Sabtu, 30 Ogos 2014

BuAt KeBAiKaN SeMaSa HiDuP

Oleh DR. AMINUDIN MANSOR
he he
MENJADI seorang yang beramal, beriman dan bertakwa sangatlah payah jika tidak mempunyai ilmu. Justeru, ilmu memandu kita ke arah kejayaan di dunia dan juga di akhirat.

Agama Islam adalah agama yang menganjurkan kepada penganutnya untuk berfikir dan mendorong mereka agar berbuat kebaikan dalam semua perkara. Justeru, sebagai umat Islam perlu bersyukur kerana diberikan nikmat iman dan Islam.

Nikmat Allah SWT yang dikurniakan kepada manusia adalah kesihatan tubuh badan, keamanan dan kemakmuran, iman, Islam dan kemerdekaan serta kesempurnaan fizikal dan mental.

Berkaitan dengan Islam, Sufyan bin Abdullah berkata: Ya Rasulullah, terangkan kepadaku tentang Islam. Aku tidak akan bertanya lagi kepada orang lain.” Lalu Rasulullah SAW menjawab: Ikrarkanlah (katakan): Aku beriman kepada Allah, kemudian berlakulah jujur (istiqamah). (riwayat Muslim)

Melakukan kebaikan juga adalah ibadat. Banyak jenis amal kebaikan atau ibadat, daripada sekian banyak ibadat itu tidak sama pahalanya. Ada yang tergolong kecil sedikit pahalanya dan ada yang tergolong sederhana dan ada yang lebih besar pahalanya. Dalam hal ini Nabi SAW bersabda yang bermaksud: Orang yang memberi petunjuk kepada kebaikan sama pahalanya seperti orang yang melakukannya. (riwayat Bukhari)

Ada jenis amal kebaikan dan ibadat yang dijanjikan dengan balasan syurga, ada ibadat yang dikerjakan akan menghapuskan dosa dan banyak lagi fadilat atau kegunaan lainnya. Nabi SAW bersabda yang bermaksud: Barang siapa melapangkan kesusahan (kesempitan) untuk seorang mukmin di dunia, maka Allah akan melapangkan baginya kesusahan daripada kesusahan-kesusahan hari kiamat dan barang siapa memudahkan kesukaran seseorang maka Allah akan memudahkan baginya di dunia dan akhirat.

Menutup aib

Barang siapa yang menutupi aib seorang Muslim, maka Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Allah selalu menolong hamba yang suka menolong kawannya. Barang siapa menempuhi jalan menuntut ilmu maka Allah akan mempermudahkan baginya jalan ke syurga. Suatu kaum yang berkumpul dalam sebuah rumah dari rumah-rumah Allah, bertilawah al-Quran dan mempelajarinya bersama, maka Allah akan menurunkan ketenteraman dan menaungi mereka dengan rahmat. Para malaikat mengitari mereka dan Allah menyebut-nyebut mereka dalam kalangan para malaikat di sisi-Nya. Barang siapa lambat dengan amalan-amalannya maka tidak dapat dipercepat dengan mengandalkan keturunannya. (riwayat Muslim)

Oleh itu, dalam melakukan amalan yang baik kita sepatunya menyegerakannya. Segala kebaikan yang kita lakukan pastinya mendapat balasan pahala daripada Allah SWT. Telah dijelaskan kebaikan itu banyak tetapi pengamalnya sedikit.

Rasulullah SAW bersabda yang maksudnya: Barang siapa yang membuat kebaikan untuk Islam, maka baginya pahala orang yang melakukan setelahnya dan pahala mereka tidak dikurangi sedikit pun. Dan barang siapa yang membuat keburukan untuk Islam, maka baginya dosa dan dosa mereka tidak dikurangi sedikit pun. (riwayat Imam Muslim)

Jangan sesekali kita melakukan keburukan, kerana keburukan itu bukan sahaja menambahkan dosa, malah menjadikan seseorang itu sukar untuk berbuat kebaikan kepada dirinya dan juga orang lain. Antara dosa besar yang mesti dihindari, menghina dan menderhaka kepada kedua-dua ibu bapa, menipu dan berbohong, mencuri dan merompak, riba, makan harta anak yatim, lari dari medan perang, mengumpat dan memfitnah.

Sementara, dosa besar yang membawa kehancuran umat antaranya minum arak dan menagih dadah, melakukan zina, menuduh zina, liwat dan musahaqah, dan membunuh diri yang mesti dijauhi.

http://epondok.wordpress.com/2014/08/29/buat-kebaikan-semasa-hidup/

Ahad, 24 Ogos 2014

Best Sufi Meditation Music... Vol. I موسيقى صوفية

Gambaran Dunia Menurut Hasan al-Bashri

Sekedar hiasan
Hasan al-Bashri pernah menuliskan surat kepada Umar bin Abdul Aziz untuk menggambarkan dunia kepada Umar, Ia berkata : "amma ba'du. wahai Amirul mukminin, Dunia ini hanyalah tempat berlalu dan sementara, bukan tempat untuk menetap selamanya. Adam diturunkan ke dunia sebagai hukuman baginya, maka waspadalah terhadapnya. Orang yang menginginkan dunia pasti akan berpisah dengannya, orang yang berkecukupan di dunia tetap saja fakir dan memerlukan orang lain, sementara orang yang bahagia di dunia adalah orang yang tidak rakus akan dunia. Maka dunia itu hanyalah ujian bagi orang-orang yang pintar dan cerdas, ia akan melihat bahawa dunia hanya akan merendahkan orang orang yang memuliakan dunia. Dunia itu laksana racun yang dimakan oleh orang yang tidak mengetahuinya, dan diinginkan oleh orang yang tidak mengenalnya, padahal dunia hanya akan membuat dirinya binasa.

KERANA itu wahai amirul mukminin, hiduplah di dunia seakan orang yang terluka hingga harus berlindung sejenak, kerana takut luka itu semakin parah dan berkepanjangan, bersabarlah atas segala larangan(pantangannya)nya dan bersabarlah atas pedihnya luka tersebut. orang yang cerdas pasti mewaspadainya dan tidak tergoda dengan segala kenikmatan yang ada di dalamnya, karena semua itu hanyalah sekadar fatamorgana yang menipu dan memperdayakan. Angan-angan yang indah dan mimpi-mimpi yang penuh hiasan layaknya seperti seorang pengatin yang cantik, dimana mata ingin selalu memandang dan hati ingin selalu memiliki, padahal pengantin tersebut termasuk "black widow" yang akan menghabisi pasangannya. maka waspadalah selalu wahai amirul mukminin akan rayuan dan berhati-hatilah akan bujukannya, kebahagiaan yang ditawarkan akan mengantarkanmu pada musibah dan kesengsaraan yang berkepanjangan, keabadian yang diiming-imingi hanya akan menjebloskanmu pada penderitaan dan kebinasaan.

ketahuilah wahai amirul mukminin, semua angan-angan yang indah itu hanyalah dusta belaka, semua mimpi-mimpi yang penuh hiasan itu tidak akan berubah menjadi nyata, dan orang yang bersikeras memegangnya akan tenggelam dan binasa. Bersikaplah bijak terhadapnya, dan hanya orang yang cerdas dan pandai akan takut dengan ancaman Allah serta berhati-hati dengan peringatan-Nya. Hanya tinggal sesaat lagi kamu akan pindah dari tempat tinggal yang fana ini ke tempat tinggal yang abadi, sedangkan keyakinan(iman) yang datang setelah kematian itu tidak lagi berguna.

Wahai Amirul mukminin, dunia ini adalah tempat ujian, namun mereka yang berakal pendek hanya menjadikannya tempat untuk mengumpul harta, mereka yang berilmu dangkal akan terpedaya dan jatuh pada rayuannya. Sementara orang yang pintar dan cerdas akan menganggapnya sebagai obat, mereka bersabar dengan rasa pahitnya yang sesaat, kerana mereka mengharapkan kesembuhan yang jauh lebih lama, mereka takut dengan akibat kesenangan yang sedikit di dunia dan takut akan kesengsaraan yang abadi.

Demi Allah, wahai Amirul mukminin aku bersumpah, dunia hanyalah alam mimpi, sedangkan akhirat alam terjaga, ditengah-tengah antara keduanya adalah kematian. Manusia saat ini berada dalam mimpi yang kosong, dan aku ingin mengatakan kepadamu wahai amirul mukminin seperti apa yang di katakan oleh al-Hakim:

"apakah kamu bisa membebaskan diri dari mimpi yang kosong ini?? apabila kamu tidak bisa maka kamu tidak akan terselamatkan".

ketika surat ini dibaca oleh Umar bin Abdul Aziz, ia terlihat bersedih dan menagis tersedu-sedu, lalu ia berkata : "semoga Allah selalu memberikan rahmatnya kepada Hasan, karena ia selalu membangunkan kita dari tidur dan menyadarkan kita dari kealpaan. Sungguh terpuji orang yang menegur dengan kasih sayang dan menasehati dengan fasih dan benar ini".

dikutip dari buku "Umar bin Abdul Aziz -Khalifah Pembaharu dari Bani Umayyah-" karya Dr.Ali Muhammad ash-Shalabi.

ttp://catatankecilanne.blogspot.com/2012/11/hasan-al-bashri-pernah-menuliskan-surat.html

Rabu, 20 Ogos 2014

CINTA ALLAH MENGATASI SEGALANYA

Oleh DR. ZULKIFLI MOHAMAD AL-BAKRI
Dunia adalah Ujian
ALHAMDULILLAH, dalam kehidupan kita sentiasa diuji sementelah lagi dunia ini sebagai tempat ujian terutama pautan dunia dan harta benda. Dengan semangat menginsafi akan hakikat kita sebagai khalifah Allah di muka bumi, sewajarnya kita memahami tugasan kita sebagai pendakwah dalam meninggikan syiar agama-Nya.

Dalam ruangan tafsir pada kali ini penulis menukilkan tafsiran daripada surah al-Taubah ayat 24 yang bermaksud: Jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khuatiri kerugiannya dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan daripada berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan Keputusan-Nya dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.

Ustaz Fathi Yakan dalam bukunya, Apa Ertinya Saya Menganut Islam berkata: “Orang-orang yang terdahulu daripada kita benar-benar mengetahui dan memahami bahawa dakwah mereka tidak akan mencapai kejayaan kecuali dengan jihad, pengorbanan, penyerahan harta kekayaan dan jiwa raga, lantas mereka pun mengorbankan diri dan harta benda mereka untuk perjuangan.”

Mereka berjihad pada jalan Allah SWT dengan sebenar-benarnya. Mereka mendengar seruan Allah SWT ini.

Sebaik sahaja mendengar seruan yang berupa ugutan itu, mereka pun terus menyambutnya. Mereka membebaskan diri mereka daripada segala sesuatu yang mereka cintai dengan penuh kerelaan hati, malahan mereka bergembira dan merasa bahagia dengan janji setia yang mereka berikan kepada Allah SWT.

Ada daripada kalangan mereka yang bertarung dengan maut tetapi masih menyeru: “Maralah menuju Allah yang tidak membawa sebarang bekalan.”

Ada juga dalam kalangan mereka yang mengorbankan seluruh harta benda mereka dengan berkata: “Aku tinggalkan untuk keluargaku Allah SWT dan Rasul-Nya.”

Ada juga antara mereka yang bermadah, sedangkan mata pedang sedang berada di leher mereka: “Aku tetap tidak peduli, asalkan aku seorang Muslim, biarpun diriku dibunuh mati, untuk Allah kematian pasti.”

Jihad yang benar

Demikianlah yang telah berlaku kepada mereka yang berjihad dengan jihad yang benar, pengorbanannya besar, menyerah diri dengan bersungguh-sungguh dan kita juga akan melakukan perkara yang sama (dengan izin Allah SWT).

Atas dasar inilah selayaknya umat Islam menjadikan Ramadan lalu sebagai bulan tamrin dan latihan dalam mengatur dan menyusun langkah kehidupan di atas asas syariat Allah SWT.

Dalam saat kita baru melabuhkan tirai Ramadan dan sedang seronok diulit kemenangan Syawal, sudah pasti semangat Ramadan ini hendaklah kita bawa bersama sebagai mukadimah perubahan hidup kita ke arah yang lebih baik mengikut kehendak Allah SWT.

Begitu juga, Syawal menjadikan kita lebih bersyukur kepada Ilahi atas nikmat kurniaan kemampuan untuk melaksanakan ibadah-Nya dengan jaya. Amin.

Selain itu, terdapat banyak lagi catatan sejarah yang menunjukkan kemenangan tentera Islam pada bulan Ramadan. Justeru, sewajarnya bagi umat Islam mengambil semangat Ramadan yang mulia yang baru kita lepasi ini untuk meraih kemenangan, sama ada menentang hawa nafsu atau benar-benar menjadi hamba Allah SWT yang soleh.

Tidak dapat kita lupakan bahawa turunnya al-Quran yang menjadi mukjizat sepanjang zaman sehingga menjana perubahan dan membina peradaban ummah juga diturunkan, bermulanya pada bulan Ramadan. Ini merupakan tanda cahaya ilmu dan Islam diasaskan pada bulan penuh keberkatan itu.

Semoga Allah kurniakan kepada kita dengan kasihkan kepada-Nya dan cinta semata-mata untuk-Nya sahaja.

http://epondok.wordpress.com/2014/08/19/cinta-allah-mengatasi-segalanya/

HiAs DiRi DengAn SiFaT SaBaR

Marah itu mudah, Sabar itu indah.
Oleh Dr Engku Ahmad Zaki Engku Alwi

Ajal adalah rahsia yang tak seorang pun daripada kalangan manusia mengetahuinya, kecuali Allah SWT dan malaikat-Nya. Ketika, tiba-tiba nyawa tercabut daripada jasad, apakah kita sudah bersedia untuk bertanggungjawab terhadap hidup kita jalani di dunia.

Kehidupan dunia yang selama ini kita tempuh adalah ujian Ilahi untuk membezakan siapakah manusia yang baik dan buruk amalnya. Manusia yang baik amalnya, maka jaminannya adalah syurga penuh kenikmatan, manakala yang buruk amalnya, akan dihumbankan ke dalam neraka penuh kesengsaraan.

Hidup di dunia diibaratkan ladang untuk mencari bekalan terbaik menghadap Allah yang Maha Besar. Untuk itu, ada sejumlah bekalan yang seharusnya dipersiapkan setiap insan yang beriman kepada Allah SWT. Pertama, bekalan paling utama untuk menghadap Allah adalah takwa.

Firman Allah SWT yang bermaksud: “Dan hendaklah kamu membawa bekal dengan cukupnya kerana sesungguhnya sebaik-baik bekal itu ialah takwa iaitu memelihara diri (daripada keaiban meminta sedekah); dan bertakwalah kepada-Ku wahai orang yang berakal (yang dapat memikir dan memahaminya).” (Surah al-Baqarah, ayat 197)

Bekalan takwa

Takwa adalah bekalan setiap insan yang beriman. Tanpa takwa, Allah SWT tidak akan reda dan tidak akan memberikan pertolongan kepada hamba-Nya. Tanpa takwa juga, Allah SWT tidak akan menerima amalan hamba-Nya.

Kedua, bekalan ilmu kerana Allah SWT berfirman yang bermaksud:

“Sebenarnya yang menaruh bimbang dan takut (melanggar perintah) Allah daripada kalangan hamba-Nya hanyalah orang yang berilmu. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa, lagi Maha Pengampun.” (Surah Fathir, ayat 28)

Menuntut ilmu kewajipan bagi setiap Muslim dan Muslimah. Jika kita enggan belajar dan menuntut ilmu, maka kita akan mudah melakukan kesilapan, tidak pula melakukan kebaikan, malah tidak bermanfaat kepada orang lain, tidak akan berjaya dalam hidupnya dan yang pastinya akan mudah tersesat.

Apatah lagi, orang rajin beramal tetapi tidak disertai dengan ilmu yang benar, maka dia adalah seperti seorang yang berjalan bukan pada jalannya. Pendek kata, kita kena beringat supaya jangan sampai amalan dilakukan hanya sia-sia kerana tidak didasari ilmu yang benar.

Ketiga, bekalan tawakal. Allah SWT berfirman yang bermaksud: “Dan (Ingatlah), sesiapa berserah diri bulat-bulat kepada Allah, maka Allah cukuplah baginya (untuk menolong dan menyelamatkannya). Sesungguhnya Allah tetap melakukan segala perkara yang dikehendaki-Nya. Allah telahpun menentukan kadar dan masa bagi berlakunya tiap-tiap sesuatu.” (Surah al-Thalaq, ayat 3)

Tawakal akan menanamkan dalam hati insan sifat kesungguhan, menggantungkan harapan hanya kepada Allah Yang Maha Esa. Setiap insan hanya berdaya berusaha, berikhtiar dan berdoa, manakala natijah dan hasil segala sesuatu itu Allah SWT yang menentukan.

Keempat, bekalan selanjutnya adalah syukur. Allah SWT berfirman yang bermaksud: “Apa gunanya Allah menyeksa kamu sekiranya kamu bersyukur (akan nikmatNya) serta kamu beriman (kepada- Nya)? Dan (ingatlah) Allah sentiasa Membalas dengan sebaik-baiknya (akan orang yang bersyukur kepada-Nya), lagi Maha Mengetahui (akan hal keadaan mereka).” (Surah al-Nisa’, ayat 147)

Bentuk syukur

Bentuk rasa syukur itu meliputi syukur dengan lisan, hati dan tindakan kita.

Ingatlah bahawa sesungguhnya nikmat itu akan lestari kerana syukur kita kepada Ilahi, sebaliknya ia akan hilang dengan kufur kita kepada nikmat dikurniakan.

Kelima, bekalan sabar. Allah SWT berfirman yang bermaksud: “Wahai sekalian orang yang beriman! Mintalah pertolongan (untuk menghadapi susah payah dalam menyempurnakan sesuatu perintah Tuhan) dengan bersabar dan dengan (mengerjakan) sembahyang; kerana sesungguhnya Allah menyertai (menolong) orang yang sabar.” (Surah al- Baqarah, ayat 153)

Apa pun pekerjaan dan di mana juga berada, setiap insan sangat perlu menghiaskan diri dengan sifat sabar. Seorang guru sudah tentu dituntut bersabar mengajar anak didiknya. Begitu juga majikan mestilah bersabar berdepan pelbagai kerenah anak buahnya.

Bahkan, orang yang ditimpa musibah juga harus sentiasa bersabar. Jadikanlah sabar sebagai penolong kita kerana yakinlah bahawa Allah SWT bersama dengan orang yang bersabar terhadap ujian hidup di dunia ini.

Zuhud

Bekalan yang seterusnya adalah zuhud iaitu tidak mencintai dunia. Rasulullah SAW bersabda: “Zuhudlah kamu terhadap dunia, nescaya Allah akan mencintaimu dan janganlah kamu mencintai apa yang dimiliki manusia, nescaya sekalian manusia akan mencintaimu!” (Riwayat Ibnu Majah)

Mengutamakan akhirat adalah bekalan yang bertepatan dengan firman Allah SWT yang bermaksud: “Dan sesiapa yang menghendaki akhirat dan berusaha mengerjakan amal yang baik untuk akhirat dengan usaha yang layak baginya, sedang ia beriman, maka mereka yang demikian keadaannya, diberi pahala akan amal usahanya.” (Surah al-Isra’, ayat 19)

Demikianlah antara bekalan penting yang harus kita siapkan sebelum Allah SWT memanggil kita untuk menghadap-Nya. Yakinlah, bekalan inilah yang menolong kita memikul taklif kewajipan syariat dalam kehidupan dunia ini, mudah-mudahan kita beroleh kebahagiaan dunia akhirat.

http://epondok.wordpress.com/2014/08/20/hias-diri-dengan-sifat-sabar/

Ahad, 17 Ogos 2014

Wasiat Sultan Muhammad Al-Fateh Kepada Anaknya.

Muhammad Al-Fateh
Seketika, saya terharu membaca beberapa helaian yang mencatat isi sebahagian wasiat dan nasihat Sultan Muhammad Al-Fateh kepada anaknya ketika beliau di ambang kematian. Terasa seolah-olah Al-Fateh sedang berbicara di hadapan saya.Cukup menyentuh, memberi kesan serta muhasabah buat mereka yang bergelar pimpinan.

BELIAU BERKATA:
  • Jadilah seorang yang ADIL, SOLEH, dan PENYAYANG.
  • PERMUDAHKAN (jangan menyusahkan) atas pemeliharaanmu (terhadap sesuatu urusan) tanpa ada diskriminasi.
  • BERAMALAH untuk menyebarkan agama Islam, kerana itu adalah kewajipan pemimpin di atas muka bumi.
  • UTAMAKAN PERKARA-PERKARA AGAMA di atas setiap sesuatu, dan jangan kamu hilangkan ketabahan ( untuk melaksanakannya ).
  • Jangan kamu angkat individu yang tidak mengutamakan perkara agama, tidak meninggalkan dosa-dosa besar, dan tenggelam di dalam keburukan.
  • JAUHKAN (dirimu) daripada bidaah yang buruk dan mereka-mereka yang menggalakkannya.
  • LUASKAN JIHAD jihad ke seluruh negara.
  • JAGALAH harta-harta Baitul Mal daripada disalahgunakan.
  • BERHATI-HATI daripada menghulurkan tanganmu terhadap harta orang lain (mengambil harta orang lain) daripada harta yang kamu jaga kecuali dengan hak Islam.
  • SATUKAN LAH HATI-HATI bagi orang-orang yang berkehendak dan memerlukan itu kekuatan mereka dan muliakanlah mereka yang berhak (dimuliakan).
Moga-moga mampu memberi sedikit pencerahan kepada kita semua.

Dikutip dari karya Dr Ali- Al-Solabi,dalam bukunya Daulah Uthmaniyyah.

Kisah Imam Malik :: Tangan Si Pemandi Mayat Melekat Di Tubuh Si Mati

Pada zaman Imam Malik, terdapat seorang wanita yang buruk akhlaknya. Dia selalu tidur bersama lelaki dan tidak pernah menolak ajakan lelaki (pelacur). Tiba pada hari kematiannya, ketika mayatnya dimandikan oleh seorang wanita yang kerjanya memandikan mayat, tiba-tiba tangan si pemandi mayat itu terlekat pada batang tubuh jenazah wanita itu.

Semua penduduk dan ulama' gempar akan hal itu.Mana tidaknya, tangan si pemandi mayat terlekat sehingga semua orang di situ mati akal untuk melepaskan tangannya dari mayat wanita terbabit.
Terdapat berbagai cadangan dan pandangan untuk menyelesaikan masalah itu. Akhirnya ada 2 pandangan yang dirasakan sesuai tetapi berat untuk dijalankan.

Pertama, memotong tangan wanita pemandi mayat dan yang kedua pula tanam/kebumikan kedua-duanya iaitu pemandi mayat dan jenazah itu sekali gus.
Oleh kerana kedua-dua cadangan tersebut masih lagi kurang sesuai, salah seorang dari mereka mereka memutuskan untuk meminta pendapat daripada Imam Malik.

Imam Malik bukan calang-calang orang yang memberi fatwa. Apabila Imam Malik sampai dan melihat apa yang berlaku, Imam Malik bertanya kepada wanita pemandi mayat itu :

"Apakah kamu lakukan atau berkata apa-apa kepada si mati semasa memandikannya"?

Perempuan memandikan mayat tersebut bersungguh-sungguh menjawab bahawa dirinya tidak berbuat atau tidak berkata apa-apa pun ketika menguruskan jenazah.

Selepas diasak dengan berbagai pertanyaan dan takut tangannya akan dipotong atau ditanam sekali dengan mayat, akhirnya wanita pemandi mayat itu berkata bahawa dia ada berkata :

"Berapa kalilah tubuh ini telah melakukan zina sambil menampar-menampar dan memukul-mukul berkali pada batang tubuh si mati".

Imam Malik berkata : "Kamu telah menjatuhkan Qazaf (tuduhan zina) pada wanita tersebut sedangkan kamu tidak mendatangkan 4 orang saksi. Dalam situasi begini, di mana kamu nak cari saksi? Maka kamu harus dijatuhkan hukuman hudud 80 kali sebatan kerana membuat pertuduhan zina tanpa mendatangkan 4 saksi."

Semasa wanita pemandi mayat itu dikenakan hukuman, bila tiba sebatan yang ke 80, maka dengan kuasa Allah SWT, terlepaslah tangannya dari mayat tersebut...

PENGAJARAN :
Jaga lidah jangan sebarkan fitnah. Jangan bersangka buruk dengan kuasa Allah Taala. Kalau kita tahu dia itu seorang pelacur sekalipun, tapi kalau kita tak pernah lihat perbuatan zinanya, maka kita dilarang menuduhnya berzina. Diharap kisah Imam Malik dan Pemandi Mayat ini dijadikan sebagai tauladan dan ikhtibar.

Sent from Samsung Mobile

Jangan mencaci sesama kita

Dari Abu Hurairah r.a meriwayatkan bahawa satu ketika seorang lelaki sedang mencaci Abu Bakar r.a sedangkan Nabi s.a.w  sedang duduk di hadapannya. Orang itu terus mencacinya sedangkan Abu Bakar r.a dan Nabi s.a.w terus bersabar mendengarnya. Lantas Nabi s.a.w tersenyum. Apabila orang itu mencacinya dengan keterlaluan, lantas Abu Bakar r.a menjawab akan caciannya. Mendengarkan akan jawaban itu, Nabi s.a.w begitu marah, bangun, lalu meninggalkannya.

Abu Bakar r.a menyusul Nabi s.a.w dibelakangnya dan berkata: Ya Rasulullah s.a.w,  apabila orang itu terus mencaciku engkau masih tetap duduk dan apabila aku menjawabnya, tuan nampaknya marah dan bangun?

Nabi s.a.w menjawab: Semasa kamu diam dan bersabar mendengarnya, seorang malaikat bersama denganmu yang mana sedang menjawab caci maki orang itu bagi pihakmu, tetapi apabila kamu menjawabnya semula, malaikat itu meninggalkanmu, dan syaitan telah datang di antara kamu, dan aku tidak mahu duduk bersama dengan syaitan; oleh kerana itu aku meninggalkan kamu.
(Hadith Riwayat Ahmad)

Siapa lah kita yang mahu mencaci ciptaan Allah?  Sebanyak mana keburukan dan kesalahan mereka yang kita ketahui, Allah lebih mengetahui. Walaupun sebanyak buih di laut, keampunan dan kasih sayang Allah jauh lebih luas daripada itu.

Semoga Allah mengampuni segala dosa-dosa kita yang telah lalu dan marilah kita bertaubat dan bertekad tidak akan mencaci sesama kita lagi.

wallahu'alam

Ketika menghadapi kesempitan rezeki

Dari Abdullah bin Mas’ud r.a meriwayatkan bahawa baginda Rasulullah s.a.w bersabda: Barangsiapa menghadapi kesempitan dalam rezekinya kemudian dia mula meminta-minta kepada orang lain, maka kesempitan itu tidak akan hilang. Dan barangsiapa menghadapi kesempitan dalam rezeki kemudian dia meminta kepada Allah, maka Allah akan menyediakan kepadanya rezeki dengan segera, sama ada cepat atau dilambatkan sedikit.

(Hadith riwayat Tirmizi)

TIGA Perkara Untuk Mendapat TIGA Perkara

Barangsiapa yang diilhamkan TIGA perkara, maka dia akan mendapat TIGA perkara:

Orang yang diilhamkan untuk BERDOA, ianya akan DIKABULKAN.
Orang yang ditunjukkan untuk BERISTIGHFAR, dia akan DIAMPUNKAN.
Orang yang dianugerahi petunjuk untuk BERSYUKUR, dia akan memperolehi TAMBAHAN REZEKI.

Wallahua'lam.

Tentang Kebaikan 2

Kebaikan di dunia dibangun atas dasar taqwa. Keimanan adalah senjata dan taqwa adalah pelurunya. Iman adalah penjaga dan pelindung bagi seorang mukmin dan taqwa menambah keimanan dan mengukuhkannya.

Kita dapat meluluhkan hati musuh dengan doa, sikap dan perilaku kita yang merupakan cerminan dari ibadah yang benar. Senjata kita adalah amal kebaikan dan doa.

Salah satu alasan orang menyukai diri kita ialah peribadi indah yang gemar berbuat kebaikan serta sopan-santun, lembut, dan peramah kepada setiap orang.

https://permatakata.wordpress.com/tag/kemaafan/

Tentang Kebaikan 1

Ambillah kebaikan dari orang yang mempunyai kebaikan dan tinggalkanlah keburukan yang ada pada orang yang mempunyai keburukan.

Latihlah diri kita untuk membalas dengan kebaikan kepada orang-orang yang telah berbuat keburukan kepada kita.

Belajarlah menahan diri dari selalu ingin melihat jasa dan kebaikan sendiri. Orang yang ikhlas itu bijak menyembunyikan kebaikannya sebagaimana dia menyembunyikan keburukannya.

Tidak ada sesuatu yang lebih baik daripada akal yang diperindah dengan ilmu, ilmu dengan kebenaran, kebenaran dengan kebaikan, dan kebaikan dengan taqwa.

Orang yang beriman itu mempunyai upaya untuk mengajak kepada kebaikan, mengajak kepada perkara-perkara yang akan mendekatkan kepada Allah dan melarang dari perbuatan yang tidak disukai Allah.

Doa dari Al-Quran

Wahai Tuhanku, ilhamkanlah daku supaya tetap bersyukur akan nikmatMu yang Engkau kurniakan kepadaku dan kepada ibu bapaku dan supaya aku tetap mengerjakan amal soleh yang Engkau redai; dan jadikanlah sifat-sifat kebaikan meresap masuk ke dalam jiwa zuriat keturunanku. Sesungguhnya aku bertaubat kepadaMu dan sesungguhnya aku dari orang-orang Islam
(yang tunduk patuh kepadaMu).

(Al -Ahqaf [46] : 15).

Sabtu, 16 Ogos 2014

Itu Adalah Allah


Pernahkah saat kau duduk santai dan menikmati harimu, tiba-tiba terfikirkan olehmu ingin berbuat sesuatu kebaikan untuk seseorang? Itu adalah اللّه yang sedang berbicara denganmu dan mengetuk pintu hatimu (QS 4:114, 2:195, 28:77).

Pernahkah saat kau sedang sedih, kecewa tetapi tidak ada orang di sekitarmu yang dapat kau jadikan tempat curahan hati? Itulah adalah اللّه  yang sedang rindu padamu dan ingin agar kau berbicara pada-NYA (QS 12:86).

Pernahkah tanpa sengaja kau memikirkan seseorang yang sudah lama tidak bertemu, tiba-tiba orang tersebut muncul, atau kau bertemu dengannya, atau kau menerima telefon darinya? Itu adalah Kuasa اللّه  yang sedang menghiburmu. Tidak ada yang namanya kebetulan (QS 3:190-191).

Pernahkah kau mendapatkan sesuatu yang tidak terduga, yang selama ini kau inginkan tapi rasanya sulit untuk kau dapatkan? Itu adalah اللّه  yang mengetahui dan mendengar suara batinmu serta hasil dari benih kebaikan yang kau taburkan sebelumnya (QS 65:2-3).

Pernahkah kau berada dalam situasi yang buntu, semua terasa begitu sulit, begitu tidak menyenangkan, hambar, kosong bahkan menakutkan?Itu adalah saat اللّه mengizinkan kau untuk diuji, Dan اللّه  ingin mendengar rintihan serta do’amu agar kau menyadari akan keberadaan-NYA….Karena tahu kau sudah mulai melupakan-NYA dalam kesenangan (QS 47:31, 32:21).

Jika kau peka, akan sering kau sadari bahwa KASIH dan KUASA اللّه  selalu ada di saat manusia merasa dirinya tak mampu. Apakah kau fikir tulisan ini hanya saja saja terkirim padamu?

Tidak!!!Sekali lagi, tidak!

TIDAK ADA YANG KEBETULAN…
Sekali lagi, TIDAK ADA YANG KEBETULAN…
Beberapa minit ini tenangkanlah dirimu, rasakan kehadiran-NYA…,
dengarkan suara-NYA yang berkata: “Jangan khuatir..AKU di sini bersamamu.”(QS 2:214, 2:186).

Wan Muhammad Najib

- HADIS TERUNGGUL -

Gambar hiasan
Daripada Saidina Khalid bin Al-Walid RA berkata:
“Telah datang seorang Arab Baduwi kepada Rasulullah SAW dan dia menyatakan tujuannya:

Wahai Rasulullah...! Kedatanganku untuk bertanya engkau mengenai apa yang akan menyempurnakan diriku di dunia dan akhirat.”

Rasulullah berkata kepadanya:“Tanyalah apa yang engkau kehendaki.”

Arab Baduwi itu berkata:Aku mahu menjadi orang alim.
Baginda menjawab:"Takutlah kepada Allah SWT"

Dia bertanya lagi:“Aku mahu menjadi orang paling kaya.”
Rasulullah menjawab:“Jadilah orang yang yakin pada diri.”

Bertanya lagi Arab Baduwi itu:“Aku mahu menjadi orang yang adil.”
Lalu dijawab oleh Rasulullah:“Kasihanilah manusia lain seperti engkau kasih pada diri.”

Dia bertanya:“Aku mahu menjadi orang paling baik.”
Baginda menjawab:“Jadilah orang yang berguna kepada masyarakat.”

Dia bertanya lagi:“Aku mahu menjadi orang istimewa di sisi Allah.”
Dan dijawab oleh Rasulullah:“Banyakkan zikrullah.”

Arab Baduwi itu bertanya:“Aku mahu sempurnakan imanku.”
Baginda menjawab:“Perelokkan akhlakmu.”

Dia bertanya lagi:“Aku mahu termasuk dalam golongan orang yang muhsini (baik). “
Baginda menjawab:Beribadatlah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya dan jika engkau tidak berasa begitu, sekurang-kurangnya engkau yakin Dia tetap melihat engkau.”

Arab Baduwi bertanya lagi:“Aku mahu termasuk dalam golongan yang taat,”
Lalu dijawab baginda:“Tunaikan segala kewajipan yang difardukan.”

Dia bertanya lagi:“ Aku mahu berjumpa Allah dalam keadaan bersih daripada dosa.”
Rasulullah menjawab:“Bersihkan dirimu daripada najis dosa.”

Dia terus bertanya:“Aku mahu dihimpun pada hari kiamat di bawah cahaya.”
Baginda menjawab:“Jangan menzalimi seseorang.”

Dia bertanya lagi:“Aku mahu dikasihi oleh Allah pada hari kiamat.”
Baginda berkata:“Kasihanilah dirimu dan kasihanilah orang lain.”

Dia bertanya:Aku mahu dihapuskan segala dosaku.”
Baginda menjawab:“Banyakkan beristighfar.”

Dia berkata:“Bagaimana pula aku mahu menjadi semulia-mulia manusia,”
Lalu baginda menjawab:“Jangan mengesyaki sesuatu perkara pada orang lain.”

Dia bertanya:“Aku mahu menjadi segagah-gagah manusia.”
Baginda menjawab:“ Sentiasa menyerah diri (tawakal) kepada Allah.”

Dia bertanya lagi:“Aku mahu dimurahkan rezeki oleh Allah.”
Baginda menjawab:“Sentiasa berada dalam keadaan bersih (daripada hadas).”

Dia bertanya:“Aku mahu termasuk dalam golongan yang dikasihi Allah dan rasul-Nya.”
Baginda menjawab:“Cintailah segala yang disukai Allah dan Rasul-Nya.”

Dia bertanya:“ Aku mahu diselamatkan daripada kemungkaran Allah pada hari kiamat.”
Baginda menjawab:“Jangan marah kepada orang lain.”

Dia bertanya lagi kepada Rasulullah:“Aku mahu diterima segala permohonanku.”
Baginda menjawab:“Jauhilah makanan haram.”

Dia bertanya:“ Aku mahu Allah menutupkan segala keabianku pada hari kiamat.”
Baginda pun menjawab:“Tutuplah keburukan orang lain.”

Dia bertanya:“Siapa yang terselamat daripada dosa?”
Rasulullah menjawab:“Orang yang sentiasa mengalir air mata penyesalan, meraka yang tunduk pada kehendak-Nya dan meraka yang ditimpa kesakitan.”

Dia terus bertanya:“Apakah sebesar-besar kebaikan disisi Allah?”
Baginda menjawab:“Elok budi pekerti, rendah diri dan sabar dengan ujian (bala).”

Dia bertanya lagi:“ Apakah sebesar-besar kejahatan di sisi Allah?”
Baginda menjawab:“Buruk akhlak dan sedikit ketaatan.”

Dia bertanya:“Apakah yang meredakan kemurkaan Allah di dunia dan akhirat?”
Baginda menjawab:“Sedekah dalam keadaan sembunyi (tidak diketahui) dan menghubungkan kasih sayang.”

Dia bertanya lagi:“Apa yang akan memadamkan api neraka pada hari kiamat?”
Baginda menjawab:“Sabar di dunia dengan bala dan musibah.”

Dan telah berkata Imam Mustaghfirin: “Aku tidak pernah menemui hadis sebegini lengkap merangkumi kesempurnaan agama dan kehidupan selain hadis ini.”

Maka tugas kita seterusnya adalah berkongsi Hadis Nabi SAW ini dengan orang lain, moga ianya memberikan manfaat kepada semua. Insyallah...

Syukran Jazilan.
Wassalam, wallahualam.


Islam Kembali Dagang

Islam Kembali Dagang

Gambar hiasan
Sebahagian daripada orang Islam merasa ganjil dan pelik bila melihat orang Islam yang iltizam (komitmen) dengan Islam dan cuba mengamalkan tuntutan Islam yang sebenar.

عَن اَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : بَدَأَ اْلِاسْلَامُ غَرِيْباً وَسَيَعُوْدُ كَمَا بَدَأَ غَرِيْباً فَطُوْبَى لِلغُرَبَاءِ

Daripada Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu berkata, Rasulullah Sallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Islam mula tersebar dalam keadaan dagang (asing).Dan ia akan kembali dagang. Maka berbahagialah (beruntunglah) orang yang bersama Islam ketika ianya dagang”. (Hadith riwayat Muslim)

Sejarah telah merakamkan bahawa Islam mulai tersebar di Mekkah dengan keadaan yang sangat asing dan dagang. Ini kerana pada ketika itu, bilangan mereka yang menjadi pendukung Islam terlalu sedikit jika dibandingkan dengan penentangnya. Kemudian setelah itu Islam tersebar ke seluruh pelosok dunia. Kemudian Islam kembali asing dan dirasai ganjil dari pandangan dunia, bahkan dari pandangan orang Islam sendiri. Sebahagian daripada orang Islam merasa ganjil dan pelik bila melihat orang Islam yang iltizam (komitmen) dengan Islam dan cuba mengamalkan tuntutan Islam yang sebenar. Malah, seorang yang iltizam dengan Islam dipandang sepi oleh masyarakat dan terlalu susah untuk diterima sebagai individu yang sihat. Inilah akibatnya apabila memilih neraca hidup yang salah  supaya dipandang mulia dan dihormati oleh masyarakat tanpa mengambil kira nilaian hidup kehidupan yang diredhai oleh Allah.

Sebagai contoh, kalau ada sesuatu program kemasyarakatan kemudian masuk waktu sembahyang, tiba-tiba ada seorang yang meminta diri untuk menunaikan sembahyang, maka tindakan itu dianggap tidak sopan dan kurang ajar. Sedangkan orang yang tidak bersembahyang sambil bergurau senda ketika orang lain bersembahyang tidak pula dianggap sebagai perbuatan yang salah dan terkutuk. Antara lain, apa yang sering kita alami sendiri sekarang ialah masyarakat memandang serong terhadap mereka yang mengajak manusia kepada kebaikan dianggap asing dan pelik, sedangkan melakukan maksiat dan kemungkaran dianggap sebagai satu kebiasaan dan berbangga dengannya. Begitulah nasib umat Islam pada hari ini. Umat Islam pada hari ni ketandusan role model yang dapat dijadikan contoh teladan, lantas mengambil contoh budaya barat yang tidak bertamadun dan berakhlak mulia.

Sebenarnya terdapat beberapa faktor yang menjadikan Islam kembali dagang buat kali pertama seperti faktor politik, sosial, ekonomi dan sebagainya. Tetapi harus diketahui, faktor terbesar yang menyebabkan Islam dagang ialah faktor akidah Islam yang berlawanan dengan jahiliyah atau kufur. Justeru, Islam mengajak kepada akidah yang sahih, serta kualiti hidup sejahtera yang bertentangan dengan kekufuran. Islam dan peperangan sentiasa berada dalam keadaan peperangan. Ini kerana, kekufuran tidak dapat menerima Rububiyyah dan Uluhiyyah Allah SWT. Kekufuran tidak menerima undang-undang dan hukum-hukum Allah SWT berkuasa di muka bumi ini. Inilah faktor terbesar yang wujud pada setiap zaman sehingga ke zaman sekarang. Dengan berkat bantuan Allah, segala usaha, pengorbanan dan jihad Rasulullah Sallallahu 'alaihi wasallam bersama-sama para sahabat r.a yang sabar dan ikhlas, maka dagang tersebut telah hilang. Akhirnya rahmat dan petunjuk Allah SWT diterima, dihayati sepenuhnya di Madinah.

Allah SWT telah menerima dan meredhai semua pengorbanan dan jihad Rasulullah Sallallahu 'alaihi wasallam dan sahabat-sahabat baginda. Mereka addlah contoh ikutan bagi kerja-kerja dakwah untuk memartabatkan Islam. Mereka juga dikenali sebagai Generasi pertama iaitu Generasi Al-Quran yang unik kerana diiktiraf oleh Allah SWT sebagi sebaik-baik umat yang dikeluarkan untuk mengajak manusia kepada kebaikan dan mencegah daripada melakukan kemungkaran. Kerja-kerja mereka telah selesai, Cuma kelemahan umat Islam dan kepimpinan dalam generasi-generasi selepas mereka telah berlaku. Daulah Islamiyyah telah jatuh satu persatu dan yang terakhir dengan kejatuhan Daulah Turki Utmanniyyah di Turki. Lantas, pengaruh sekularisme yang ditaja oleh penjajah telah bertapak, menular dan berkembang pesat di seluruh negara Islam. Pengaruh itu terus luas merebak ke negara-negara Islam tanpa kecuali. Akibatnya Islam kembali dagang untuk kali kedua pada hari ini.

Sekiranya kita mengkaji di antara faktor yang menyumbang kepada dagangnya Islam buat kali kedua ini antaranya ialah faktor akidah umat Islam tidak lagi berfungsi akibat terpengaruh dengan selain daripada Islam. Sedangkan seperti mana kita ketahui, dakwah Rasulullah Sallallahu 'alaihi wasallam mengajak kepada akidah yang sahih, hidup dan berfungsi. Akidah yang menerima Allah SWT sebagai ilah dan Rabb. Antara lain, faktor kejahilan umat Islam tentang Islam baik dari segi tasawwur, tuntutan dan penghayatannya menyumbang kepada berlaku fenomena Islam kembali dagang. Begitu juga kejahilan tentang sifat-sifat Allah SWT ,sifat-sifat Rasulullah Sallallahu 'alaihi wasallam, hari pembalasan dan perkara-perkara yang berkaitan dengannya.  Selain itu, sikap umat Islam sendiri yang melupai dan mengabaikan peringatan-peringatan Allah SWT. Ini kerana, umat Islam hanya beriman dengan sebahagian sahaja daripada kandungan Al-Quran dan menolak sebahagiannya yang lain. Tambahan pula cabaran untuk berhadapan dengan dugaan kemewahan dunia yang menguasai hati dan kehidupan umat Islam. Umat Islam cintakan dunia dan bencikan kematian. Begitu juga dengan penyakit perpecahan dan kedengkian yang menyerang hati orang Islam.

Oleh itu, untuk mengatasi masalah dagangnya Islam buat kali kedua ini, maka tidak ada jalan lain melainkan kita hendaklah kembali kepada jalan yang pernah dipimpin oleh Rasulullah Sallallahu 'alaihi wasallam, yakni jalan yang telah terbukti berjaya menghilangkan dagangnya Islam kali pertama di Mekkah. Menegakkan kembali Islam adalah amanah yang besar dan ianya merupakan satu taklif rabbani. Manakala meninggalkannya adalah berdosa kerana sudah menjadi tanggungjawab setiap orang yang mengaku beriman kepada Allah menjaga agar tidak dicerobohi oleh musuh Islam. Oleh itu, marilah kita bersama-sama memikul tugas yang mulia ini mengajak masyarakat untuk kembali ke jalan Allah dengan penuh rasa tanggungjawab menjaga kesucian Islam daripada dicemari musuh Islam. Sentiasalah berdoa kepada Allah SWT agar memberi kekuatan dan kemampuan kepada kita untuk menjadi khalifahNya di muka bumi ini.

Susunan: Ustaz Mohd Khusyairie Marzuki
Sarjana Muda Kepujian Usuludin (Al Quran & Hadith)
Universiti Malaya.
http://www.haluan.org.my/v5/index.php/topik-pilihan/modal-insan/533-islam-kembali-dagang 

Sabtu, 9 Ogos 2014

Gambar hiasan sahaja
Sahabat ku pernah mengirimkan sebuah pesan penuh makna:

"Sahabat.. renungkanlah sejenak..!! Telah diriwayatkan bahwasanya "Apabila penghuni Syurga telah masuk ke dalam Syurga, lalu mereka tidak menemukan sahabat-sahabat mereka yang selalu bersama mereka dahulu di dunia, mereka bertanya tentang sahabat mereka itu kepada Allah Subhaanahu wa Ta'ala, "Yaa Rabb..Kami tidak melihat sahabat-sahabat kami yang sewaktu di dunia, sollat bersama kami, puasa bersama kami dan berjuang bersama kami"

Maka Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: "Pergilah ke neraka, lalu keluarkan sahabatmu yang di hatinya masih ada iman walaupun hanya sebesar dzarrah." (HR. Ibnul Mubarak dalam kitab "Az-Zuhd")

Al-Hasan Al-Bashri berkata, "Perbanyaklah sahabat-sahabat mukmin-mu, kerana mereka memiliki syafa'at pada hari kiamat."

Ibnul Jauzi pernah berpesan kepada sahabat-sahabatnya sambil menangis, "Jika kalian tidak menemukan aku nanti di Syurga bersama kalian, maka bertanyalah kepada Allah Ta'ala tentang aku, "Wahai Rabb kami..., hamba-Mu fulan, sewaktu di dunia selalu mengingatkan kami tentang Engkau. Maka masukkanlah dia bersama kami di Syurga-Mu."

Sahabatku....
Mudah-mudahan dengan ini, aku telah mengingatkanmu tentang Allah ta'ala. Agar aku dapat bersamamu kelak di Syurga & meraih ridha-Nya..

Aku memohon kepada-Mu.. Kurniakanlah kepadaku sahabat-sahabat yang selalu mengajakku untuk tunduk, patuh & taat kepada syariat-Mu..

Kekalkanlah persahabatan kami hingga kami bertemu di akhirat nanti dengan-Mu..

آمــين اَللّهُمَّ آمــين

DOA DI PENGHUJUNG MALAM

Ass
alaamu alaikum wa rahmatullaahi wa barkaatuhu.

Bismillaahirohmaanirrohiim, Alhamdulillaahirobbil alamin, ALLAHUMMA sholli wa sallim alaa Rasulillahi shollolloohu alaihi wassalam, wa alaa aalihi wa ashhaabihi ajmaiin.

Ya ALLAH, tiada sesuatu yang tersembunyi di mataMU, ENGKAU tahu betapa banyaknya dosa yang telah kami perbuat kepadaMU, Ya Rohmaan Ya Rohiim, kami mohon AMPUNILAH seluruh dosa dosa kami, dosa besar dosa kecil, sengaja tidak sengaja, terang terangan mahupun yang kami sembunyikan selama ini, yang lalu lalu bahkan yang akan datang, dari mulai aqil baligh hingga akhir hayat kami...

Ya Rohmaan Ya Rohiim, ampunilah dosa dosa ayah ibu kami, SAYANGILAH ayah ibu kami dengan RAHMATMU sebagaimana ayah ibu kami menyayangi kami, demikian pula guru guru kami yang telah membimbing kami mengenalMU, datuk nenek kami, suami kami, isteri kami, kakak adik kami, anak anak cucu keturunan kami,

Ya ALLAH ampuni pula semua jamaah zikir, jamaah FB ini, dan seluruh orang orang yang kami cintai kaum muslimiin muslimaat baik yang hidup apalagi yang telah wafat.

Ya ALLAH yang MAHA PERKASA, hinakan, hancurkan, pecahbelah kekuatan kuffar zionis dengan segala sekutunya yang terus menerus memerangi kami, mengsengsarakan kami, memenjarakan kami, membunuh kami di manapun mereka berada...

Ya ALLAH YANG MAHA PENYELAMAT, selamatkan saudara kami di Gaza Palestine, di Iraq, di Afghanistan, di Suriah, di Mesir, di Rohingya Myanmar dan seluruh keberadaan kaum muslimin muslimat. Ya Allah berkahi pula negara kami dengan kesholehan pemimpin dan rakyatnya...

Aamiin.



K. H. Muhammad Arifin Ilham

KALAM ULAMA - HABIB ALI ALHABSYI

Part 1 1. Ibu saya membiasakan saya dari kecil untuk berdoa sebelum tidur , " ya Allah... ampunilah kesalahan orang-orang yang hari ini...