
“Barangsiapa yang rela menerima ketetapan hukumKu, sabar terhadap cubaanKu, bersyukurterhadap nikmatKu, akan Aku catat orang baik, dan pada hari kiamat akan
Aku bangkitkan bersama-sama dengan golongan orang-orang yang baik. Sebaliknya barangsiapa yang tidak rela, tidak sabar menerima cobaanKu, tidak mensyukuri nikmatKu, keluarlah dari bawah langitKu ( Arasy ALLAH ) , carilah Tuhan yang lain dariKu! 
(Riwayat HidayatulMursyidin).

Selasa, 23 April 2013

Kisah Kesabaran Nabi Ayub a.s

By Mohd Selim Zainal
Gambar hiasan 
Nabi Ayyub bin Ish bin Ishak a.s adalah bangsa Roma , sedangkan ibunya adalah anak Nabi Luth a.s . Ayahnya seorang yang kaya-raya , memiliki ternakan unta, lembu, domba, kuda, keledai, dan himmar. Tidak seorang pun di negeri Syam ( Syria ) yang dapat menyainginya dalam hal kekayaan. Ketika dia meninggal dunia maka semua kekayaannya itu diwariskan kepada Nabi Ayyub a.s . Nabi Ayyub a.s telah menikah dengan Siti Rahmah anak Afrayim putra Nabi Yusuf a.s . Dan ALLAH telah mengurniakan mereka 12 kali kehamilan yang tiap-tiap kali hamil melahirkan seorang lelaki dan perempuan . Kemudian dia diutus oleh ALLAH kepada kaumnya dan mereka adalah penduduk Hauran dan Tiih. ALLAH Taalah menyempurnakannya dengan budi pekerti yang baik , lemah-lembut selama orang tidak menyalahi , mendustakan dan mengingkarinya dalam kemuliaan dirinya dan kedua orang tuanya, ayah dan ibunya. 

Nabi Ayyub mempunyai meja makan yang khusus disediakan untuk tetamunya , orang-orang fakir miskin, dan tetamunya yang lain. Nabi Ayyub a.s terhadap anak yatim itu ibarat seorang ayah yang kasih dan penyayang, terhadap janda seperti suami yang memperlihatkan kasih sayangnya dan terhadap orang-orang yang lemah seperti saudara yang mencintai dengan kasihnya. Dengan nikmat yang diberikan ALLAH , Nabi Ayyub a.s tampak tidaklah lupa sedikit pun hatinya bersyukur serta lidahnya tidak lupa berzikir kepada Tuhannya. 

Maka Iblis dengki kepadanya, seraya berkata :" Sesungguhnya Ayyub telah berhasil di dunia dan akhirat dan Iblis ingin merosak salah satu atau kedua-duanya dunia dan akhirat tersebut. Lalu Iblis terkutuk di saat itu naik ke langit ke tujuh dan berhenti dimana dia dapat sampai . Pada suatu hari Iblis naik seperti biasa, maka ALLAH Yang Maha Perkasa berfirman kepada Iblis :" Hai Iblis terkutuk bagaimana engkau melihat hambaKu Ayyub ? Apakah engkau dapat mengambil daripadanya manfaat walaupun sedikit?"

Kata Iblis : " TuhanKu, sesungguhnya Ayyub mau menyembahMu kerana Engkau telah memberinya kelapangan hidup ( harta yang melimpah ) dan kesihatan . " Firman ALLAH Taala kepada Iblis: Engkau dusta , sesungguhnya Aku Maha Mengetahui bahwa sesungguhnya dia menyembah Aku serta berterima kasih kepadaKu . Walaupun dia tidak mempunyai kelapangan rezeki di dunia. Kata Iblis: " Tuhanku, berilah aku kekuasaan untuk mengoda Ayyub, maka perhatikanlah bagaimana aku membuatnya lupa mengingatMu dan menyibukkan dia dari beribadah kepadaMu. " Maka ALLAH pun memberikan kekuasaan kepada Iblis terhadap segala sesuatunya kecuali jiwa dan lidahnya (ucapan) Nabi Ayyub a.s . Maka Iblis pun kembali dan menuju ke tepi laut, lalu berseru dengan seruan yang sangat keras, sehingga semua bangsa Jin baik yang lelaki maupun wanita berkumpul di sisinya seraya berkata:" Apakah gerangan yang menimpa kamu?" Iblis menjawab : Sesungguhnya aku telah mendapat kesempatan yang belum pernah saya perolehi seperti hal ini, semenjak saya telah berhasil mengeluarkan Adam dari Syurga . Maka oleh sebab itu saya memperdayakan Ayyub. " . Maka mereka cepat-cepat bertebaran dan membakar serta merosak semua harta kekayaan Nabi Ayyub a.s . 

Lalu Iblis pergi menemui Nabi Ayyub a.s yang sedang berdiri menunaikan solat di dalam rumah ibadatnya . Kata Iblis : " Apakah engkau tetap menyembah dia Tuhanmu dalam keadaanmu yang kritis ini. Sesungguhnya dia tuhanmu telah menuangkan api dari langit yang memusnahkan kekayaanmu sehingga semuanya menjadi abu?" Nabi Ayyub a.s tidak menjawabnya sampai dia selesai solatnya, lalu berkata ;" Alhamdulilah , Dia yang telah memberikan kurnia lalu mengambilnya pula dari saya." Lalu dia bangkit kembali memulai solatnya . Maka Iblis pun kembali dengan tangan hampa , serta merasa terhina dan menyesali terhadap kegagalannya . 

Dan Nabi Ayyub a.s itu mempunyai 14 anak , 8 orang lelaki dan 6 orang perempuan . Kesemua mereka makan setiap harinya di rumah-rumah saudaranya. Maka berkumpullah para syaitan dan menggelilingi rumah itu serta melemparkan kepada anak-anak Nabi Ayyub sehingga mereka itu mati semuanya di satu meja makan . Maka Iblis pergi kepada Nabi Ayyub a.s sedangkan dia ( Nabi Ayyub a.s ) dalam keadaan berdiri menunaikan solat . Kata Iblis:" Apakah engkau tetap menyembah tuhanmu dan sesungguhnya Dia telah melepar ke rumah dimana anak-anakmu berada , sehingga mereka mati semuanya ?" Nabi Ayyub a.s tidak menjawab sedikit pun , sampai dia selesai mengerjakan solatnya. Lalu Nabi Ayyub a.s berkata:" Hai, Iblis terkutuk , Alhamdulilah , Dia telah memberi dan mengambilnya pula dari saya . Semua harta dan anak adalah fitnah untuk untuk lelaki dan wanita, maka dia ( ALLAH ) mengambil dari saya, sehingga saya dapat bersabar lagi tenang untuk beribadah kepada Tuhan saya. " Iblis pun kembali dengan tangan hampa, rugi besar dan terkutuk. 

Lalu Iblis datang kembali, sedang Nabi Ayyub a.s sedang mengerjakan solat . Maka ketika Nabi Ayyub a.s sujud , Iblis meniupkan di hidung dan mulutnya sampai badan Nabi Ayyub a.s berkembang dan berpeluh yang banyak sekali dan dia merasa badannya menjadi berat. Berkata isterinya Siti Rahmah:" Ini semua adalah dari sebab kesusahanmu terhadap harta yang telah musnah dan anak-anak yang telah mati, sedangkan engkau tetap beribadah di waktu malam dan berpuasa di siang hari tanpa henti-hentinya . Walaupun sesaat, dan engkau masih lagi tidak merasa cukup. " Lalu Nabi Ayyub a.s terkena penyakit kudis pada seluruh tubuhnya , mulai dari kepala sampai ke kakinya, bahkan mengalir dari badannya darah bercampur nanah serta berulat yang berjatuhan dari kudis di badannya. Sampai-sampai sanak-keluarganya dan teman-temannya menjauhkan diri daripadanya. 

Nabi Ayyub a.s mempunyai 3 orang isteri , maka yang 2 isteri menuntut cerai dan dia pun menceraikannya dan tinggal tinggal satu sahaja isterinya iaitu Rahmah yang selalu melayani siang dan malam. Kemudian datanglah para wanita tetangganya seraya berkata:" Hai Rahmah , kami semua takut kalau penyakit suamimu Ayyub akan menjalar kepada anak-anak kami . Maka keluarkan dia dari lingkungan kita bertetangga ini, dan kalau tidak maka kami akan mengeluarkan engkau dari sini dengan cara paksa!" Maka Siti Rahmah pergi dengan bungkusan pakaiannya, serta membawa Nabi Ayyub a.s . Dia mengendong Nabi Ayyub a.s dipunggungnya sedangkan air mata mengalir di pipinya serta serta pergi jauh sambil menangis ke bekas rumah yang sudah rosak yang dijadikan tempat pembuangan sampah dan meletakkan Nabi Ayyub a.s di atas sampah . 

Lalu keluarlah penduduk desa itu dan mereka melihat keadaaan Nabi Ayyub a.s maka mereka  berkata:" Bawalah suamimu itu jauh-jauh dari kami , kalau  tidak maka kami akan bawakan anjing-anjing kami memakannya . " Siti Rahmah pun membawanya sambil menangis ke tempat yang jauh dan pergi ke sebuah desa, maka Nabi Ayyub a.s memanggilnya : " Kembalilah engkau dan saya berpesan kepadamu , seandainya engkau hendak pergi bebas dariku dan akan meninggalkan aku di sini." Kata Siti Rahmah: " Engkau jangan khuatir wahai suamiku sesungguhnya saya tidak akan meninggalkan engkau selama hayat dikandung badan." Siti Rahmah lalu pergi ke sebuah desa dan bekerja setiap hari memotong roti dan dia dapat memberi makan suaminya Nabi Ayyub a.s . Maka mereka tidak mahu lagi memberinya pekerjaan , bahkan mereka berkata:" Pergilah engkau jauh-jauh kerana sesungguhnya kami merasa jijik kepada mu . 

Maka Siti Rahmah menangis dan berdoa:" Ya. Tuhanku, Engkau telah melihat keadaanku sesungguhnya terasa sempit dunia ini bagiku sedang orang-orang telah merendahkan kami di dunia ini, maka janganlah Engkau kiranya Engkau mengusir kami dari Rumah Engkau kelak di hari Kiamat ." 

Adalah Nabi Ayyub a.s tiap-tiap ada ulat yang jatuh dari badannya diletakkan kembali di badannya , dan dia berkata:" Makanlah olehmu semua apa-apa yang telah direzekikan kepadamu oleh ALLAH Taala. " Maka tidak tertinggal dagingnya dan hanyalah tinggal tulang belulang, yang dilapisi kulit dengan jaringan saraf saja yang kelihatan . Apabila matahari menyinarinya , maka sinar itu seakan-akan tembus bahagian belakangnya. Dan yang tinggal dari bahagian badannya yang tetap utuh adalah hatinya dan lidahnya . Hatinya tidak pernah kosong dari rasa syukur kepada ALLAH dan lidahnya tidak diam dari berzikir kepada ALLAH . Diriwayatkan yang Nabi Ayyub a.s mengalami sakit seperti itu selam 18 tahun.


Pada satu hari Siti Rahmah berkata kepada Nabi Ayyub a.s :" Engkau seorang Nabi yang mulia terhadap Tuhanmu , seandainya engkau berdoa kepada ALLAH Taala supaya Allah menyembuhkanmu?" Kata Nabi Ayyub a.s kepada Siti Rahmah :" Berapa lama kita telah hidup senang?" Kata Siti Rahmah:" Dua Puluh lapan tahun". Kata Nabi Ayyub a.s : " Sesungguhnya saya merasa malu kepada ALLAH Taala untuk meminta kepada-NYA, sebab waktu cubaan-NYA belum memadai jika dibandingkan masa senangku." 

Pada ketika di badan Nabi Ayyub a.s sudah tidak ada lagi daging yang akan dimakan, maka ulat-ulat itu saling memakan di antara mereka , hingga akhirnya tinggal dua ekor ulat, yang selalu berkeliaran di badan Nabi Ayyub a.s dalam usaha mencari makan daging, tidak mereka dapatkan kecuali hati dan lidahnya . Maka yang satu pergi ke hati dan memakan hatinya dan yang lainnya pergi ke lidah dan mengigitnya . Disaat itulah Nabi Ayyub a.s berdoa kepada Tuhannya seraya berkata; " Sesungguhnya aku telah ditimpa bahaya yang dahsyat , sedang Engkau Dzat yang Maha Pengasih." 

Hal ini tidaklah termasuk dalam kategori keluh kesah dan tidak pula dia bererti keluar  dari golongan yang sabar . Oleh kerana itu ALLAH Tallah berfirman: " Sesungguhnya dia Kami dapatkan sebagai orang yang sabar. " Kerana sesungguhnya Nabi Ayyub a.s tidak bersusah hati terhadap hartanya dan anak-anaknya yang telah hilang musnah, bahkan dia merasa susah kerana cepat terputus dari bersyukur dan berzikir kepada ALLAH Taala . Maka seakan-akan dia berkata :" Tuhanku aku bersabar atas segala percubaanMu selama hatiku masih sibuk untuk bersyukur kepadaMu dan lidahku masih dapat berzikir kepadaMu, dan apabila keduanya itu telah rosak ( hilang) daripadaku, bererti terputuslah cintaku keduanya itu, sedangkan Engkau Dzat yang Maha Pengasih dan Lagi Penyayang." 

Kemudian ALLAH Taala memberikan wahyu kepadanya : " Wahai Ayyub , lidah , hati dan ulat adalah milikKu, sedangkan rasa sakitpun milikKu, apa ertinya susah? Diterangkannya pula : " Sesungguhnya ada 70 orang Nabi meminta, seperti halmu ini daripadaKu dan Aku hanya memilih engkau sebagai tambahan kemuliaanmu, dan ini hanya bentuk lahirnya saja bencana , akan tetapi hakikatnya adalah cinta- kasih ." 

Dan Sesungguhnya Nabi Ayyub a.s merasa susah kalau hati dan lidahnya dimakan ulat kerana selalu sibuk bertafakkur dan berzikir kepada ALLAH Taala, kalau kedua-duanya dimakan , maka dia tidak dapat lagi untuk bertafakkur dan berzikir kepada-NYA. 

Lalu ALLAH Taala menjatuhkan kedua itu dari diri Nabi Ayyub a.s maka yang jatuh ke di air kelak menjadi lintah yang dapat menyebabkan orang sakit kekurangan darah, dan yang satu lagi jatu di darat yang kelak menjadi lebah yang mengeluarkan madu yang mengandungi ubat untuk manusia . 

Kemudian datanglah malaikat Jabril a.s dengan membawa buah delima syurga. Kata Nabi Ayyub a.s ; " Ya Jabril , apakah Tuhanku masih ingat kepadaku?" Kata Jabril " Ya, dan Dia mengirimkan salam kepadamu, serta menyuruhmu memakan kedua buah delima ini, maka akan sembuh normal daging dan tubuhmu." 

Ketika Nabi Ayyub a.s memakan kedua delima itu, Jibril berkata lagi : " Berjalanlah dengan kedua kakimu." maka Nabi Ayyub a.s pun berdiri dengan izin ALLAH!." Maka Nabi Ayyub a.s memukul kakinya yang kanan ke tanah, sehingga keluarlah air hangat dan dia lalu mandi dengan air itu, kemudian dari kakinya yang kiri terpancarlah air dingin sehingga ia minum dari air tersebut . Kemudian hilanglah segala penyakitnya, baik bahagian luar mahupun dalam. Dan tubuhnya Nabi Ayyub a.s lebih gagah dan tegap semula, wajahnya lebih bersinar daripada bulan purnama . 

Nabi Muhammad s.a.w bersabda :" Bersabar satu saat terhadap satu bencana , itu lebih baik daripada beribadah satu tahun.

( Rujukan : Daratun Nasihin, oleh Usman Alkhaibawi )
http://mselim3.blogspot.com/2011/12/kisah-kesabaran-nabi-ayub-as.html

Isnin, 22 April 2013

Nasihat Syaikh Bin Baz

Nasihat Syaikh Bin Baz Untuk Kemenangan Negara-negara Umat Islam
Oleh: Badrul Tamam

Syaikh Abdul Aziz bin Bazz rahimahullaah berkata tentang hakikat jihad: “Sesungguhnya jihad yang benar telah ALLAH sebutkan dalam beberapa ayat-Nya. ALLAH juga menyebutkan pahala yang akan diraih orang yang berjihad berupa kemenangan di dunia dan kebahagiaan di akhirat. ALLAH juga menyebutkan beberapa sifat mujahidin yang membezakan mereka dari yang lainnya.

ALLAH Ta’ala berfirman,

انْفِرُوا خِفَافًا وَثِقَالًا وَجَاهِدُوا بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ

“Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan atau pun merasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan dirimu di jalan ALLAH  Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (QS. Al-Taubah: 41)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا لَقِيتُمْ فِئَةً فَاثْبُتُوا وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلا تَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ وَاصْبِرُوا إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ وَلا تَكُونُوا كَالَّذِينَ خَرَجُوا مِنْ دِيَارِهِمْ بَطَرًا وَرِئَاءَ النَّاسِ وَيَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ وَاللَّهُ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطٌ

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) ALLAH sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung. Dan taatlah kepada ALLAH dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya ALLAH beserta orang-orang yang sabar. Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang keluar dari kampungnya dengan rasa angkuh dan dengan maksud ria kepada manusia serta menghalangi (orang) dari jalan ALLAH.  Dan (ilmu) ALLAH meliputi apa yang mereka kerjakan.” (QS. Al-Anfal: 45-47)

Wahai orang beriman, perhatikanlah sifat-sifat agung para mujahidin yang sebenarnya ini sehingga jelas bagi engkau keadaan kaum muslimun saat ini dan keadaan para mujahidin terdahulu. Supaya engkau mengetahui rahsia kemenangan mereka dan kekalahan orang-orang sesudahnya. Kerana sesungguhnya tidak ada jalan yang boleh menghantarkan kepada kemenangan di dunia dan kebahagiaan di akhirat kecuali bersikap dengan akhlak yang telah ALLAH perintahkan, mendakwahkannya, dan menggantung pertolongan kepadanya. ALLAH Subhanahu wa Ta'ala telah menjelaskan dalam Kitab-Nya, yang telah disebutkan sebelumnya dan juga ayat-ayat yang lainnya. ALLAH 'Azza wa Jalla berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَى تِجَارَةٍ تُنْجِيكُمْ مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَتُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ يَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَيُدْخِلْكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ وَمَسَاكِنَ طَيِّبَةً فِي جَنَّاتِ عَدْنٍ ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ وَأُخْرَى تُحِبُّونَهَا نَصْرٌ مِنَ اللَّهِ وَفَتْحٌ قَرِيبٌ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِينَ

“Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? (iaitu) kamu beriman kepada ALLAH dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan ALLAH dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahuinya, niscaya ALLAH akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam syurga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam syurga Adn. Itulah keberuntungan yang besar. Dan (ada lagi) kurnia yang lain yang kamu sukai (iaitu) pertolongan dari ALLAH dan kemenangan yang dekat (waktunya). Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman.” (QS. Al-Shaff: 10-13)

Dalam ayat ini, ALLAH Subhanahu wa Ta'ala mengumpulkan beberapa sebab kemenangan dan mengembalikannya kepada dua dasar pokok: Pertama, Iman kepada ALLAH dan Rasul-Nya. Kedua, berjihad di jalan-Nya. Lalu ALLAH menyebutkan hasil yang diraih, iaitu mendapatkan keuntungan di akhirat berupa syurga, pertolongan di dunia, dan kemenangan yang dekat. Dan ALLAH mengabarkan bahawa kaum muslimin menyukai pertolongan dan kemenangan, “Dan (ada lagi) kurnia yang lain yang kamu sukai (iaitu) pertolongan dari ALLAH dan kemenangan yang dekat (waktunya)".”

Sebab kemenangan kembali kepada dua dasar pokok: Pertama, Iman kepada ALLAH dan Rasul-Nya. Kedua, berjihad di jalan-Nya.

Kemudian Syaikh Bin Bazz menyampaikan kunci kemenangan yang akan diraih oleh negara-negara muslim. Iaitu apabila pucuk pemimpinnya dalam pemerintahan mereka benar-benar mengharapkan pertolongan dari ALLAH dan kemenangan yang dekat serta kebahagiaan di dunia dan akhriat, maka ALLAH telah menjelaskan jalannya dan menunjukkan saranan dan sebab untuk mencapainya. Iaitu mereka harus bertaubat kepada ALLAH dengan sebenar-benarnya taubat atas kesalahannya yang lalu, berupa  kelalaian mereka dan tidak melaksanakan hak ALLAH dan hak para hamba-Nya yang diwajibkan atas mereka. Dan hendaknya mereka benar-benar dalam beriman kepada ALLAH dan Rasul-Nya, menjalankan syariat-Nya, berpegang dengan tali-Nya, berjihad terhadap musuh dalam satu barisan dengan memanfaatkan segenap kekuatan yang telah ALLAH berikan, meninggalkan prinsip-prinsip yang bertentangan dengaan syariat ALLAH dan ajaran dien-Nya.

Hendaknya mereka hanya bergantung kepada ALLAH Subhanahu wa Ta'ala semata, bukan kepada yang lainnya berupa kekuatan ketenteraan timur dan barat.

Mereka harus melaksanakan usaha-usaha dan menyiapkan kekuatan yang termampu dengan segenap kelengkapan yang dibolehkan syariat, dan hendaknya mereka bersikap independen (berdiri sendiri) dan jangan cenderung/berpihak kepada golongan kafir di Timur dan di Barat. Mereka hendaklah sepenuhnya patuh dengan beriman kepada ALLAH dan Rasul-Nya, berpegang teguh dengan agaman-Nya dan komitmen dengan syariat-Nya.

Adapun dibenarkan melengkapan persenjataan dan berbagai persiapan ketenteraan dengan mendapatkannya dari berbagai jalan yang tidak bertentangan dengan syariat yang suci. Semoga ALLAH menyatukan kekuatan kaum muslimin dan memperbaiki hubungan antar sesama mereka, menjaga para pemimpinnya, memuliakan agama-Nya dan menghinakan musuh-musuh-Nya, mengembalikan hak-hak kaum muslimin kepada diri mereka, dan menghancurkan segala prinsip dan undang-undang serta tradisi yang berseberangan dengan Islam.

Misi Jihad Fi Sabilillah
Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam pernah bersabda kepada Ali bin Abi Thalib ketika mengutusnya ke Khaibar:

فَوَاللَّهِ لَأَنْ يُهْدَى بِكَ رَجُلٌ وَاحِدٌ خَيْرٌ لَكَ مِنْ حُمْرِ النَّعَمِ

“Demi ALLAH  Kalaulah ALLAH memberi petunjuk satu orang melalui dirimu itu lebih baik bagimu daripada mendapatkan unta merah.” (Muttafaq ‘alaih)

Dalam hadit ini dan hadit yang semakna menjadi peringatan bagi para dai (penyeru kepada ALLAH  dan mujahidin di jalan-Nya, bahawa maksud dari jihad dan dakwah kepada ALLAH Subhanahu wa Ta'ala adalah menunjuki manusia dan mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada cahaya, menarik mereka dari kehinaan kesyirikan dan pengabdian kepada sesama makhluk kepada kemulian iman, ketinggian Islam, dan menyembah hanya kepada tuhan yang Hak dan Esa yang tidak boleh ada peribadatan yang dipersembahkan kepada selain-Nya dan tak seorangpun yang berhak atasnya kecuali Dia Subhanahu wa Ta'ala.

Tujuan dan misi jihad bukan menumpahkan darah, merampas harta, menawan kaum wanita dan anak-anak. Sesungguhnya semua itu bukan tujuan awal, tapi hanya sebagai tuntutan. Iaitu ketika orang-orang kafir menolak kebenaran dan bangga dengan kekafirannya, tidak mahu tunduk dan membayar jizyah (upti). Kalau seperti ini keadaannya, maka ALLAH mensyariatkan kepada kaum muslimin untuk memerangi mereka, merampas harta mereka sebagai ghanimah, memperbudak wanita dan anak-anak mereka untuk dijadikan sebagai sarana ketaatan kepada ALLAH dan mengajarkan kepada mereka syariat-Nya, menyelamatkan mereka dari azab dan kesengsaraan.

Semua itu juga sebagai hiburan bagi kaum muslimin setelah menghadapi sengitnya pertempuran dan perlawanan musuh, dan menjadikan mereka sebagai batu penghalang akan serangan musuh dalam menghalangi jalan penyebaran Islam.

Tidak diragukan lagi hal ini termasuk keindahan Islam yang diakui oleh orang yang jujur dan adil, baik dari kalangan dalam atau luar Islam. Semua itu termasuk bahagian dari rahmat ALLAH  Maha Bijaksana dan Maha Mengetahui, yang telah menjadikan agama ini sebagai agama rahmat, mengajarkan berbuat baik dan adil serta toleransi yang relevan dijalankan pada setiap zaman dan di mana-mana saja, yang tidak tertandingi oleh undang dan aturan manusia. Dan kalau saja para ahli dan tokoh bersatupadu untuk membuat aturan yang sama atau yang lebih baik, niscaya mereka tidak akan mampu membuatnya. Maha suci ALLAH  Dzat Maha Adil dan Maha Bijaksana, Yang membuat syariat dapat diterima oleh akal sihat dan fitrah yang lurus. 

Wallahu a’alam 

*Diringkaskan dari situs www.darmm.com.  

Syaqiq Al Balkhy

Syaqiq Al Balkhy
Gambar hiasan saja
Abu Ali - Syaqiq bin Ibrahim al Balkhy (wafat 139 H./810 salah seorang di antara tokoh tokoh besar Khurasan. Ia adalah guru dari Hatim al Asham.

Dikisahkan, tentang penyebab zuhudnya, bahawa beliau adalah salah seorang dari anak kalangan orang-orang berada. Suatu ketika beliau melakukan lawatan ke Turki untuk suatu kepentingan perniagaan. Dan kepergiannya itu merupakan yang pertama kali baginya. Suatu saat beliau masuk ke kedai patung. Penjaga kedai itu, rambut dan janggutnya dicukur, pakaiannya dari jenis sutera arjuwaniyah.

Syaqiq berkata kepada si penjaga, “Bukankah anda mempunyai Pencipta Yang Maha Hidup, Maha Tahu, dan Maha Kuasa, maka sembahlah Dia. Jangan menyembah patung-patung yang tidak membahayakan atau memberi manfaat kepada diri anda!” Penjaga itu pun menjawab, “Bila Dia sebagaimana anda ucapkan, tentu Dia dapat memberi rezeki kepada diri anda di negara anda sana. Mengapa anda bersusah payah datang ke mari untuk berniaga?” Seketika Syaqiq pun menjadi sedar, dan sejak saat itu ia mengambil jalan zuhud.

Dikisahkan, di antara penyebab zuhudnya, bahawa beliau melihat seorang budak yang sedang bermain-main dengan penuh suka ria di musim kemarau dan kering. Orang-orang sangat prihatin ketika itu. Syaqiq bertanya, “Apa yang membuatmu bersuka cita seperti itu? Bukankah engkau melihat kesengsaraan manusia di musim kemarau dan kering ini?” Budak itu menjawab, “Bagiku kesengsaraan itu tidak ada. Tuanku berada di suatu desa yang bersih, siapa saja masuk di sana dan apa pun yang kami inginkan dicukupi.” Sejenak Syaqiq sedar, dan berkata pada diri sendiri, “Kalau tuannya berada di suatu desa, dan ia tergolong makhluk yang fakir, sementara dirinya tidak peduli terhadap rezeki, lalu layakkah seorang Muslim mementingkan rezekinya, sedangkan Tuannya Maha Kaya?”


Hatim al Asham berkata, “Syaqiq al Balkhy tergolong kaya raya. Beliau membantu para pemuda pada masanya. Sedangkan Gabenor Balkh kala itu adalah Ali bin Isa bin Mahan. Sang gabenor ini sangat menyayangi anjing pemburu miliknya. Suatu sketika salah seekor anjingnya hilang. Lantas anjing itu ditemukan berada di tempat seseorang laki-laki yang menjadi tetangga Syaqiq. Laki-laki itu pun dicari, namun dia lari dan bersembunyi di rumah Syaqiq. Lantas Syaqiq pergi ke rumah gubernor, dan berkata, ‘Tolong beri jalan. Soal anjing itu ada di rumahku, akan aku kembalikan tiga hari lagi.’ Para pengawal gabenor menyilakan Syaqiq, dan setelah itu Syaqiq kembali pulang.

Pada hari ketiga, seorang sahabat Syaqiq yang sudah lama menghilang dari Balkh datang. Sahabat itu menemukan anjing yang lehernya berkalung di jalan, lantas anjing itu pun dibawanya. Lebih baik, anjing ini kuberikan saja kepada Syaqiq, sebab dia sibuk dengan kaum muda,’ kata si sahabat tersebut. Ketika Syaqiq melihatnya, ternyata anjing tersebut adalah anjing gabenor. Syaqiq amat girang, dan anjing itu tepat pada hari ketiga dibawa kepada gabenor, dan dia bebas dari beban. ALLAH swt. kemudian melimpahkan rezeki kesadaran, dan Syaqiq bertaubat dari perilaku sebelumnya, kemudian menempuh jalan zuhud. “

Hatim al Asham menceritakan kisahnya ketika bersama Syaqiq, “Kami pernah bersama dengan Syaqiq dalam satu barisan tempur ketika memerangi orang-orang Turki. Pada ketika itu tidak terlihat kecuali kepala-kepala manusia yang aneh, busur-busur panah yang patah dan pedang-pedang yang putus. Syaqiq berkata kepadaku, ‘Bagaimana dengan dirimu, hari ini, wahai Hatim? Apakah engkau melihatnya seperti kejadian semalam ketika engkau diusir oleh isterimu?’ Aku berkata, ‘Tidak, demi ALLAH ’ Syaqiq berkata, ‘Namun, bagiku, demi ALLAH  pada hari ini sama dengan dirimu pada malam itu.’ Kemudian Syaqiq tidur di antara dua rak, berbantalkan perisai, hingga terdengar gerit-geritnya.”

Di antara ucapan Syaqiq, “Bila Anda ingin mengenal seseorang, maka kenalilah; apakah ia memilih janji ALLAH swt. atau memilih janji manusia. Lebih condong ke mana orang tersebut, maka akan kelihatan peribadinya.

Katanya pula, “Takwa seseorang diketahui atas tiga hal: Mengambil, mencegah dan berbicaranya.”

http://jalansufi.com/Ahli-Sufi/syaqiq-al-balkhy

ToKoH-ToKoH IsLaM - Al-Razi

Ibn Bajjah | Ibn Maskawaih | Ibn Haitham | Jabir Ibn Haiyan | Badi'uzzaman Sa'id Nursi | Ibn Rusyd | Al-Ghazali | Al-Farabi | Ibn Tufail | Ibn Qayyim | Al-Biruni | Al-Razi | Ibn Sina | Ibn Khaldun | Malik Ben Nabi

Al-Razi - Karyanya menjadi rujukan dunia Eropah.

Al-Razi merupakan seorang tokoh falsafah Islam yang banyak menimbulkan kontroversi dalam bidang ilmu falsafah. Sikap dan pemikirannya dikatakan cenderung kepada pemikiran dan teori ahli falsafah Yunani kuno seperti Plato. Oleh sebab itu, ramai dalam kalangan ahli falsafah muslim yang mengecamnya, mereka tidak setuju dengan sebahagian pendapatnya yang pro-platonisme.

Walau bagaimanapun, al-Razi tetap diletakkan dalam senarai ahli falsafah muslim yang terkemuka sehingga ke hari ini. Sumbangannya yang besar dalam bidang perubatan dan kimia sangat berharga kepada generasi selepasnya. Manakala dalam bidang falsafah, al-Razi memberi sumbangan besar dalam menghuraikan falsafah logik, metafizik, moral, dan kenabian dengan cara rasional dan harmoni. Oleh sebab itulah al-Razi terkenal sebagai seorang ahli falsafah yang rasional dan murni.

Al-Razi atau nama sebenarnya Abu Bakar Muhammad bin Zakaria al-Razi, lahir pada tahun 236H bersamaan 850M. Sesetengah pendapat mengatakan yang beliau lahir pada 1 Sya'ban 251H bersamaan 865M. Beliau anak kelahiran bum! Iran iaitu di Ray dekat Tehran merupakan seorang tokoh falsafah yang masyhur pada kurun ke-3 Hijrah.

Beliau pada zaman mudanya menjadi pemain gambus (rebab, rebana) sambil menyanyi, kemudian dia meninggalkan pekerjaan itu dan mempelajari bidang perubatan dan falsafah. Beliau belajar ilmu kedoktoran dengan Ali ibn Rabban al-Thabari (192 - 240H bersamaan 808-855M) dan belajar ilmu falsafah dengan al-Balkhi. Dalam masa yang sama beliau juga belajar matematik, astronomi, sastera, dan kimia.

Semasa Mansur ibn Ishaq ibn Ahmad ibn Asad menjadi Gabenor Ray, al-Razi diberi kepercayaan memimpin rumah sakit (hospital) selama enam tahun (290-296H bersamaan 902 - 908M). Pada masa ini juga al-Razi menulis buku al-Thibb al-Mansuri yang dipersembahkan kepada Mansur ibn Ishaq ibn Ahmad. Kemudian al-Razi berpindah ke Baghdad atas permintaan Khalifah al-Muktafi (289 - 295H bersamaan 901 - 908M), yang berkuasa pada waktu itu.

Dalam menjalankan kerjaya kedoktoran, beliau dikenal sebagai seorang yang pemurah, sayang kepada pesakit-pesakitnya, dermawan kepada orang-orang miskin dan memberi rawatan kepada mereka secara percuma. Hitti menyifatkan al-Razi sebagai seorang doktor yang paling agung dalam kalangan doktor Muslim dan juga seorang penulis yang produktif.

Kemasyhuran al-Razi sebagai doktor bukan sahaja di dunia timur, tetapi juga di barat; sehinggakan beliau telah digelar The Arabic Galen. Setelah Khalifah al-Muktafi wafat, al-Razi kembali ke Ray, dan meninggal dunia pada 5 Syaaban 313H (Oktober 925M).

Para sarjana berpendapat bahawa al-Razi mengalami sakit mata dan kemudiannya buta pada penghujung hayat-nya. Al-Razi menderita akibat ketekunannya menulis dan membaca yang terlalu banyak.

Dalam dunia keilmuan, tradisi pro dan kontra tidak pernah luput sejak zaman dahulu bahkan sehinggalah ke hari ini. Demikianlah pada zaman al-Razi, beliau tidak terlepas daripada ditentang oleh para ilmuwan sezamannya.

Penentang al-Razi yang dapat dikenal pasti oleh para sarjana dan ilmuwan Islam ialah Abu Qasim al-Balkhi. Beliau banyak menulis penolakan terhadap buku-buku al-Razi, terutama buku 'Ilm al'Ilahi. Begitu juga dengan Syuhaid ibn al-Husain al-Balkhi, beliau mempunyai banyak perbezaan dengannya al-Razi terutama tentang teori kesenangan. Teorinya tentang kesenangan itu
dijelaskan dalam kitabnya Tafdhil Ladzdzat al-Na^s, yang ditulis kembali oleh Abu Sulaiman al-Mantiqi al-Sajistani dalam Siwan al-Hikmah.

Karya-karya dan sumbangan

Al-Razi merupakan antara tokoh yang produktif dalam lapangan penulisan. Hal ini terbukti dengan banyak hasil karya beliau ditemui termasuk yang telah hilang. Tidak kurang daripada 200 buah karangan termasuk buku, makalah, dan surat-surat telah dihasilkan oleh al-Razi dicatatkan para pengkaji. Karya-karya beliau banyak membincangkan persoalan falsafah, perubatan, sains, ketuhanan, al-Quran, ilmu kalam, bahasa Arab, fiqh dan usul fiqh, geometri, dan sejarah.

Kemasyhuran al-Razi bukan sahaja menjadi kebanggaan kepada dunia Islam malah ketokohan dan kepakaran beliau turut diakui oleh dunia barat. Hal ini terbukti dengan banyak karya-karya beliau telah menjadi rujukan dan panduan dunia barat terutamanya dalam bidang perubatan. Sehingga kini karya-karya al-Razi masih diguna.

Kitab al-Hawi (Liber Contines) merupakan sebuah ensiklopedia amalan perubatan terapeutik yang dihasilkan olehnya menjadi rujukan dunia Eropah. Minat yang mendalam dunia Eropah kepada karya agung yang seberat 10kg ini terbukti dengan penerbitannya beberapa kali sejak abad ke-12M lagi sehingga abad ke-17M.

Penemuan al-Razi berkenaan sakit campak cacar tulen (smallpox) dan campak biasa (measal) turut menjadi bahan rujukan perubatan di dunia Barat malah turut diulangi penerbitannya beberapa kali sehingga abad ke-18M. Kedua-dua karya ini juga merupakan sumber kurikulum tradisional di kalangan para pengamal perubatan Islam.

Kitab al-Mansur (Liber medicinalis ad al Mansorem) juga karya agung al-Razi dalam dunia perubatan. Al-Razi telah menghasilkan buku ini ketika beliau di Khurasan di bawah pemerintahan Gabenor al-Mansur Ibnu Ishaq. Dalam buku ini terkandung 10 penemuan berkaitan tentang amalan sent dan sains perubatan. Buku ini dianggap satu karya beliau yang tulen dan mencerminkan kematangan dan kepakaran beliau dalam amalan perubatan moden.

Dalam buku ini juga beliau menekankan betapa pentingnya cara pemeriksaan yang teliti sebelum membuat sesuatu kesimpulan tentang sesuatu penyakit. Satu falsafah yang terpenting dalam karya al-Razi ini ialah kebenaran dalam ilmu perubatan merupakan suatu yang amat sukar diperoleh dan walaupun banyak tersedia rujukan namun kurang juga nilainya sekiranya dibandingkan dengan amalan seorang doktor yang sentiasa menggunakan kuasa pemikiran dan logiknya.

Al-Razi menentang sekeras-kerasnya amalan penipuan dan penyelewengan dalam amalan perubatan. Padanya penyakit jasmani tidak boleh dipisahkan dengan penyakit rohani. Oleh sebab itu, dalam merawatnya kedua-dua pendekatan iaitu rohani dan jasmani terus digemblengkan.

Al-Razi turut memberi sumbangan yang besar dalam bidang kimia dengan terhasilnya Kitab al-Asrar (The Book of Secrets). Buku ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan merupakan sumber utama maklumat bahan kimia sehingga abad ke-14M. Antara lain kejayaan al-Razi dalam dunia perubatan ialah penemuan rawatan kepada penyakit cacar dan pengasingan alkohol dalam penghasilan antiseptik.

Sumbangan al-Razi dalam bidang falsafah tidak kurang hebatnya, dengan terhasilnya banyak karya tentang falsafah sudah cukup untuk membuktikan minat yang mendalam al-Razi dalam bidang falsafah. Karya beliau dalam bidang falsafah yang berjudul Al'Thib al-Ruhani merupakan karya teragung beliau dalam bidang falsafah. Karya ini berkisar tentang cara pengubatan penyakit jiwa dan pengubatan fizik yang menyembuhkan tubuh badan.

Antara karya utama yang membincangkan persoalan falsafah ialah al-Sirah al'Falsafiyyah, Amarah al-lqbal aI'Dawlah, Kitab al-Ladzdzah, Kitab al-llmi al-Ilahi, Maqalah fi ma baid al'Thabiiyah, dan al-Syukuk 'ala Proclus.

Alt Sami al-Nasysyar telah mengesan sebanyak 97 buah buku yang telah dihasilkan oleh al-Razi yang merangkumi bidang-bidang al-Quran (tafsir) lima buah, Ilmu kalam 40 buah, Falsafah 26 buah, Bahasa Arab tujuh buah, Fiqh dan Usul Fiqh lima buah, Perubatan tujuh buah, Geometri lima buah, dan Sejarah dua buah.

Brockelman seorang pengkaji biografi orientalis pula membahagikan penulisan tokoh ini kepada 13 bidang dengan hanya menemui 38 buah karya sahaja, antaranya History dua buah, Fiqh tiga buah, Quran tiga buah, Dogmatics 13 buah, Philosophy lapan buah, Astrology satu buah, Cheiromancy satu buah, Rhetoric satu buah, Encyclopedia satu buah, Medicine satu buah, Physionomy dua buah, Alchemy satu buah, dan Mineralogy satu buah.

http://alhakelantan.tripod.com/tokoh/id5.html

SIFAT KEMURAHAN ALLAH

D i antara nama dan sifat Allah SWT adalah “Rahman”, “Rahim”, "Hannan", "Mannan", "Kareem" yang menunjukkan pa...