PUISI TADARRUS.
Oleh KH A Mustofa Bisri
BERHENTI MENGALIR
DARAHKU MENYIMAK FIRMAN-MU
Izzazul zilatil ardlu zilzaalahaa
Wa akhrajatil-ardlu atsqaalahaa
Waqaalal-insaanu maa lahaa
Ketika bumi digoncang dengan dahsyatnya
Dan bumi memuntahkan is perutnya
Dan manusia bertanya-tanya:
Bumi ini kenapa?
..Yaumaidzin tuhadditsu akhbaarahaa
Bianna Rabbaka auhaa Lahaa
Yaumaidzin yashdurun-naasu asytaatan
Liyurau a’maalahum
Ketika itu bumi mengisahkan kisah-kisahnya
Karena Tuhanmu mengilhamkannya
Ketika itu manusia tumpah terpisah-pisah
Untuk diperlihatkan perbuatan-perbuatan
mereka.
Faman ya’mal mitsqaala dzarratin khairan
yarah
Waman ya’malmitsqaala dzarratin syarran yarah
MAKA SIAPA
YANG BERBUAT SEZARRAH KEBAIKAN
PUN AKAN
MELIHATNYA
DAN SIAPA
YANG BERBUAT SEZARRAH KEJAHATAN
PUN AKAN
MELIHATNYA.
Ya Tuhan, akukah insan yang bertanya-tanya
Ataukah aku mukmin yang
Sudah tahu jawabnya?
Kulihat tetes diriku dalam
Muntahan isi bumi
Aduhai, akan ke manakah
Kiranya bergulir?
Di antara tumpukan maksiat
Yang kutimbun saat demi saat
Akankah ku lihat sezarrah saja
Kebaikan yang pernah kubuat?
NAFASKU MEMBURU DIBURU FIRMANMU
Dengan asma Allah Yang Pengasih Penyayang
Wa’aadiyaati dlabhan
Falmuuriyaati qadhan
Falmughirati subhan
Fa-atsarna bihi naq’an
Fawasathna bihi jam’an
Demi yang sama berpacu berdengkusan
Yang sama mencetuskan api berdenyaran
Yang pagi-pagi melancarkan serbuan
Menerbangkan debu berhamburan
Dan menembusnya ke tengah-tengah pasukan
lawan
Innal-insana li Rabbihi Lakanuud
Wainnahu ‘alaa dzaalika lasyahied
Wainnahu lihubbil-khairi lasyadied
Sungguh manusia itu
Kepada Tuhannya
Sangat tidak tahu
Berterima kasih
Sungguh manusia itu
Sendiri tentang itu
Menjadi saksi
Dan sungguh manusia itu
Sayangnya kepada harta
Luar biasa
Afalaa ya’lamu idza bu’tsira maa fil-qubur
Wahushshila maa fis-shuduur
Inna Rabbahum bihim
Yaumaidzin lakabier
Tidakkah manusia itu tahu
Saat isi kubur dihamburkan?
Saat ini dada ditumpahkan?
Sungguh Tuhan mereka
Terhadap mereka saat itu
Tahu belaka!
Ya Tuhan,
Ke mana gerangan butir debu ini’kan
menghambur?
Adakah secercah syukur menempel
Ketika isi dada dimuntahkan
Ketika semua kesayangan dan andalan entah
ke mana?
MEREMANG BULU ROMAKU
DIGUNCANG FIRMANMU
Bismillahirrahmaannirrahim
Al-Quaari’atu
Mal-qaari’ah
Wamaa adraaka mal-qaari’ah
Penggetar
hati
Apakah
penggetar hati itu?
Tahu
kau apa itu penggetar hati?
RESAH SUKMAKU DIRASUK FIRMANMU
Yauma yakuunun-naasu
Kal-faraasyil-mabtsuts
Watakuunul-jibaalu
Kal’ihnil-manfusy
Itulah hari
manusia
Bagaikan belalang
bertebaran
Dan gunung
gunung
Bagaikan bulu
Dihambur-terbangkan
MENGGIGIL RUAS-RUAS TULANGKU DALAM FIRMANMU
Waammaa man tsaqulat mawaazienuhu
Fahuwa fii’iesyatir-raadiyah
Waammaa man khaffat mawaazienuhu
Wamma adraaka maa hiyahnNaarun haamiyah
Barangsiapa berbobot
Timbangan amalnya
Ia akan
berada
dalam
kehidupan memuaskan
dan
barangsiapa enteng
timbangan
amalnya
tempat
tinggalnya di Hawiyah
Tahu kau apa
itu?
Api yang
sangat panas membakar
Ya Tuhan…ke
manakah gerangan
Belalang malang
ini ‘kan terlempar?
Gunung amal
yang dibanggakan
Jadikah selembar
buku saja memberati timbangan
Ataukah gunung-gunung
dosa akan melumatnya
Bagi persembahan
lidah Hawiyah?
Ataukah, o, kalau
saja
Maha
RahmatMu
Akan menerbangkannya
Ke lautan
ampunan.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan