Muhammad zahir:
1. BISMILLAHIR RAHMANIRRAHIIM.
( Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang )
Seluruh ajaran yang dibawa oleh para Nabi dan Rasul sudah diringkas dan diberikan kepada Baginda Nabi Muhammad saw. Dan semua ajaran Nabi saw. telah diringkas dalam Al Qur’an. Dan Al-qur’an ini kata ulama telah diringkas dalam surah Al Fatihah. Surat Al Fatihah ini diperintahkan untuk dibaca setiap hari minimal 17 kali, iaitu dibaca dalam setiap sholat. Surat Al Fatihah adalah intisari dari semua ajaran yang dibawa oleh para Nabi dan para Rasul.
Surat Al Fatihah ini dimulai dengan bismillahirrahmanirrahiim , dengan nama Allah, yang Maha Rahman dan Maha Rahiim. Makna dari Bismillah ini adalah kita nafikan seluruh makhluk, makhluk apa saja termasuk diri kita sendiri.
Bismillah artinya dengan mengharap hanya kepada Allah dan minta tolong hanya kepada Allah, saya mulai berbuat ini dan berbuat itu.
Kalau kita mau makan, kita baca Bismillah itu maknanya bahwa makanan dan minuman tidak bisa memberi manfaat tanpa kehendak Allah, maka saya makan dan minum membaca Bismillah, dengan maksud untuk minta tolong kepada Allah, saya tidak yakin dengan makanan dan minuman, saya hanya yakin dengan Allah.
Maka dengan mengingat dan menyebut nama Allah, saya minta tolong kepada Allah ketika makan dan minum, begitu juga dengan perbuatan lain.
Apa saja perbuatan yang tidak kita mulai dengan Bismillah, maka sebagaimana sabda Nabi saw, nanti barakahnya tidak sempurna, ada cacatnya. Semua perbuatan kita mulai dengan bismillah, terutama dalam membuat usaha dakwah.
Wahyu pertama yang diturunkankepada Yang Mulia Baginda Nabi saw adalah Iqra bismirabbik, Baca dan sampaikan Al Qur’an ini kepada ummat tapi jangan atas nama kamu, bismirabbika, tapi atas nama Tuhanmu.
Maka kita buat dakwah juga begitu yaitu atas nama Allah. Kita dakwah bukan atas nama syuro atau atas nama Jamaah Tabligh, tapi atas nama Allah. Jamaah Tabligh dan macam – macam nama lain itu hanya julukan dari orang – orang. Akhirnya lengket jadi nama, seperti bayi yang gak punya nama terus dikasih nama ya akhirnya punya nama. Tapi sebetulnya usaha agama ini tidak pernah diberi nama, kalau ada namanya ‘usaha mengamalkan agama’.
Maka usaha agama ini dimulai dengan Bismillahirrahmanirrahim. Maknanya : “Ya Allah aku betul – betul tidak mampu untuk mengemban, mengamalkan, dan menyampaikan agama ini. Sehingga aku minta tolong kepadamu ya Allah.”
Itulah makna bismillah dalam dakwah. Kalau dakwah kita dimulai dengan Bismillah, maka barakahnya gak akan habis – habis. Seperti kisah Nabi Sulaiman as. Yang mengirim surat kepada Ratu Bulqis, Penguasa Yaman. Isi suratnya pendek saja : “Dari Sulaiman (as). Bismillahirrahmanirrahiim. Jangan kamu sombong, datang masuk Islam.” Langsung itu Ratu Bulqis kegegeran. Singkatnya Ratu Bulqis dan semua rakyatnya akhirnya masuk Islam. Inilah barakah dari dakwah yang dimulai dengan Bismillah.
Nafikan diri kita, kedudukan kita, dan apa saja selain Allah. Bismillah, hanya mengharap dan meminta tolong kepada Allah, maka insya Allah, perbuatan apa saja akan jadi barakah. Dalam satu hadits, diriwayatkan oleh Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya, bahwa Barang-siapa ketika hendak berkumpul dengan istrinya membaca bismillah, kelak jika jadi anak, maka setiap anaknya bernafas orangtuanya akan dapat pahala. Anaknya tambah banyak maka pahalanya juga tambah banyak. Jadi Bismillah itu penting.
2. ALHAMDULILLAHI RABBIL ‘ALAMIIN.
( Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam )
Kemudian setelah bismillah, diteruskan dengan ayat Alhamdu lillahi rabbil ‘alamiin. Baginda Nabi saw. Mengatakan bahwa sebaik-baik doa adalah alhamdulillah. Bagaimana alhamdulillah dikatakan sebaik-baiknya do’a ?. Kata para ulama, alhamdulillah itu maknanya segala puji adalah bagi Allah, segala kebaikan adalah dari Allah, karena yang dipuji itu hanya kebaikan. Kebaikan yang datang dari para Nabi, dari para Rasul, dari para wali Allah, dari orang – orang dunia, kebaikan dari dunia dan dari akhirat, dibumi dan dilangit, semua hakekatnya adalah dari
Allah. Alhamdulillah , semua kebaikan dari Allah, maksudnya : “Ya Allah, semua kebaikan adalah dari Engkau dan milik Engkau, maka datanglah semua kebaikan itu pada diriku”. Jadi alhamdulillah itu adalah doa, karena kalau orang itu memuji berarti meminta. Kalo kita datang kepada seseorang dan memuji – muji : “Pak. kamu ini kaya dan dermawan”. Maksudnya itu kita meminta dan dia sudah ngerti, “ya iya, ini lho duitnya”. Kalo kita katakan : “pak, kamu itu dokter yang pintar.” Maknanya kita minta diobati.
Jadi kalo kita mengatakan Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, itu maknanya segala kebaikan bagi Allah, maksudnya : “Ya Allah, datangkanlah segala kebaikan kepada diriku’. Maka alhamdulillah ini cocok dikatakan fii kulli hal (kapan saja) Dalam kitab Hayatus Shahabah diriwayatkan bahwa salah satu sifat ummat nabi adalah senang memuji Allah dalam keadaan apapun. Mengucapkan alhamdulillah dalam keadaan susah pun bagus, maknanya, “ya Allah, jadikan kesusahan ini kebaikan bagi semua”. Dalam keadaan baik, kita ucapkan alhamdullillah, maknanya semoga kebaikan ini sempurna dijadikan bagiku.
Jadi dalam keadaan apa saja, mengucapkan alhamdullillah sudah cocok sekali. Kalau ada orang mati, kita ucapkan alhamdulillah benar menurut kata ulama. Mengucapkan alhamdulillah kalau ada orang mati itu bagus, tapi nanti keluarganya salah faham, mengira kita ini kurang ajar. Maka kalau sesuatu itu menimbulkan salah faham, sekarang kita ikram dulu. Karena menurut sabda Nabi saw., kita disuruh menyampaikan pembicaraan itu sesuai dengan taraf orang yang mendengar. Sebetulnya mengucapkan alhamdulillah dalam setiap keadaan itu cocok semua, tapi kalau ada orang mati kita terus ucapkan alhamdulillah, atau ada teman kita ditabrak mati lalu kita ucapkan alhamdulillah, kita bakal dimusuhin seumur hidup nanti.
Alhamdulillahirabbil ‘alamin, segala puji bagi Allah, Rabbnya seluruh alam maknanya; “ya Allah, seluruh kebaikan diseluruh alam adalah milik Engkau, maka datangkanlah seluruh kebaikan seluruh alam kepada diriku (kebaikan alam dunia dan alam akhirat).” Maka alhamdulillah ini adalah doa yang paling komplit, karena semua permintaan telah masuk didalamnya.
3. ARRAHMANIR RAHIIM.
( Maha Pemurah lagi Maha Penyayang )
Arrahmanirrahim artinya Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Ini juga merupakan doa. Maknanya : “Ya Allah, Engkau adalah Maha Pemurah maka berikanlah kepadaku bagian dari kemurahan-mu. Engkau adalah Maha Penyayang, maka sayangilah aku”.
4. MAALIKI YAWMIDDIIN.
( Yang menguasai di Hari Pembalasan )
Maaliki yaumiddin artinya Allah yang punya hari kiamat dan hari pengadilan. Ya Allah Engkau yang memiliki hari pengadilan, dimana semua orang siapa saja akan datang dan akan diadili pada hari itu termasuk aku. Maka selamatkan aku pada hari pengadilan itu, mudahkan aku ya Allah pada hari pengadilan itu. Jadi ayat maaliki yaumiddin itu adalah doa juga, doa agar kita diselamatkan di akhirat kelak.
5. IYYAAKA NA’BUDU WA IYYAKA’ NASTA’IIN.
( Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan )
Iyyaaka na’budu wa iyyaka’ nasta’iin artinya : “Ya Allah, hanya Engkau yang aku sembah, hanya engkau yang aku agung – agungkan, hanya Engkau yang aku takuti , dan hanya Engkau yang aku cintai habis – habisan.” Kata ulama, menyembah itu artinya takut habis – habisan, cinta habis – habisan, dan tunduk habis – habisan. Jadi hanya kepada Allah kita menyembah dan hanya kepada Allah kita minta tolong. Minta tolong dalam urusan apa ? dalam urusan apa saja. Hanya kepada Engkau, aku minta tolong dalam urusan dakwah saya, dalam urusan ibadah saya, dalam urusan keluarga saya. Hanya kepada Engkau, aku minta tolong dalam urusan ekonomi saya, dalam urusan dunia saya, dan dalam urusan akhirat saya. Itulah makna Iyyaaka na’budu wa iyyaka’ nasta’iin, hanya kepada Allah kita menyembah dan hanya kepada Allah kita meminta pertolongan.
6. IHDINASH SHIRATHAL MUSTAQIIM.
( Tunjukilah kami jalan yang lurus )
Kemudian do’a terakhir (ayat selanjutnya) adalah ihdinash shirathal mustaqiim, Ya Allah, berikanlah hidayah kepada kami (berupa) jalan yang
lurus. Bukan hanya kepada saya tapi kepada kami. ihdinash shirathal mustaqiim , Ya Allah tunjukilah kami semua. Dalam hal ini, derajat orang – orang macam, kalau yang dipikirkan hanya keluarganya, ihdinash shirathal mustaqiim berarti hanya mendoakan keluarganya. Kalau yang dipikirkan hanya kampungnya, berarti hanya mendoakan kampungnya.
Tapi kalau yang dipikirkan adalah seluruh alam, ihdinash shirathal mustaqiim maknanya mendoakan seluruh alam, berarti berbuat kebaikan kepada seluruh alam. Maka sholat setiap orang itu menurut pikirnya masing – masing, kalau pikirannya luas berarti pahalanya bertambah banyak. Kelihatannya sholat ditempat gelap tapi dihitung telah berbuat kebaikan kepada seluruh alam, kepada keluarganya, kepada orang kampungnya, kepada temannya, dan kepada ummat seluruh alam. Karena pikirannya begitu.
Maka kepahaman itu penting. Lamanya orang dalam usaha agama itu ada nilainya, tapi kepahaman itu lebih penting lagi. Dalam hadits riwayat Ibnu Mas’ud ra. Dikatakan bahwa sholat 2 raka’atnya orang ‘alim yang zuhud, gak suka dengan dunia adalah lebih utama dari ibadahnya seluruh orang didunia sampai hari kiamat. Coba kita pikirkan berapa banyak orang yang ada didunia ini. Diantara yang membuat pahala suatu amal itu jadi banyak adalah adanya kepahaman. Maka kepahaman ini sangat penting sekali.
Keluar 4 bulan atau setahun itu penting tapi kepahaman itu juga penting. Nanti kalau berjuang, keluar, keluar dan keluar terus tapi kepahaman tidak ditingkatkan, lama – lama ditengah jalan bakal bingung. Seperti orang yang lari cepat tanpa tahu jurusannya mau kemana , gak ngerti jurusannya tapi lari terus, tahu – tahu udah masuk jurang. Ada juga orang yang tahu jurusan tapi gak mau jalan, ini juga nanti gak sampai ke tujuan. Jadi kita harus bergerak dan juga harus meningkatkan kepahaman.
7. SHIRATHAL LADZIINA AN ‘AMTA ‘ALAIHIM GHOIRIL MAGHDHUBHI ‘ALAIHIM WALADHDHOOLLIIN.
(yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat)
Kitaberdoa, “Ihdinash shirathal mustaqiim.” Ya Allah, tunjukilah kami jalan yang lurus. Apa maksudnya jalan yang lurus. Yaitu shirathal ladziina an ‘amta ‘alaihim, Jalannya orang – orang yang telah Engkau beri nikmat. Jadi kita minta supaya dibimbing oleh Allah dijalan orang – orang yang telah diberi nikmat oleh Allah. Maksudnya siapa ? dijelaskan dalam ayat lain , minannabiyyina washshiddiqiina wasy syuhadai washsholihiin (dari kalangan para nabi, para shiddiqin, para syuhada, dan para orang shalih).
Ihdinash shirathal mustaqiim, maknanya Ya Allah tunjukilah kami jalan yang lurus, bimbinglah kami untuk mengikuti jalannnya para Nabi. Jadi kita dalam sholat berdo’a seperti itu. Jalan yang kita minta itu adalah :
a). JALANNYA NABI ADAM AS.
Bagaimana jalannya Nabi Adam as. ?. Nabi Adam as. itu salah hanya sekali, itupun gak disengaja dan kesalahannya itu kecil, cuman memakan makanan yang dilarang. Itupun Beliau melakukannya gak disengaja dan karena ditipu. Tapi salah walaupun cuman sekali dan gak sengaja, kalau bukan nabi sebenarnya gak dihitung salah karena khilaf (lupa). Tapi Nabi Adam as. menangisi kesalahannya bertahun – tahun didepan Kabbah. Beliau menangis sambil berdo’a, “Robbana anfusaana wa inlam taghfirlana wa tarhamna lanakunna minal khasiriin.” (Ya Allah, Aku telah berbuat zhalim kepada diriku sendiri, kalau Engkau tidak ampuni, maka sesunggunhya aku termasuk oramg yang merugi).
Ini Nabi Adam as., terus bagaimana dengan diri kita ? Kita ini punya kesalahan gak karuan, tidak bisa dihitung, dan salahnya direncanakan lagi. Berarti salah kita itu doubel. Kadang – kadang sudah salah merasa benar lagi. Inilah yang bikin repot, kapan tobatnya. Sedangkan Nabi Adam as. itu salah dan tidak disengaja, jadi sebenarnya Nabi gak salah beneran karena gak disengaja. Tapi Beliau as. menangis bertahun – tahun. Maka kita pun berdo’a kepada Allah supaya kita bisa menangis, menangisi dosa – dosa kita.
Jadi kita ini punya urusan besar, bagaimana kalau seseorang itu punya urusan dengan mahkamah (pengadilan) biar
tidak salah dan diancam oleh mahkamah hukuman gantung. Maka dia tidak akan bisa tidur. Gak usah dihukum gantung, diancam hukuman 20 tahun penjara saja, dia bakal gak bisa tidur, gak bisa makan enak. Padahal ini kesalahan kepada sesama manusia saja, sedangkan kita ini punya salah kepada Allah SWT. banyak sekali. Dan ancamannya berat kalau kesalahan kita tidak diampuni oleh Allah, bukan penjara tapi neraka. Kalau seluruh kesusahan didunia dikumpulkan didunia ini jadi satu, itu gak ada apa – apanya dibandingkan dengan kesusahan di neraka. Maka sesungguhnya kita harus menangis, karena para Nabi saja menangis apalagi kita.
b). JALANNYA NABI NUH AS.
Kemudian hidayah yang kita minta itu adalah seperti hidayah yang diberikan kepada Nabi Nuh as.. Yang dengan hidayah itu, Nabi Nuh as. bisa kuat dan istiqomah buat dakwah selama 950 tahun siang dan malam. Seperti itulah mestinya hidayah yang kita minta, bukan hanya 4 bulan dan 40 hari. Yang kita minta itu agar kita bisa kuat dakwah seperti Nabi Nuh as. selama 950 tahun. Tentu saja dalam masa 950 tahun itu ada 4 bulan dan 40 harinya. Ada orang tanya apa dalilnya keluar 4 bulan dan 40 hari, apa ada didalam Al Qur’an ?. Di Al Qur’an itu gak ada 4 bulannya, yang ada 950 tahun, masak dalam 950 tahun itu gak ada 4 bulannya ?.
c). JALANNYA NABI MUSA AS.
Hidayah yang kita minta itu adalah seperti hidayah yang diberikan kepada Nabi Musa as. Nabi Muas as. walaupun hidup didalam pemerintahan yang zhalim dan kejam tapi tetap istiqomah. Hidayah yang kita minta itu seperti hidayah yang diberikan kepada Nabi Yusuf as.. Kisah hidup Nabi Yusuf as. itu sangat ajaib, yang bikin masalah itu adalah saudaranya sendiri, yang satu ayah dan tinggal bersama dalam satu rumah. Maka kadang – kadang dalam usaha agama ini, yang bikin masalah adalah temannya sendiri tapi tetap kita harus kerja dakwah, karena para Nabi juga mengalami seperti itu. Maka kalau mau ikut Nabi juga harus siap mengalami keadaan seperti itu.
Terkadang yang bikin masalah adalah temannya sendiri yang sama – sama da’i dan sama - sama orang Islam, tapi Nabi Yusuf as. sabar dalam menghadapinya. Kata Nabi Yusuf as.. ketika saudara – saudaranya datang meminta ma’af kepadanya, “tidak ada cacian buat kamu pada hari ini, saya tidak akan menyalahkan kamu dan saya tidak akan membiarkan siapa saja untuk menyalahkan kamu. Masalah saya dengan kamu ini adalah akibat kerja syetan. Yang bikin masalah itu adalah syetan yang mengadu domaba kita bukan kamu. Kamu itu gak salah.” Hidayah yang kita seperti itu. Kalau kita renungi maka habis sholat gak ada yang berantem lagi.
Hidayah yang kita minta itu seperti hidayah yang diberikan kepada Nabi Ayub as.. Beliau mengalami Sakit gak karuan bertahun – tahun, tapi beliau tetap istiqomah dakwah terus.
Hidayah yang kita minta itu seperti hidayah yang diberikan kepada Nabi Isa.. Beliau gak punya rumah, gak punya istri, gak punya apa - apa didunia ini, tapi tetap terus istiqomah sampai beliau wafat, belum wafat ? sampai beliau diangkat ke langit. Nanti akhir zaman, Nabi Isa as. akan turun lagi ke bumi untuk menghabiskan seluruh agama selain agama Islam. Ini haditsnya mutawathir sekitar 70 hadits lebih. Seluruh agama akan habis selain agama Islam.
Jadi kalau kita sekarang ini memulai memperjuangkan agama nanti saat Nabi Isa as. datang dan seluruh dunia masuk Islam semua maka kita juga akan dapat pahalanya. Karena kita juga ikut memulai turut andil, walaupun andilnya kita itu seperti sebutir kerikil. Jadi perjuangan ini bukan perjuangan yang coba- coba, nanti berhasil atau tidak. Perjuangan ini pasti berhasil asalkan ikhlas, semua karena Allah.
keberhasilannya mungkin nanti kalau kita sudah mati atau nanti ketika Nabi Isa as. turun, kita gak tahu tapi pasti berhasil. Ini bukan percobaan ini usaha agama, pasti berhasil sesuai janji Rasulullah saw.. Ummat Islam pasti akan bersatu lagi. Kalau hari ini kita mendengar umat Islam itu begini dan begitu, jangan terkesan karena itu berita dunia, berita manusia. Kalau berita dari Rasulullah saw., ummat Islam pasti akan bersatu lagi. Yang masalah, kita ambil bagian atau tida
k dalam usaha dakwah, kalau gak ambil bagian kita bakal rugi. Usaha dakwah adalah perusahaannya para nabi dan para wali, maka kita tanam saham (modal) semampu kita supaya nanti kita tidak rugi.
c). JALANNYA RASULULLAH SAW
Hidayah yang kita minta seperti hidayah yang diberikan kepada yang Mulia, Baginda Nabi Muhammad saw.. Hidayah yang menjadi asbab hidayah bagi seluruh alam. Itulah maknanya minannabiyyin. Sedang washshiddiqin maksudnya kita minta hidayah seperti yang diberikan kepada para shiddiqin. Shiddiqin itu adalah orang yang betul - betul mantap imannya. Pemimpinnya shiddiqin ini Abu Bakar ra. Apa yang ciri khas dari kehidupan Sayyidina Abu Bakar ra. yang harus kita tiru. Diantaranya yaitu ketika terjadi guncangan – guncangan akibat wafatnya Rasulullah saw. Maka beliau mengatakan. “Apakah agama akan dikurangi sedangkan saya masih hidup ?.”
Itulah kehidupan para shiddiqin. Jangan sampai kita masa bodoh terhadap keadaan agama, mesjid kosong , banyak orang maksiat gak peduli. Orang hidup makan sendiri – sendiri dan mati pun kuburannya sendiri – sendiri, untuk apa pikirkan orang lain. Jangan berpikir seperti itu, kalau kita masa bodoh, maka dosa – dosanya orang yang buat maksiat di dunia ini kita juga bisa memikulnya. Jadi kalau kita melihat kerusakan – kerusakan , kita mesti ada kerisauan minimal dalam hati dan tangisan di waktu malam, buat usaha semampunya kita, sehingga kita pun gak akan disalahkan. Memikul dosa sendiri aja sudah ndak kuat, diisuruh memikul kesalahan umat kayak apa kita ini. Maka kita harus meniru para Shiddiqin, apakah agama harus berkurang padahal kita masih hidup ?.
Wasy syuhadaa’ , kita disuruh mengikuti para syuhadaa’ , siapa itu asy syhudaa’ ? asy syuhadaa’ adalah orang yang siap mati untuk agama, bukan orang yang mati untuk agama. Nabi saw. Bersabda bahwa kebanyakan orang syahid dikalangan umatnya itu di atas tikar, bukan di medan perang. Kenapa ? karena walaupun matinya diatas tikar, tapi hatinya penuh dengan jiwa pengorbanan ada kerisauan memikirkan agama, maka dihitung orang mati syahid.
Was shalihin, kita disuruh mengikuti orang – orang saleh. Orang saleh itu adalah orang yang ikut aturan dalam segala hal. Dalam tabligh ikut aturan tabligh, kalau sholat ikut aturan sholat. Kalau berpuasa, ikut aturan puasa, kalau berkeluarga ikut aturan berkeluarga, kalau berdagang ikut aturan berdagang, semua sudah ada aturannya dalam agama.
Dalam sholat, seperti inilah yang kita minta. Jika semua dalam sholat ini kita renungkan, maka setelah selesai sholat kita akan berubah total. Makanya dulu dizaman Nabi saw, gak ada bayan shubuh, sholat shubuh disaman Rasulullah saw. Biasanya panjang – panjang suratnya. Para sahabat itu paham, paling paham dengan Al Qur’an. Mereka paham bahwasanya dalam Al Quran itu penuh dengan cerita tentang dakwah, cerita tentang orang dakwah, bahkan para ulama mengatakan bahwa seluruh isi al Qur’an itu ada kaitannya dengan dakwah. Al Qur’an itu isinya cuman dua, cerita tentang orang – orang yang dakwah, yaitu para Nabi dan rasul dan cerita tentang bahan dakwah, apa yang mereka dakwahkan. Walaupun ayat (dalam Al Qur’an) itu bicara tentang faraidh (ilmu waris) tapi ada kaitannya dengan dakwah, maksudnya ini disampaikan kepada ummat, jadi ini bahan dakwahnya Rasulullah saw.. Maka Al Quran itu cerita tentang dakwah terus mulai dari awal sampai akhir dan para sahabat adalah orang paling paham tentang Al qur’an.
*Bayan Alm. Kyai Uzairon