Jumaat, 25 September 2015

Bila Kita Mati, Tiada lagi Orang Ziarahi - Syekh Ali Thanthawi

Bila kita mati, tiada lagi orang ziarahi.
Bahkan, selepas beberapa ketika anak dan isteri akan kembali ceria seperti biasa.......
Inilah di antara tulisan terbaik Syekh Ali Thanthawi Mesir Rahimahullah:
Pada saat engkau mati, janganlah kau bersedih. Jangan pedulikan jasadmu yang sudah mulai layu, kerana kaum muslimin akan menguruskan jasadmu. Mereka akan melucutkan pakaianmu, memandikanmu dan mengkafanmu lalu membawamu ke tempatmu yang baru, KUBURAN.

Akan ramai orang yang menghantarkan jenazahmu bahkan mereka akan meninggalkan pekerjaannya untuk ikut menguburkanmu. Dan mungkin banyak yang sudah tidak lagi memikirkan nasihatmu pada suatu hari.....
Barang barangmu akan dikemas, kitab, kasut dan pakaianmu. Jika keluargamu setuju barang-barang itu akan disedekahkan agar bermanfaat untukmu.

Yakinlah; dunia dan alam semesta tidak akan bersedih dengan kepergianmu. Ekonomi akan tetap berlangsung! Posisi pekerjaanmu akan diisi orang lain. Hartamu menjadi harta halal bagi ahli warismu. Sedangkan kamu yang akan dihisab dan DIPERHITUNGKAN untuk yang kecil dan yang besar dari hartamu!

Kesedihan atasmu ada 3;

Orang yang mengenalmu sekilas akan mengatakan, kasihan. Kawan-kawanmu akan bersedih beberapa jam atau beberapa hari lalu mereka kembali seperti sediakala dan tertawa tawa! Di rumah ada kesedihan yang mendalam! Keluargamu akan bersedih seminggu dua minggu, sebulan dua bulan, dan mungkin hingga setahun? Selanjutnya mereka meletakkanmu dalam arkib kenangan....

Demikianlah "Kisahmu telah berakhir di tengah-tengah manusia". Dan kisahmu yang sesungguhnya baru dimulai, AKHIRAT!! Telah musnah kemuliaan, harta, kesihatan, dan anak. Telah engkau tinggalkan rumah, istana dan isteri tercinta. Kini hidup yang sesungguhnya telah dimulai.

Pertanyaannya adalah:
Apa persiapanmu untuk kuburmu dan Akhiratmu??


Hakikat ini memerlukan renungan.

Rabu, 16 September 2015

ISLAM ITU INDAH


Mencintai Orang-Orang Soleh;"Jika seseorang itu didalam luh mahfuz, namanya mungkin sudah tercatit oleh Allah سبحانه وتعالى,  sebagai wali Allah. Akan tetapi, kita melihat secara zahirnya orang       itu adalah ahli maksiat. Dia tidak solat, ibadahnya kurang sedekah nya kurang buat yang             wajib saja yang sunat tinggal."

"Dan dia menghadapi masalah didalam hidupnya, seperti rezekinya tidak cukup, hidup serba kekurangan, ditimpa penyakit dan sebagainya. Ketahuilah Allah سبحانه وتعالى  ingin menghapuskan dosa-dosanya dan menaikkan darjatnya. Atau menjadikkannya sebagai wali Allah سبحانه وتعالى.         Jika dia dipilih oleh Allah سبحانه وتعالى   dan namanya tertulis didalam luh mahfuz sebagai wali          Allah سبحانه وتعالى orang-orang soleh. Menjadi antara orang-orang yang terpilih."

"Soalan ditanya. Bolehkah seseorang itu bercita-cita untuk menjadi wali Allah سبحانه وتعالى?  Menjadi Antara Kekasih Allah سبحانه وتعالى?  Maka hukumnya, boleh. Bahkan, itulah cita-cita yang sepatutnya ada didalam hati seorang mukmin. Ianya tidak mustahil. Antara syarat untuk menjadi Wali Allah سبحانه وتعالى  adalah dia mesti mempunyai ilmu."

"Untuk menjadi wali Allah سبحانه وتعالى  dia mesti orang yang berilmu. Tidak mungkin seorang            wali Allah, itu dia tidak berilmu. Ulama mengatakan, Mustahil seorang wali Allah itu dia               adalah orang orang yang jahil. Jika dia jahil, dan Allah menginginkannya untuk menjadi                  wali-Nya. Maka, Allah سبحانه وتعالى  akan mengurniakan dia ilmu dan barulah dia dapat menjadi wali Allah سبحانه وتعالى.  Ilmu itu yang akan memacunya dalam perjalanan menuju kepada Allah سبحانه وتعالى."

"Kita tidak mungkin boleh menjadi nabi, pintu kenabian sudah ditutup, pintu kerasulan sudah ditutup. Apa yang boleh kita niatkan kita cita-citakan adalah menjadi wali Allah سبحانه وتعالى.  Seseorang yang berazam dan beramal dengan ilmunya untuk menuju kepada Allah swt dan mencapai maqam yang tinggi disisi Allah سبحانه وتعالى."

"Ianya adalah suatu yang terpuji dalam agama. Antara sifat wali Allah سبحانه وتعالى, apabila dia        sudah mencapai maqam yang tinggi disisi Allah swt didalam hatinya tiada kotoran dan maksiat. Malah perkara-perkara yang makruh pon akan ditinggalkan, dijauhi olehnya. Para Wali Allah سبحانه وتعالى,  orang orang soleh ini apabila dia terlupa melakukan perkara yang harus pon maka dia          akan istighfar kepada Allah سبحانه وتعالى. "

"Bahkan, perkara yang harus itu apabila dia terlupa untuk niatkan dengan niat yang baik dia      merasa rugi dengan masa yang berlalu itu tanpa diniatkan dgn niat yang baik dan diisi dengan perkara-perkara yang berfaedah. Dia merasa rugi dan takut masa yang berlalu itu akan ditanya         oleh Allah سبحانه وتعالى  nanti. Maka, Setiap niat yang baik itu meningkatkan maqam seseorang manusia disisi Allah سبحانه وتعالى.  Menjadi dikalangan orang orang soleh wali Allah سبحانه وتعالى."

"Disebutkan As-Salihin itu adalah perilaku mereka yang baik yang menurut Allah سبحانه وتعالى            mereka ini orang yang baik dan berhak mendapat redha Allah dan mendapat   pujian daripada     Allah. Mereka adalah wali-wali Allah سبحانه وتعالى.  Orang-orang soleh itu adalah orang-orang yang melaksanakan hak-hak Allah dan hak para hamba-Nya."

"Kita menilai seseorang itu dia adalah orang soleh dengan kita melihat mereka dengan kita   bersangka baik dengan mereka. Berdasarkan istiqamah mereka kepada agama, mengajak orang kepada kebaikan, tidak melanggar perintah Allah سبحانه وتعالى.  Bahkan yang makruh pon cuba ditinggalkan. Didatangkan juga mereka dengan adab dan sunnah rasulullah ﷺ.  Berdasarkan penilaian itu, kita nilai dia adalah orang yang soleh. Kita sangka baik."

"Tidak mungkin seseorang itu ingin menjadi orang soleh dengan seorang diri. Dia berkata, aku tak perlu berdamping dengan mereka. Aku boleh menjadi soleh seorang diri. Tidak mungkin         seseorang itu ingin menjadi soleh jika dia tidak berdamping dengan orang soleh. Mencintai orang-orang soleh. "

"Dia tidak bergaul tidak rapat dengan orang soleh. Kerana orang-orang soleh itu mereka      berdamping dengan orang orang soleh sebelum mereka. Begitu juga sebelum mereka       berdamping dengan orang soleh sebelum mereka. Sehinggalah sampai kepada para sahabat berdamping dengan penghulu orang soleh Rasulullah ﷺ."

"Agama itu bergantung kepada siapa yang kita bergaul, kita berdamping kita bersahabat. Maka sentiasalah bersuhbah bersama dengan orang soleh. Jika tidak mampu seminggu sekali. Sekali, sekala. Kalau boleh sentiasa letakkan diri kita didalam majlis mereka."

"Supaya dapat menghidupkan hati kita yang mati. Melembutkan hati yang keras. Mencahayakan      hati yang gelap. Bergaul dengan orang soleh dapat menghidupkan hati. Daripada orang yang       jahat menjadi orang yang baik. Kerana orang solihin ini mereka mahir dalam bab hati.         Mentarbiah hati. Melembutkan hati-hati manusia. Mencintai mereka adalah jalan salafusoleh."

"Imam As-Syafie rah. Pernah berkata, aku mencintai orang-orang soleh walaupon aku bukan    daripada kalangan mereka. Dan aku berdoa kepada Allah سبحانه وتعالى  moga-moga aku      digolongkan bersama-sama dengan mereka. Ini imam mazhab. Ulamak. Apatah lagi kita.           Moga-moga Allah سبحانه وتعالى  golongkan kita bersama-sama dengan orang soleh."

Gambar Kenangan guru mulia bersama Al-Habib Abdul Rahman Thoha Al-Habsyi, Cucunda       kepada pengarang kitab Risalah Jami'ah
Al-Habib Ahmad Zain Al-Habsyi.


Guru mulia kami. Tasawwuf. Darul Mujtaba. Ustaz Iqbal Zain Al-Jauhari.

Sabtu, 12 September 2015

TUjUH PERBANDiNGAN ANTARA HiDUP dan MATi


Bismillahirrahmanirrahim 
Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh 
SubhanAllah Alhamdulillah Allahu Akbar.

PERTAMA: Ketika kita dilahirkan, kita diadzani,,, namun tanpa dishalati. 
Dan ketika kita mati, kita dishalati,,, namun tanpa diadzani.

KEDUA: Ketika kita dilahirkan (di dunia ini), kita tidak tahu siapakah yang mengeluarkan kita dari dalam perut ibu kita.
Demikian pula, ketika kita mati, kita
tidak tahu siapakah yang akan memikul (jenazah) kita dan memasukkannya ke liang lahad.

KETIGA: Ketika kita dilahirkan, kita dimandikan dan dibersihkan.
Demikian pula, ketika kita mati, kita dimandikan dan dibersihkan.

KEEMPAT: Ketika kita dilahirkan, kedua orang tua dan keluarga merasa bergembira dengan (kelahiran) kita.
Namun, ketika kita mati, kedua orang tua dan keluarga menangisi (kematian) kita.

KELiMA: Kita anak-cucu Adam, kita diciptakan dari tanah.
Maka, Maha Suci Allah yang telah menjadikan kita dikubur di dlm tanah (pula) sesudah kematian  
kita.

KEENAM: Ketika kita berada di dalam perut ibu, kita berada di tempat yang sangat sempit nan gelap-gulita.
Dan ketika kita mati, kita berada di tempat yang sangat sempit nan gelap-gulita pula (yakni di dalam liang kubur).

KETUjUH: Ketika kita dilahirkan, kita ditutupi dengan kain (pakaian), agar menutupi tubuh dan aurat kita. Dan ketika kita mati, kita ditutupi dengan kain kafan.

Subhanallah walhamdulillah wala ilaha illallah wallahu akbar Walahaulawala Quwwata illabilla hil 'aliyil 'azhim. Allahumma sholli 'ala Muhammad, wa 'ala ali Muhammad. Astaghfirullahal 'azhim wa atubu ilaih

[Hilman Rosyad Syihab]

KALAM ULAMA - HABIB ALI ALHABSYI

Part 1 1. Ibu saya membiasakan saya dari kecil untuk berdoa sebelum tidur , " ya Allah... ampunilah kesalahan orang-orang yang hari ini...