Ahad, 5 Februari 2012

Nasihat Imam Ja’far Al-Shadiq tentang “ZIKIR”


Orang yang benar-benar mengingat Allah adalah orang yang taat kepada-Nya. Barangsiapa yang lengah mengingat-Nya, dia telah durhaka. Ketaatan adalah tanda petunjuk, sedangkan maksiat adalah tanda kesesatan. Pangkal keduanya adalah zikir dan lalai. Jadikanlah hatimu sebagai kiblat dari lisanmu, jangan menggerakkan kecuali dengan isyarat hati, persetujuan akal dan keridhaan iman. Allah Maha Mengetahui semua yang tersembunyi dan terlihat darimu.

Jadilah laksana orang yang sedang dalam keadaan sakaratul maut jiwa, disaat ruh akan berpisah dari raganya, atau laksana orang yang berdiri dalam barisan Hari Pembalasan. Janganlah kamu berpaling dari apa yang telah dibebankan oleh Tuhanmu padamu dari perintah dan larangan-Nya serta janji ancaman-Nya. Jangan pula kamu menyibukkan diri dengan selain yang dibebankan oleh Tuhanmu. Sucikanlah hatimu dengan kesedihan dan ketakutan.

Jadikanlah zikrullah (mengingat Allah) itu dikarenakan Dia selalu mengingatmu. Dia ingat kepadamu, tetapi Dia tidak membutuhkannmu. Dia mengingatmu itu lebih mulia, lebih diharapkan, lebih terpuji dan lebih sempurna daripada kamu mengingat-Nya, bahkan lebih dahulu darimu. Makrifatmu bahwa Dia selalu mengingatmu akan mewariskan kerendahan hati, rasa malu dan kehancuran. Dari sinilah lahirlah pandangan akan kemulian-Nya dan karunia-Nya yang telah berlalu. Ketaatanmu tidak memiliki nilai sama sekali dihadapan keagungan-Nya, meskipun kamu telah banyak berbuat kebaikan. Akhirnya, kamu tulus mengharapkan keridhaan-Nya. Perhatianmu akan zikirmu pada-Nya mewariskan riya, ujub, kebodohan, bertindak kasar pada makhluk-Nya, merasa telah banyak melakukan ketaatan pada-Nya dan melupakan karunia dan kemulian-Nya. Tak ada yang bertambah pada dirimu kecuali menjadikannmu jauh dari Allah. Kamu tidak mendapatkan sesuatupun dari perjalanan waktu kecuali ketakutan.

Zikir itu ada dua macam, yaitu zikir yang tulus bagi Allah sesuai dengan persetujuan hati, dan zikir yang memiliki erti bahawa yang berzikir itu sebenarnya adalah Tuhan….,Rasulullah SAW bersabda: ” Aku tidak mampu untuk memuji diri-Mu, karena Engkau sendirilah yang memujji diri-MU”

Rasulullah SAW tidak pernah menjadikan zikirnya kepada Allah memiliki nilai sama sekali kerana pengetahuannya akan hakikat sebelumnya bahawa dia mengingat Allah itu sebenarnya Allah mengingat dirinya. Ini lebih utama.

Barangsiapa yang ingin mengingat Allah azza wa jalla maka hendaknya Dia mengetahui bahawa ketika Allah tidak mengingatkan hamba-Nya dengan memberikan taufik padanya untuk mengingat-Nya niscaya hamba itu tidak mampu mengingat-Nya.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan

SIFAT KEMURAHAN ALLAH

D i antara nama dan sifat Allah SWT adalah “Rahman”, “Rahim”, "Hannan", "Mannan", "Kareem" yang menunjukkan pa...