1001-KISAH ISLAMI (seribusatukisahislami.blogspot.com)
1001-KISAH ISLAMI: Humor Islami (seribusatukisahislami.blogspot.com)
“Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah Sholat pada waktunya, Berbakti kepada kedua orang tua, dan Jihad di jalan Allah.”
وَمَن يَعْشُ عَن ذِكْرِ ٱلرَّحْمَٰنِ نُقَيِّضْ لَهُۥ شَيْطَٰنًا فَهُوَ لَهُۥ قَرِينٌ
Arab-Latin: Wa may ya'syu 'an żikrir-raḥmāni nuqayyiḍ
lahụ syaiṭānan fa huwa lahụ qarīn
Terjemah Erti: Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Al
Quran), kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan) maka syaitan itulah yang
menjadi teman yang selalu menyertainya.
Tafsir Quran
Surat Az-Zukhruf Ayat 36.
Orang yang memandang Al-Qur`ān dengan pandangan tidak profesional maka itu
mengantarkannya pada sikap berpaling dari Al-Qur`ān, dia akan dihukum dengan
penguasaan syaitan terhadap dirinya yang senantiasa menambahkan kesesatan
padanya.
Tafsir
Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin
Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil Haram). Dan barang
siapa yang berpaling dari mengingat Allah yang Maha Pengasih iaitu al-qur’an,
sehingga tidak takut hukumanNya dan tidak mengambil petunjukNya, maka Kami
mengirimkan syaitan kepadanya di dunia yang menyesatkannya sebagai balasan
kepadanya kerana dia berpaling dari dzikrullah tersebut, syaitan tersebut
menjadi rakan akrabnya yang menghalang-halanginya melakukan yang halal dan
mendorongnya melakukan yang haram.
Tafsir
Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia 36-39. Barangsiapa yang berpaling dan lalai dari al-Qur’an dan menyembah
Allah, maka Kami akan menjadikan baginya syaitan yang menyesatkannya sehingga
dia tidak dapat terlepas dari keraguan; syaitan itu akan selalu bersamanya.
Sungguh syaitan dari
golongan jin dan manusia akan selalu menghalangi orang-orang kafir yang sesat
dari petunjuk, dengan cara menghiasi bagi mereka jalan kesesatan; sehingga
mereka menganggap diri mereka di atas jalan petunjuk, hingga ketika orang kafir
datang pada hari kiamat bersama syaitan yang senantiasa menyertainya untuk
menjalani hisab, orang itu menyesal dan berteriak: “Andai saja antara diriku
dan dirimu terdapat jarak antara timur dan barat; sungguh kamu adalah
seburuk-buruk teman.” Akan tetapi kebersamaan kalian dengan para teman dan
kekasih kalian pada hari kiamat dalam azab tidak akan membawa manfaat bagi
kalian, kerana kalian tidak akan saling menghibur. Dan azab tidak akan dibahagi-bahagi
di antara kalian sehingga azab itu menjadi lebih ringan kerana kezaliman dan
kekafiran yang kalian lakukan bersama.
Tafsir
Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh
Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakulti al-Qur'an Universiti Islam
Madinah 36. وَمَن يَعْشُ عَن ذِكْرِ
الرَّحْمٰنِ (Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha
Pemurah) Yakni barangsiapa yang gelap penglihatannya sehingga tidak mengetahui
hak Tuhannya. Makna (الأعشى) yakni orang yang tidak dapat melihat di malam hari
namun dapat melihat di siang hari. نُقَيِّضْ لَهُۥ شَيْطٰنًا (kami adakan
baginya syaitan) Yakni Kami siapkan baginya syaitan.
Dan pendapat selain
dari pendapat ini. Ibnu Abi Hatim meriwayatkan bahawa kaum Quraisy berkata:
utuslah bagi setiap sahabat Muhammad seseorang yang dapat menariknya. Maka
mereka menyiapkan Thalhah bin Ubaidullah bagi Abu Bakar, kemudian Thalhah
mendatanginya saat berada di sekumpulan kaum.
Maka Abu Bakar
bertanya kepadanya: “ke mana kalian akan mengajakku?” Thalhah menjawab: “Aku
mengajakmu untuk menyembah Laata dan ‘Uzza.” Abu Bakar kembali bertanya: “Apa
itu Laata?” Thalhah menjawab: “dia adalah termasuk anak-anak laki-laki Allah.”
Abu Bakar berkata: “Dan apa itu ‘Uzza?” Thalhah berkata: “dia adalah termasuk
anak-anak perempuan Allah.”
Abu Bakar berkata: “Lalu siapa ibu mereka?” Maka Thalhah
berkata kepada kaumnya: “Jawablah pertanyaan lelaki ini.” Namun mereka semua
terdiam. Maka Thalhah berkata: “Berdirilah hai Abu Bakar, sungguh aku bersaksi
bahawa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasulullah.”
Maka turunlah ayat
ini. فَهُوَ لَهُۥ قَرِينٌ (maka syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu
menyertainya) Sehingga syaitan selalu menyertainya ke manapun dia pergi, dan ia
mengikuti syaitan dalam segala urusanya, dan mentaati segala yang syaitan
bisikkan kepadanya.
Zubdatut
Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris
tafsir Universitas Islam Madinah 36. Barangsiapa berpaling dari Alquran maka akan kami biarkan dan kami
persilakan setan untuk menyesatkannya dan menjadi teman karibnya, yang akan
menyesatkan segala urusannya.
Ayat ini turun untuk
para kafir Qurays yang menyembah berhala
Tafsir
Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri
Suriah (Barang siapa yang
berpaling) iaitu memalingkan diri (dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah)
dari Alquran (Kami adakan) Kami jadikan (baginya syaitan, maka syaitan itulah
yang menjadi teman yang selalu menyertainya) yakni tidak pernah berpisah
darinya.
An-Nafahat Al-Makkiyah
/ Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberitahukan
tentang hukuman-Nya yang besar bagi orang yang berpaling dari peringatan-Nya. Iaitu
Al Qur’anul Karim yang merupakan rahmat terbesar yang Dia berikan kepada
hamba-hamba-Nya.
Barang siapa yang
menerimanya, maka ia telah menerima pemberian terbaik, berhasil memperoleh
harapan yang paling besar, dan barang siapa yang berpaling darinya dan
menolaknya, maka ia telah rugi dengan kerugian yang tidak ada lagi kebahagiaan
setelahnya, dan Allah Yang Maha Pengasih akan menyerahkan untuknya syaitan yang durhaka sebagai kawannya yang menemani, yang menjanjikan dan
membuatnya berangan-angan serta mendorongnya berbuat maksiat.
Hidayatul
Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I Dan barang siapa berpaling dari pengajaran Allah yang maha pengasih, iaitu
tidak memperhatikan apa yang terkandung di dalam Al-Qur'an, kami biarkan syaitan
menyesatkan dan mengendalikannya serta menjadi teman karibnya yang selalu
menyertai, mendampingi, dan mendorongnya melakukan kedurhakaan. 37. Dan
sesungguhnya mereka, yakni syaitan- syaitan yang menjadi temannya itu benar-benar menghalang-halangi mereka dari
jalan yang benar sehingga mereka tidak mampu melakukan kebaikan, sedang mereka
menyangka bahawa mereka mendapat petunjuk dari apa yang ditunjukkan syaitan itu.
Tafsir Ringkas Kementerian
Agama RI Related: Quran Surat Az-Zukhruf Ayat 37 Arab-Latin, Quran Surat
Az-Zukhruf Ayat 38 Bahasa Indonesia, Terjemah Arti Quran Surat Az-Zukhruf Ayat
39, Terjemahan Tafsir Quran Surat Az-Zukhruf Ayat 40, Isi Kandungan Quran Surat
Az-Zukhruf Ayat 41, Makna Quran Surat Az-Zukhruf Ayat 42 Category: Surat
Az-Zukhruf
Referensi:
https://tafsirweb.com/9232-quran-surat-az-zukhruf-ayat-36.html
Al-Sheikh Abdul Qadir Al-Jelani Al-Hasani, Quddisasirruhu telah menjelaskan di dalam kitabnya Al-Safinah al-Qadiriyah tentang kelebihan kita umat Islam untuk berselawat ke atas Rasulullah SAW.
Kepentingan ilmu agama dalam kaitannya dengan tasawuf dilihat dari dua sebab:
PERTAMA:
Sebab amal,ibadah yang benar ialah yang selari dengan ketentuan-ketentuan
syariat ini WAjiB dipelajari dan diketahui. Kemudian kewajipan menuntut ilmu
syariat ini memiliki tingkatan masing-masing.
-
ADA
beberapa antara ilmu MESTi didahulukan daripada yang lainnya. Seperti Ilmu Tauhid, kewajipan mempelajarinya mesti
didahulukan di atas seluruh ilmu.
-
Oleh
sebab itu, seseorang yang hendak mempelajari ilmu tasawuf, pertama-tama mesti
memiliki akidah yang lurus, mengetahui
siapa yang ia sembah, bagaimana menyembah-Nya, mengetahui
sifat-sifat wajib atas-Nya, perkara-perkara yang mustahil atas-Nya,
dan perkara-perkara yang ja’iz bagi-Nya. Pengetahuan ini penting kerana
jika keyakinan seseorang rosak dan tidak mengetahui tauhid yang benar, maka
seluruh amal ibadah yang dilakukannya
menjadi sia-sia belaka.
KEDUA: Sebab
ilmu yang bermanfaat dapat melahirkan rasa takut kepada Allah. Perasaan takut
ini kemudian akan melahirkan sikap taat kepada Allah dengan melakukan setiap perintah-Nya
dan menghindari berbagai-bagai perbuatan maksiat kepada-Nya.
Tasawuf ialah sebuah nama yang mengandungi sepuluh pokok ajaran,
Pertama; Menyedikitkan benda-benda duniawi dan tidak memperbanyaknya,
Kedua; Berserah diri kepada Allah
Ketiga; Cinta kepada ketaatan dengan mengerjakan segala hal yang disunahkan
Keempat; Sabar daripada kehilangan dunia dengan tidak mengeluh dan meminta-minta
Kelima; Memilih-milih sesuatu ketika hendak mengambil atau mengerjakannya
Keenam; Hanya sibuk dengan Allah daripada segala apa pun
Ketujuh; Banyak melakukan zikir khafy
Kelapan; Ikhlas dalam segala perbuatan hanya kerana Allah sahaja
Kesembilan; Keyakinan yang kuat
Kesepuluh; Tenang dengan ALlah ketika kedatangan rasa gelisah dan dalam keterasingan
Sumber:Indahnya Tasawuf dan Hidup Sufi
Al-'Allamah Hadratus Syaikh Hasyim Asy'ari (pendiri Nahdatul Ulama di Indonesia, wafat 25 Julai 1947) di dalam kitab beliau berjudul an-Nur al-Mubin. Menyatakan (Tanda-tanda) Mencintai Nabi ﷺ
Hadratusy Syaikh menulis: Menyintai Nabi ﷺ ada tanda-tandanya.
Barangsiapa yang dzahir pada dirinya tanda-tanda tersebut, adalah ia benar-benar mencintai Nabi ﷺ. Dan sekiranya tidak, maka cintanya hanya perkataan semata.
Tanda-tanda tersebut adalah:
• meneladani Baginda ﷺ samada dalam percakapan, perbuatan dan ahwal, zahir dan batinnya.
• mengamalkan sunnah-sunnah Baginda ﷺ, mematuhi perintahnya dan menjauhi larangannya, berusaha beradab dengan adab Baginda ﷺ, dalam semua keadaan, baik di kala susah, maupun senang, di kala cergas mahupun malas.
• mengutamakan apa yang telah di syariatkannya dan yang di galakkannya untuk dilakukan daripada mengikuti hawa nafsu dan syahwat.
• banyak menyebutnya yakni bersalawat ke atas Baginda ﷺ, sebab orang yang mencintai sesuatu, banyak atau sering menyebutnya dengan perasaan rindu kepada yang dicintainya, mengagungkannya, memuliakannya dan menzahirkan kekhusyu’kan dan rendah diri ketika mendengar nama Baginda ﷺ disebut.
• rindu untuk bertemu dgn Baginda ﷺ, kerana sesungguhnya setiap kekasih ingin bertemu dengan yang dikasihinya.
• mencintai mereka yang dicintai oleh Baginda ﷺ, iaitu yang punya hubungan dengan Baginda ﷺ seperti ahli bait Baginda ﷺ, para shahabat Baginda ﷺ dari kalangan Muhajirin dan Anshar.
• membenci orang-orang yang dibenci oleh Allah dan RasulNya, memusuhi orang yang memusuhinya, menjauhi orang yang menyimpang dari sunnahnya serta berkeberatan terhadap orang yang menyimpang dari sunnahnya.
• mencintai al-Quran yang diturunkan kepada Baginda ﷺ. Mencintai al-Quran bererti membaca, memahami dan mengamalkan segala tuntutan-tuntutannya di dalam mengatur kehidupan kita dan seterusnya memperjuangkannya.
• mencintai sunnahnya serta memperhatikan dan memahami hukum-hakamnya.
Sahal bin ‘Abdullah at-Tusturi berkata: Tanda-tanda mencintai Allah adalah mencintai al-Quran dan mencintai Nabi ﷺ
Tanda-tanda mencintai Nabi ﷺ adalah mencintai sunnahnya.
Tanda-tanda mencintai sunnahnya adalah membenci dunia.
Tanda-tanda membenci dunia adalah enggan mengambilnya melainkan untuk bekalan menuju kampung akhirat.
Belas kasihan (bersikap lemah lembut dan mengasihi) terhadap ummatnya, memberi nasihat kepada mereka tanpa jemu, berusaha memberi kemaslahatan dan menghindarkan mereka daripada marabahaya.
Demikian sedikit sedutan dari kitab yang di sebutkan. Semoga kita menjadi umat yang benar-benar mencintai Rasulullah ﷺ dan Rasulullah ﷺ juga mencintai kita.
Dari Telegram https://telegram.me/pencintarasulallah
PERKONGSIAN 1 HARI 1 HADIS
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ انْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلَا تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَإِنَّهُ أَجْدَرُ أَنْ لَا تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ
Daripada Abu Hurairah RA berkata: Rasulullah SAW bersabda: "Lihatlah orang yang lebih rendah daripada kamu dan janganlah kamu melihat orang yang lebih tinggi darjatnya daripada kamu, itulah yang lebih baik supaya kamu tidak merendah-rendahkan nikmat Allah yang dikurniakan kepada kamu". (HR Tirmidzi No: 2437) Status: Hadis Sahih
Pengajaran:
1. Memiliki sifat redha dan merasa cukup dengan apa yang dimiliki adalah suatu yang dituntut.
2. Buatlah perbandingan nikmat yang kita miliki dengan orang lain yang tidak memilikinya, nescaya kita akan sentiasa bersyukur dan merasa cukup dengan apa yang kita ada, tidak akan kecewa, sedih mahupun dengki pada orang lain.
3. Elakkan dari membuat perbandingan dengan orang yang lebih kaya dan berada kerana akan menghilangkan rasa bersyukur malah akan mendatangkan rasa kecewa, sedih malah sentiasa berdengki dengan kelebihan pada orang lain.
4. Dalam hal yang berkaitan dengan akhirat, kita hendaklah sentiasa melihat orang yang lebih baik daripada diri kita untuk bersaing dan berlumba mencontohinya.
5. Kita perlu merasa cemburu melihat kealiman dan kesolehan orang lain untuk diikuti dan dicontohi.
وَٱبۡتَغِ فِيمَآ ءَاتَىٰكَ ٱللَّهُ ٱلدَّارَ ٱلۡأٓخِرَةَۖ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ ٱلدُّنۡيَاۖ وَأَحۡسِن كَمَآ أَحۡسَنَ ٱللَّهُ إِلَيۡكَۖ وَلَا تَبۡغِ ٱلۡفَسَادَ فِي ٱلۡأَرۡضِۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ ٱلۡمُفۡسِدِينَ ٧٧
Dan tuntutlah dengan harta kekayaan yang telah dikurniakan Allah kepadamu akan pahala dan kebahagiaan hari akhirat dan janganlah engkau melupakan bahagianmu (keperluan dan bekalanmu) dari dunia dan berbuat baiklah (kepada hamba-hamba Allah) sebagaimana Allah berbuat baik kepadamu (dengan pemberian nikmatNya yang melimpah-limpah) dan janganlah engkau melakukan kerosakan di muka bumi; sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang-orang yang berbuat kerosakan. (al-Qasas: 77).
PERKONGSIAN 1 HARI 1 HADIS
قُلْتُ ثِنْتَانِ أَسْأَلُكَ عَنْهُمَا مَا يُنَجِّينِي مِنْ النَّارِ وَمَا يُدْخِلُنِي الْجَنَّةَ قَالَ فَنَظَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى السَّمَاءِ ثُمَّ نَكَسَ رَأْسَهُ ثُمَّ أَقْبَلَ عَلَيَّ بِوَجْهِهِ قَالَ لَئِنْ كُنْتَ أَوْجَزْتَ فِي الْمَسْأَلَةِ لَقَدْ أَعْظَمْتَ وَأَطْوَلْتَ فَاعْقِلْ عَنِّي إِذًا اعْبُدْ اللَّهَ لَا تُشْرِكْ بِهِ شَيْئًا وَأَقِمْ الصَّلَاةَ الْمَكْتُوبَةَ وَأَدِّ الزَّكَاةَ الْمَفْرُوضَةَ وَصُمْ رَمَضَانَ وَمَا تُحِبُّ أَنْ يَفْعَلَهُ بِكَ النَّاسُ فَافْعَلْهُ بِهِمْ وَمَا تَكْرَهُ أَنْ يَأْتِيَ إِلَيْكَ النَّاسُ فَذَرْ النَّاسَ مِنْهُ
Imam Ahmad meriwayatkan dengan sanadnya daripada Ibnu Al-Muntafiq: Aku telah bertemu Rasulullah SAW di Arafah. Aku lalu berkata, "Aku ingin bertanya kepadamu dua perkara: Apakah yang dapat menyelamatkan aku daripada neraka, dan apa yang menyebabkan aku masuk syurga? ' Lalu Rasulullah SAW menengadahkan kepalanya ke langit dan menurunkannya lagi, kemudian menatapku dengan wajahnya, baginda bersabda: telah meringkaskan soalan kamu tetapi kamu telah bertanya sesuatu yang amat besar dan perjalanannya adalah jauh. Oleh itu berilah perhatian kepada jawapanku: sembahlah Allah dan jangan kamu sekutukan dengan sesuatupun, dirikan solat yang difardhukan, keluarkan zakat yang diwajibkan, dan berpuasalah pada bulan Ramadan. Jika kamu ingin supaya manusia melakukan sesuatu (kebaikan) kepadamu, maka lakukanlah kebaikan itu terlebih dahulu kepada mereka. Sebaliknya jika kamu benci orang lain melakukan keburukan itu kepadamu, maka kamu hendaklah terlebih dahulu tidak melakukan keburukan itu kepada mereka." (HR Ahmad No: 25901) Status: Hadis Sahih
Pengajaran:
Rasulullah SAW memberikan peringatan perkara yang boleh menyelamatkan seseorang daripada neraka dan memasukkan seseorang ke syurga:
1. Menyembah Allah dan jangan melakukan perbuatan syirik.
2. Menunaikan solat yang difardhukan.
3. Mengeluarkan zakat yang diwajibkan.
4. Berpuasalah pada bulan Ramadan.
Jika kita ingin supaya orang lain melakukan sesuatu (kebaikan) kepada kita, maka lakukanlah kebaikan itu terlebih dahulu kepada mereka.
Jika kita benci orang lain melakukan keburukan itu kepada kita, maka hendaklah terlebih dahulu kita tidak melakukan keburukan itu kepada orang lain. Ayuh lakukan amalan ahli Syurga.
PERKONGSIAN 1 HARI 1 HADIS
عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ أَخَذَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمَنْكِبِي فَقَالَ كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيلٍ
وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ يَقُولُ إِذَا أَمْسَيْتَ فَلَا تَنْتَظِرْ الصَّبَاحَ وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلَا تَنْتَظِرْ الْمَسَاءَ وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ
Daripada Ibnu Umar radliallahu 'anhuma dia berkata; Rasulullah SAW pernah memegang bahuku dan bersabda: Jadilah kamu di dunia ini seolah-olah orang asing atau seorang pengembara. Ibnu Umar telah berkata; Apabila kamu berada di waktu petang, janganlah kamu menunggu datangnya waktu pagi, dan apabila kamu berada di pagi hari, maka janganlah menunggu waktu petang. Manfaatkanlah waktu sihatmu sebelum sakitmu, dan hidupmu sebelum matimu. (HR Bukhari No: 5937) Status: Hadis Sahih
Pengajaran:
1. Dunia adalah jambatan menuju akhirat. Jangan jadikan dunia sebagai matlamat dan tempat tinggal hakiki. Sebagai musafir di perjalanan, kita tidak membawa kesemua yang kita milik berbentuk harta untuk bermusafir. Kita hanya membawa sekadarnya.
2. Seorang Muslim perlu bersegera melakukan amal kebajikan, memperbanyak ketaatan dan amal soleh.
3. Elakkan dari bertangguh untuk melakukan amal soleh kerana kita tidak pasti apakah berkesempatan untuk melakukannya pada masa akan datang.
4. Setiap Muslim perlu merebut peluang dan kesempatan yang ada sebaik mungkin. Lakukan amal kebaikan ketika kita sihat dan masih hidup. Sakit dan ajal boleh berlaku bila-bila masa.
PERKONGSIAN 1 HARI 1 HADIS
عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يُحْشَرُ الْمُتَكَبِّرُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَمْثَالَ الذَّرِّ فِي صُوَرِ الرِّجَالِ يَغْشَاهُمْ الذُّلُّ مِنْ كُلِّ مَكَانٍ فَيُسَاقُونَ إِلَى سِجْنٍ فِي جَهَنَّمَ يُسَمَّى بُولَسَ تَعْلُوهُمْ نَارُ الْأَنْيَارِ يُسْقَوْنَ مِنْ عُصَارَةِ أَهْلِ النَّارِ طِينَةَ الْخَبَالِ
Daripada Amru bin Syu'aib dari ayahnya dari datuknya dari nabi SAW bersabda: "Orang-orang sombong dikumpulkan pada hari kiamat seperti semut bermuka manusia, mereka diliputi kehinaan dari segala penjuru, mereka diiring menuju penjara di neraka jahanam yang bernama Bulas, di atas mereka ada api paling panas, mereka diberi minum muntahan dan darah penduduk neraka yang namanya thinatul khabal." (HR Tirmizi No: 2416) Status: Hadis Hasan
Pengajaran:
1. Sombong adalah sifat Iblis yang merasa dirinya lebih mulia dan lebih baik serta merendahkan orang lain. Firman Allah:
وَإِذۡ قُلۡنَا لِلۡمَلَٰئِكَةِ ٱسۡجُدُواْ لِأٓدَمَ فَسَجَدُوٓاْ إِلَّآ إِبۡلِيسَ أَبَىٰ وَٱسۡتَكۡبَرَ وَكَانَ مِنَ ٱلۡكَٰفِرِينَ ٣٤
Dan (ingatlah) ketika kami berfirman kepada malaikat: Tunduklah (beri hormat) kepada Nabi Adam. Lalu mereka sekaliannya tunduk memberi hormat melainkan Iblis; dia enggan dan takbur dan menjadilah dia dari golongan yang kafir. (al-Baqarah: 34).
2. Orang yang sombong akan dikumpulkan pada hari kiamat seperti semut bermuka manusia, mereka diliputi kehinaan dari segala penjuru.
3. Orang sombong akan diiring menuju ke neraka jahanam yang bernama Bulas, di atas mereka ada api paling panas
4. Orang yang sombong akan diberi minum muntahan dan darah penduduk neraka (nanah) yang namanya thinatul khabal (lumpur kebinasaan).
Marilah kita bersifat RAHMAH dengan menjauhi sifat sombong. Sifat sombong itu apabila merasa dirinya lebih baik dari orang lain malah memperlekeh atau merendahkan mereka.
PERKONGSIAN 1 HARI 1 HADIS
عَنِ ابْنِ عَبَّاس رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا : أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى الله عليه وسلم قَالَ
: إِنَّ اللهَ تَجَاوَزَ لِيْ عَنْ أُمَّتِي : الْخَطَأُ وَالنِّسْيَانُ وَمَا اسْتُكْرِهُوا عَلَيْهِ
Daripada lbnu ‘Abbas RA bahawa Rasulullah SAW telah bersabda: Sesungguhnya Allah telah mengampunkan dari umatku perbuatan yang dilakukan secara tersilap, terlupa dan secara paksaan. (HR Ibnu Majah No: 2045) Status: Hadis Hasan
Pengajaran:
1. Islam adalah agama rahmat. Luasnya rahmat dan belas kasihan Allah SWT terhadap hambaNya, Dia hanya mempertanggungjawabkan dosa yang dilakukan secara sedar, sengaja dan dengan kemahuan sendiri tanpa paksaan.
2. Islam memiliki dasar perundangan dan kehakiman yang mengutamakan keadilan, di mana perbuatan yang dilakukan secara tidak sengaja tanpa disedari, atau kerana dipaksa dia tidak akan diberikan dosa.
3. Allah SWT mengutamakan umat ini dengan menghilangkan berbagai kesulitan dan memaafkan dosa kesalahan seseorang yang berpunca dari tidak sengaja, sifat lupa dan dipaksa.
4. Sesungguhnya Allah SWT tidak menghukum seseorang kecuali jika dia sengaja berbuat maksiat dan hatinya telah berniat untuk melakukan penyimpangan dan meninggalkan kewajiban dengan sukarela.
5. Manfaat adanya kewajiban adalah untuk mengetahui siapa yang taat dan siapa yang engkar.
6. Ada beberapa perkara yang tidak dimaafkan. Misalnya seseorang melihat najis di bajunya akan tetapi dia mengabaikan untuk menghilangkannya segera, kemudian dia solat dengannya kerana lupa, maka wajib baginya mengqada solat tersebut.
PERKONGSIAN 1 HARI 1 HADIS
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:
إِذَا نَظَرَ أَحَدُكُمْ إِلَى مَنْ فُضِّلَ عَلَيْهِ فِي الْمَالِ وَالْخَلْقِ فَلْيَنْظُرْ إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْهُ.
Daripada Abu Hurairah RA daripada Rasulullah SAW bersabda: “Apabila seseorang daripada kamu melihat kepada seseorang yang diberikan kelebihan pada harta dan fizikal, maka hendaklah dia melihat kepada seseorang yang lebih rendah (atau kurang) daripadanya.” (Sahih Bukhari No: 6490). Status: Hadis Sahih
Pengajaran:
1. Allah SWT telah menjadikan manusia dengan sebaik-baik kejadian. Allah SWT juga memberikan kepada setiap hamba akan kelebihan dan kekurangan dalam sesuatu perkara sebagai ujian. Menerusi ujian tersebut Allah SWT akan menilai hakikat keimanan seseorang hamba, adakah dia benar-benar bersyukur dengan kelebihan atau bersabar di atas kekurangan yang diberikan.
2. Seorang yang benar-benar beriman akan memiliki hati yang sentiasa mengekalkan sifat syukur diatas segala nikmat dan rezeki yang dimiliki. Dia akan sentiasa menjauhi sifat hasad dengki terhadap nikmat yang diperoleh orang lain serta mengurangkan kerisauan hati daripada mengejar harta duniawi. Syukur dan sabar dengan ujian dan godaan duniawi seperti kemiskinan dan musibah boleh diperoleh secara memandang kepada orang lain yang lebih daif atau yang lebih rendah daripadanya.
3. Memandang kepada seseorang yang memiliki kelebihan harta dan fizikal akan menyebabkan bertambah keinginan atau kerunsingan yang membawa kepada kedengkian dan mengikis sifat syukur.
4. Memandang kepada seseorang yang lebih rendah atau kurang daripada kita, maka ia akan menjadikan seseorang itu lebih bersyukur, bertambah ketenangan dan merasa cukup dengan pemberian Allah SWT.
5. Seringlah memandang orang yang lebih rendah atau kurang daripada kita agar kita sentiasa bersyukur dengan apa yang kita miliki.
PERKONGSIAN 1 HARI 1 HADIS
عَنْ عَامِرِ بْنِ سَعْدِ بْنِ أَبِي وَقَّاصٍ عَنْ أَبِيهِ قَالَ مَرِضْتُ عَامَ الْفَتْحِ مَرَضًا أَشْفَيْتُ مِنْهُ عَلَى الْمَوْتِ فَأَتَانِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعُودُنِي فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ لِي مَالًا كَثِيرًا وَلَيْسَ يَرِثُنِي إِلَّا ابْنَتِي أَفَأُوصِي بِمَالِي كُلِّهِ قَالَ لَا قُلْتُ فَثُلُثَيْ مَالِي قَالَ لَا قُلْتُ فَالشَّطْرُ قَالَ لَا قُلْتُ فَالثُّلُثُ قَالَ الثُّلُثُ وَالثُّلُثُ كَثِيرٌ إِنَّكَ إِنْ تَدَعْ وَرَثَتَكَ أَغْنِيَاءَ خَيْرٌ مِنْ أَنْ تَدَعَهُمْ عَالَةً يَتَكَفَّفُونَ النَّاسَ وَإِنَّكَ لَنْ تُنْفِقَ نَفَقَةً إِلَّا أُجِرْتَ فِيهَا حَتَّى اللُّقْمَةَ تَرْفَعُهَا إِلَى فِي امْرَأَتِكَ
Daripada 'Amir bin Sa'd bin Abu Waqqash dari bapaknya dia berkata; Pada tahun Fathu Makkah (pembukaan Kota Mekah), aku ditimpa sakit dan aku merasa akan mengalami kematian. Kemudian Rasulullah SAW telah datang menziarahiku, lalu aku pun bertanya kepada baginda, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku memiliki harta yang banyak, sedangkan tidak ada orang yang akan mewarisiku kecuali anak perempuanku seorang diri. Bolehkah aku membuat wasiat terhadap semua hartaku?" Baginda menjawab: "Tidak." Aku bertanya lagi: "Jika duapertiga daripada hartaku?" Baginda menjawab: "Tidak." Aku bertanya lagi:, "Atau separuh darinya?" baginda menjawab: "Tidak." Aku bertanya lagi:, "Kalau begitu, sepertiga darinya?" Akhirnya baginda bersabda: "Sepertiga. Namun, sepertiga adalah jumlah yang banyak. Sesungguhnya, bila kamu meninggalkan ahli warismu dalam keadaan kaya adalah lebih baik daripada kamu meninggalkan mereka dalam keadaan fakir dan meminta-minta kepada manusia. Dan sesungguhnya setiap yang engkau belanjakan kerana mengharapkan keredhaan Allah, nescaya engkau akan diberi ganjaran pahala, walaupun sesuap makanan yang engkau berikan kepada isterimu." (HR Tirmidzi No: 2042) Status: Hadis Sahih
Pengajaran:
1. Mukmin yang berharta adalah lebih baik daripada mukmin yang miskin dan meminta-minta.
2. Setiap mukmin hendaklah membelanjakan harta kepada jalan yang membawa kepada kebajikan, bersederhana dan tidak pula sampai mengabaikan hak dan kewajipan.
3. Harus berwasiat sepertiga harta yang ditinggalkan untuk tujuan kebajikan seperti wakaf, sedekah dan sebagainya.
4. Meninggalkan ahli waris dalam keadaan berharta dengan harta pusaka yang ditinggalkan adalah lebih baik daripada membiarkan mereka miskin serta meminta-meminta kepada orang lain.
5. Seorang mukmin yang kuat dan kukuh ekonominya, mempunyai kekayaan dengan jalan yang terhormat seperti hasil pewarisan harta faraid dari ibu bapa bukan dengan jalan tipu daya adalah suatu kebaikan.
6. Membelanjakan harta dengan ikhlas kepada anak isteri serta menyimpan harta untuk keperluan ahli waris adalah mendapat pahala kerana menjaga silaturahim. Berbuat kebajikan kepada kaum kerabat adalah lebih utama daripada pemberian kepada orang lain.
PERKONGSIAN 1 HARI 1 HADIS
عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِأَفْضَلَ مِنْ دَرَجَةِ الصِّيَامِ وَالصَّلَاةِ وَالصَّدَقَةِ قَالُوا بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ إِصْلَاحُ ذَاتِ الْبَيْنِ وَفَسَادُ ذَاتِ الْبَيْنِ الْحَالِقَةُ
Daripada Abu Darda RA ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda: "Mahukah jika aku khabarkan kepada kalian suatu yang lebih utama dari darjat puasa, solat dan sedekah?" para sahabat berkata, "Tentu ya Rasulullah." Baginda bersabda: "Mendamaikan orang yang sedang berselisih. Dan rosaknya orang yang berselisih adalah pencukur (mencukur amal kebaikan yang telah dikerjakan)." (Sunan Abu Daud No: 4273) Status: Hadis Sahih
Pengajaran:
1. Ibadah Puasa, Solat dan Sedekah adalah antara amal ibadah yang utama dalam kehidupan Muslim yang biasa dilaksanakan.
2. Mendamaikan dua orang yang berselisih atau dua kelompok yang bergaduh adalah lebih utama berbanding ibadat peribadi seperti puasa, solat dan sedekah.
3. Perselisihan atau pergaduhan antara dua orang atau dua kelompok boleh menjadi pengikis pahala yang mungkin dicetuskan dari penyakit hasad dengki dengan menzalimi, saling mengumpat, menghina dan merendah-rendahkan pihak yang satu lagi.
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِيَّاكُمْ وَالْحَسَدَ فَإِنَّ الْحَسَدَ يَأْكُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ الْحَطَبَ أَوْ قَالَ الْعُشْبَ
Sesungguhnya Nabi SAW bersabda: "Jauhilah hasad (dengki), kerana hasad akan memakan kebaikan seperti api memakan kayu bakar." (Sunan Abu Daud No:4257)
Marilah kita bersikap RAHMAH dengan berusaha mendamaikan perselisihan yang ada kerana ia adalah amal soleh yang utama. Jangan biarkan perbuatan yang menjadi pencukur amal pahala kita.
PERKONGSIAN 1 HARI 1 HADIS
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : تُفْتَحُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْإِثْنَيْنِ وَيَوْمَ الْخَمِيسِ فَيُغْفَرُ لِكُلِّ عَبْدٍ لَا يُشْرِكُ بِاللهِ شَيْئً إِلَّا رَجُلًا كَانَتْ بَيْنَهُ وَبَيْنَ أَخِيهِ شَحْنَاءُ فَيُقَالُ: أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا
Daripada Abu Hurairah RA, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: Pintu-pintu syurga dibuka setiap hari Isnin dan Khamis. Lalu diampuni dosa seluruh hamba yang tidak berbuat syirik (menyekutukan) kepada Allah dengan sesuatu apapun. Kecuali orang yang sedang ada permusuhan dengan saudaranya. Dikatakan: Tunda amal dua orang ini, sampai keduanya berdamai… tunda amal dua orang ini, sampai keduanya berdamai… tunda amal dua orang ini, sampai keduanya berdamai… (HR. Imam Malik dalam Al-Muwatha’ 5/1334, Sahih Muslim No:2565). Status: Hadis Sahih
Pengajaran:
1. Pintu syurga sentiasa terbuka untuk orang yang mendapat keampunan Allah. Terdapat pintu syurga yang dibuka setiap hari Isnin dan Khamis. Dalam hadis yang lain menyebutkan kelebihan hari Isnin dan Khamis:
تُعْرَضُ الأَعْمَالُ يَوْمَ الاِثْنَيْنِ وَالْخَمِيسِ فَأُحِبُّ أَنْ يُعْرَضَ عَمَلِى وَأَنَا صَائِمٌ
“Pelbagai amalan diangkat (pada Allah) pada hari Isnin dan Khamis, maka aku suka jika amalanku diangkat sedangkan aku sedang berpuasa.” (HR. Tirmidzi No: 747) Status: Hadis Hasan
2. Allah sentiasa mengampuni dosa selagi seseorang itu tidak melakukan perbuatan syirik.
3. Allah juga akan menangguhkan penerimaan amal dan keampunan daripada dua orang yang bermusuhan sehingga mereka berdamai.
4. Rasulullah SAW mengulang 3 kali peringatan tidak diterima amal, mereka yang kekal bermusuh sesama Muslim dan tidak segera berdamai.
5. Rasulullah SAW juga memberi amaran bahawa orang yang memboikot saudaranya tanpa alasan yang benar selama setahun, dosanya seperti menumpahkan darahnya. Dari Abu Khirasy As-Sulami RA, Rasulullah SAW bersabda,
مَنْ هَجَرَ أَخَاهُ سَنَةً فَهُوَ كَسَفْكِ دَمِهِ
“Siapa yang memboikot saudaranya setahun, dia seperti menumpahkan darahnya.” (HR Abu Daud 4915, dan dishahihkan oleh Syuaib Al-Arnauth).
Jadikanlah diri kita orang yang segera menamatkan permusuhan sesama Muslim jika ada, agar amal kita diterima dan mendapat pengampunan serta rahmat Allah.
PERKONGSIAN 1 HARI 1 HADIS
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْحَيَاءُ مِنْ الْإِيمَانِ وَالْإِيمَانُ فِي الْجَنَّةِ وَالْبَذَاءُ مِنْ الْجَفَاءِ وَالْجَفَاءُ فِي النَّارِ
Daripada Abu Hurairah RA, dia berkata; Rasulullah SAW bersabda: "Malu itu dari iman dan iman ada di syurga, sedangkan perkataan keji itu dari perangai yang kasar dan perangai yang kasar ada di neraka." (HR Ahmad No: 10108) Status: Perawi Tsiqah
Pengajaran:
1. Malu adalah hasil dari iman.
2. Kata Ibnu Umar: Sesungguhnya sifat malu dan iman itu bersamaan, apabila salah satu tercabut, yang satu lagi turut tercabut.
3. Iman itu tempatnya di syurga.
4. Perkataan keji kerana ketiadaan iman dan hilangnya sifat malu berpunca dari perangai kasar dan huduh antaranya mengumpat, memfitnah, dan mencaci maki antaranya melalui media sosial seperti FB, WhatsApp, Telegram, Instagram.
5. Perangai kasar dan buruk tempatnya di neraka.
Ayuh kita miliki sifat malu dan menjauhi sifat buruk ahli neraka.
PERKONGSIAN 1 HARI 1 HADIS
عَنْ عَائِشَةَ رضي الله عنها قَالَتْ : اسْتَأْذَنَ رَهْطٌ مِنَ الْيَهُودِ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالُوا : السَّامُ عَلَيْكُمْ فَقَالَتْ عَائِشَةُ : بَلْ عَلَيْكُمُ السَّامُ وَاللَّعْنَةُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : يَا عَائِشَةُ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الرِّفْقَ فِي الْأَمْرِ كُلِّهِ قَالَتْ : أَلَمْ تَسْمَعْ مَا قَالُوا قَالَ : قَدْ قُلْتُ وَعَلَيْكُمْ
Daripada Aisyah RA berkata, sekumpulan orang Yahudi meminta izin untuk bertemu baginda lalu mereka mengucapkan: Assam ‘alaikum (Mati ke atas kamu). Aku (Aisyah) berkata: Ke atas kamu mati dan laknat! Lalu baginda menegur: Wahai Aisyah, sesungguhnya Allah itu penyantun menyukai kesantunan dalam semua perkara.” ‘Aku (Aisyah) bertanya: Kamu tak dengarkah apa yang mereka sebut? Baginda berkata: Ya, aku sudah jawab Wa a’laikum (ke atas kamu juga).(Sahih Bukhari no: 6927) Status: Hadis Sahih
Pengajaran:
1. Islam agama rahmah yang mengajar umatnya berakhlak mulia dalam perbuatan, pertuturan mahupun penulisan.
2. Islam mengajar umatnya sentiasa menunjukkan akhlak yang mulia dengan bersikap lunak dan santun kerana Allah itu menyukai kesantunan dalam semua perkara.
3. Rasulullah SAW menegur perbuatan Aisyah RA yang membalas ucapan Yahudi yang memberi salam kepada Rasulullah SAW dengan ucapan Assam ‘alaikum yang membawa maksud buruk iaitu “Mati ke atas kamu”. Aisyah membalas dengan Alaikum sam wa laknatu membawa maksud “Ke atas kamu mati dan laknat!”
4. Islam mengajar kita memelihara tutur kata yang baik-baik dan jangan sampai dipengaruhi oleh syaitan dalam mengeluarkan kata-kata sama ada dalam percakapan mahupun penulisan. Firman Allah:
وَقُل لِّعِبَادِي يَقُولُواْ ٱلَّتِي هِيَ أَحۡسَنُۚ إِنَّ ٱلشَّيۡطَٰنَ يَنزَغُ بَيۡنَهُمۡۚ إِنَّ ٱلشَّيۡطَٰنَ كَانَ لِلۡإِنسَٰنِ عَدُوّٗا مُّبِينٗا
“Dan katakanlah (Wahai Muhammad) kepada hamba-hamba-Ku (yang beriman), supaya mereka berkata dengan kata-kata yang amat baik sesungguhnya syaitan itu sentiasa menghasut antara mereka, sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang amat nyata bagi manusia.” (al-Isra: 53).
Kata Ibn Kathir ketika menafsirkan ayat ini: “Allah memerintah Rasulullah SAW memberitahu kepada hamba-hamba Allah agar berkata dalam ucapan dan perbincangan mereka ungkapan yang terbaik dan kalimat yang baik. Jika itu tidak dilakukan, syaitan akan menghasut mereka. Maka ucapan itu akan membawa tindak balas, berlaku keburukan, permusuhan dan peperangan.” (Ibn Kathir, 5/87. Mekah: Dar al-Taybah).
5. Seseorang boleh, bahkan disuruh menegur ataupun mengkritik sesuatu perkara yang salah. Namun, Islam mengajar agar kita berdisiplin dalam ucapan dan tulisan kita. Jangan sekali-kali menggunakan bahasa yang buruk dan kotor.
Orang yang suka memaki orang lain merupakan golongan yang fasik (golongan pendosa). Mereka bukanlah penegak agama sebaliknya untuk memenuhi kehendak nafsu sendiri dan dipengaruhi syaitan.
PERKONGSIAN 1 HARI 1 HADIS
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ كَانَتْ لَهُ مَظْلَمَةٌ لِأَخِيهِ مِنْ عِرْضِهِ أَوْ شَيْءٍ فَلْيَتَحَلَّلْهُ مِنْهُ اليَوْمَ قَبْلَ أَنْ لاَ يَكُونَ دِينَارٌ وَلاَ دِرْهَمٌ إِنْ كَانَ لَهُ عَمَلٌ صَالِحٌ أُخِذَ مِنْهُ بِقَدْرِ مَظْلَمَتِهِ وَإِنْ لَمْ تَكُنْ لَهُ حَسَنَاتٌ أُخِذَ مِنْ سَيِّئَاتِ صَاحِبِهِ فَحُمِلَ عَلَيْهِ
Daripada Abu Hurairah R.A bahawa Rasulullah SAW bersabda:
Barangsiapa pernah melakukan kesalahan terhadap saudaranya, sama ada yang berkait dengan kehormatannya atau hartanya, hendaklah dia segera meminta dihalalkan kepadanya hari ini (di dunia) sebelum datang suatu hari yang sudah tidak ada lagi dinar dan dirham (hari Kiamat). Ketika itu, jika dia memiliki amalan soleh, amalan solehnya diambil darinya dan diserahkan kepada saudaranya sesuai dengan kadar pelanggaran yang pernah diperbuatnya. Namun, jika dia tidak memiliki amal-amal kebaikan, kesalahan-kesalahan saudaranya itu diambil, lalu dipikulkan kepadanya. (HR Bukhari No: 2282) Status Hadis Sahih.
Pengajaran:
1. Setiap Muslim perlu sentiasa berusaha menghindarkan diri dari melakukan dosa dan maksiat sama ada kepada Allah mahupun sesama manusia lain.
2. Barangsiapa yang pernah melakukan kesalahan terhadap orang lain, sama ada yang berkait dengan kehormatannya atau hartanya, hendaklah dia segera meminta maaf semasa hidup.
3. Jika dosa seseorang terhadap orang lain tidak dimaafkan, dibimbangi ia menjadi hutang yang perlu dibayar dengan pahala amalan solehnya di akhirat nanti.
4. Jika amal kebaikan yang dimiliki telah habis kerana membayar hutang kepada orang lain, maka dosa saudaranya itu akan dipikulkan kepadanya.
5. Ingatlah firman Allah SWT:
ثُمَّ إِنَّكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عِندَ رَبِّكُمْ تَخْتَصِمُونَ
Kemudian, sesungguhnya kamu semua, pada hari kiamat, akan bertengkar berhujah di hadapan Tuhan kamu.(Surah al-Zumar : 31)
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan daripada Zubair bin Awwam, dia berkata: Ketika turunnya ayat 31 Surah al-Zumar (di atas), Zubair bertanya: “Wahai Rasulullah, apakah perkara yang terjadi di antara kita di dunia akan diungkit kembali di samping dosa-dosa peribadi?” Baginda SAW menjawab:
نَعَمْ لَيُكَرَّرَنَّ عَلَيْكُمْ حَتَّى يُؤَدَّى إِلَى كُلِّ ذِي حَقٍّ حَقُّهُ
Ya, benar. Semuanya akan diungkit semula sehingga setiap orang memperoleh hak yang semestinya. (HR: Tirmizi No: 3236)
Imam al-Suyuti ketika mengulas ayat ini berkata: “Orang yang dizalimi menuntut (haknya) daripada orang yang zalim, orang yang dhaif menuntut haknya daripada orang yang menindas, sehinggalah setiap mereka dipulangkan hak-hak mereka. Apabila telah dipulangkan hak masing-masing, maka diperintahkan kepada ahli syurga untuk masuk ke syurga manakala ahli neraka untuk masuk ke dalam neraka.” (Lihat al-Durr al-Manthur fi al-Ta’wil bi al-Ma’thur, 4/16)
Semoga kita tidak memandang mudah dosa yang kita lakukan kepada orang lain semasa di dunia. Jika kita berdosa, maka bersegeralah meminta maaf dan tidak mengulangi lagi.
Di dalam beberapa kitab menjelaskan tentang wasiat Nabi Nuh kepada anak-anaknya. Berikut ini wasiat dia menjelang wafatnya yang dikutip dari Sunan Nasa'i, Syarah Jalaluddin Suyuthi, As-Sunan Al-Kubra, Imam Baihaqi, Sahih Tirmidzi, Syarah Ibnul Arabi Al-Maliki, Tafsir Ibnu Katsir, juz.4 hal.54, dan Tafsir Baidhawi, juz.5 hal.207.
إِنَّ نُوْحًا عَلَيْهِ السَّلَامُ لَمَّا حَضَرَتْهُ الوَفَاةُ دَعَا اِبْنَيْهِ فَقَالَ: إِنِيْ قَاصٌ عَلَيْكُمَا الْوَصِيَّةَ آمُرُكُمَا بِاثْنَتَيْنِ، وَأَنْهَاكُمَا عَنِ اثْنَتَيْنِ؛ اَنْهَاكُمَا عَنِ الشِّرْكِ بِاللهِ وَالْكِبْرِ، وَآمُرُكُمَا بِلَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ فَاِنَّ السَّمٰوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا فِيْهِمَا لَوْ وُضِعَتْ فِيْ كَفَّةِ الْمِيْزَانِ، وَوَضَعَتْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ فِى الْكَفَّةِ الْاُخْرَى، كَانَتْ أَرْجَحُ، وَلَوْ أَنَّ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ كَانَتْ حَلْقَةً فَوُضِعَتْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ عَلَيْهِمَا، لَقَصَمَتْهُمَا اَوْ لَفَصَمَتْهُمَا، وآمُرُكُمَا بِسُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهٖ، فَاِنَّهَا صَلَاةُ كُلِّ شَيْءٍ وَبِهَا يُرْزَقُ كُلِّ شَيْءٍ.
Sesungguhnya Nuh as ketika menjelang wafatnya memanggil kedua
putranya, lalu berwasiat, “Sesungguhnya
aku akan mengutarakan kepadamu wasiat berikut: Aku perintahkan kamu berdua untuk mengerjakan dua perkara dan aku
larang kamu melakukan dua perkara lainnya. Aku larang kalian mempersekutukan Allah dan takabur
(sombong).
Dan aku perintahkan kamu berdua membaca kalimah “Tidak ada Tuhan
selain Allah”. Kerana sesungguhnya langit dan bumi serta semua
yang ada di antara keduanya, jikalau diletakkan pada salah satu sisi timbangan,
lalu di sisi lainnya diletakkan kalimah “Tidak ada Tuhan selain Allah”,
tentulah kalimah itu lebih berat. Dan seandainya langit dan bumi kedua-duanya
dijadikan satu, lalu diletakkan padanya kalimah “Tidak ada Tuhan selain Allah”,
niscaya kalimah itu akan memotongnya atau membuatnya terbelah. Dan aku
perintahkan kamu berdua untuk membaca “Maha Suci Allah dan dengan memuji
kepada-Nya”, kerana sesungguhnya kalimah ini merupakan doa semua
makhluk, dan kerananya semua makhluk mendapat rezekinya. Kemudian
Nabi Nuh as menasihatinya:
Pertama, peliharalah (ibadah) kepada Allah, niscaya
Dia akan memeliharamu. Kedua, dan peliharalah (ibadah) kepada Allah,
niscaya kamu jumpai Dia berada di hadapanmu.
Ketiga, kenalilah Allah di masa sukamu, niscaya Dia
akan mengenalimu di masa dukamu.
Keempat, apabila kamu meminta, mintalah kepada
Allah; dan apabila meminta pertolongan, mintalah pertolongan kepada Allah.
Kelima, dan
ketahuilah bahwa seandainya suatu bangsa bergabung untuk menimpakan mudarat
terhadap dirimu dengan sesuatu yang tidak ditakdirkan oleh Allah atas dirimu,
niscaya mereka tidak dapat memudaratkan dan membahayakanmu.
Keenam, dan seandainya mereka bergabung untuk
memberikan manfaat kepadamu dengan sesuatu yang tidak ditakdirkan oleh Allah
untukmu, niscaya mereka tidak dapat memberimu manfaat; semua lembaran telah
kering dan qalam telah diangkat.
Ketujuh, dan beramallah kerana Allah dengan sebaik-baiknya sebagai ungkapan rasa syukur.
Kedelapan, Dan ketahuilah bahwa sesungguhnya bersabar
dalam menghadapi apa yang tidak kamu sukai mengandung kebaikan yang banyak, dan
sesungguhnya pertolongan Allah itu diperoleh dengan kesabaran, dan sesungguhnya
sesudah penderitaan itu ada jalan keluar, dan sesungguhnya sesudah kesulitan
itu ada kemudahan.
KH Imam Syamsudin,
Mustasyar PCNU Kabupaten Sukabumi
Sumber: https://islam.nu.or.id/post/read/121031/wasiat-nabi-nuh-menjelang-wafatnya
Part 1 1. Ibu saya membiasakan saya dari kecil untuk berdoa sebelum tidur , " ya Allah... ampunilah kesalahan orang-orang yang hari ini...