Isnin, 10 Disember 2012

Kematian itu Indah


Kematian itu Indah
Muslimahzone.com -
Gambar hiasan
Kematian itu Indah, bagi siapa saja yang meyakini Allah adalah Rabb semesta alam, para Nabi dan RasulNya, MalaikatNya, KitabNya, hari akhir, segala ketetapan Allah, mereka (muslimin) yang berjalan di atas kebaikan, sehinga kematian adalah waktu yang dinanti-nanti.

“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa, dan janganlah kalian mati melainkan dalam keadaan muslim (berserah diri)”. (QS. Ali Imran : 102)

Ada sebuah  kisah menarik antara seorang Ustaz dengan Jama’ahnya. Ustadz bertanya kepada Jama’ahnya, “Apakah kalian ingin masuk syurga?”

Semua Jama’ah menjawab dengan serentak, “Yaaa”.

Ustaz bertanya lagi, “Apakah kalian ingin mati hari ini?”

Tidak ada satupun yang menjawab, atau bahkan seorangpun tidak ingin mati.

Dengan tersenyum, Ustaz itu berkata, “Jadi bagaimana kita akan pergi ke syurga, jika kita tidak pernah mati”. Ustaz melanjutkan dan bertanya, “Apakah kalian ingin saya berdo’a untuk panjangnya hidup kalian?”

Dengan bersemangat para jama’ah menjawab, “Yaaa”.

Ustaz bertanya lagi, “Berapa lama kalian ingin hidup? seratus tahun? dua ratus atau bahkan seribu tahun?”

Bahkan orang-orang yang berusia 80 tahun sudah tampak aneh, apalagi mereka yang berusia lebih dari seratus tahun.

Pertanyaan belum berakhir, Ustaz masih mengajukan pertanyaan, “Apakah kalian mencintai Allah?”

Jawapan para Jama’ah tentu saja “Yaa”.

Ustaz mengatakan, “Biasanya ketika seseorang jatuh cinta, dia akan selalu rindu untuk bertemu dengan kekasihnya, tidakkah kalian rindu untuk bertemu dengan Allah?”

Semua diam, tidak ada yang menjawab.

Kebanyakan dari kita merasa ngeri membicarakan kematian. Melupakan pembicaraan tentang itu, bahkan kita tidak berani membayangkannya. Hal itu kerana kita tidak mempersiapkan untuk peristiwa setelah kematian (akhirat). Padahal, baik kita mempersiapkannya ataupun tidak, pasti kita akan melalui kematian. Siap atau tidak siap, kematian dengan pasti akan datang menyambut kita. Daripada selalu mengelak, alangkah lebih baik mulai sekarang kita berusaha untuk mempersiapkannya diri-diri kita untuk menghadapi kematian.

Tiap-tiap yang berJiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.” 
(QS. Al Anbiyaa: 35)

Di mana saja kamu berada, niscaya kematian akan menemukanmu, walaupun kamu bersembunyi di dalam benteng yang tinggi lagi kukuh.” (QS. An-Nisa`: 78)

Intipati dari kehidupan manusia adalah sebuah perjalanan kembali menuju kepada Allah. Dalam perjalanan singkat ini, ada yang kembali dengan selamat, tetapi ada juga yang jatuh ke dalam neraka. Kebanyakan di antara kita terlalu sibuk dengan urusan dunia bahkan sampai ada yang beranggapan seolah-olah dunia ini adalah kehidupan sebenarnya, lupa bahwasannya dunia ini hanyalah tempat singgah untuk mencari rumah sebenarnya (akhirat). Keindahan dunia membuat kebanyakan manusia terlena dan tertidur lelap dalam menjalani kehidupan ini.

Ketahuilah oleh kalian, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sesuatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megahan di antara kalian serta berbangga-banggaan dengan banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang kerananya tumbuh tanam-tanaman yang membuat kagum para petani, kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning lantas menjadi hancur. Dan di akhirat nanti ada adzab yang keras dan ampunan dari Allah serta keredaan- Nya. Dan kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (QS. Al- Hadid: 20)

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam pernah besabda bahawa orang yang paling cerdas adalah orang yang  selalu mengingat kematian, “Orang yang paling banyak mengingat kematian dan paling siap menghadapinya. Mereka itulah orang-orang cerdas. Mereka pergi dengan membawa kemuliaan dunia dan kemuliaan akhirat’.  (HR. Ibnu Majah).

Jadilah engkau di dunia ini seperti orang asing atau bahkan seperti orang yang sekedar lewat (musafir).” (HR. Al-Bukhari)

Dalam kata lain, orang yang paling cerdas adalah barangsiapa yang memiliki visi yang jauh ke depan. Dengan selalu mengingat visinya dan tujuan hidupnya, dia akan selalu bersemangat dalam setiap langkah yang ditapakinya. Visi hidup seorang muslim adalah untuk kembali dan bertemu dengan Allah. Kerana itu dia merasa, saat kematian adalah saat yang paling indah kerana dia akan segera bertemu dengan kekasih yang telah dia sangat rindukan.  ( Allah )

Terkadang kita takut menghadapi kematian kerana kematian akan memisahkan kita dengan orang-orang dan sesuatu yang kita cintai. Orang tua, suami/ isteri, anak-anak, saudara-saudara, harta, ini menunjukkan bahawa kita mencintai mereka lebih daripada Allah. Jika kita benar-benar mencintai Allah, maka kematian itu seperti undangan yang penuh kasih dari Allah.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang senang bertemu Allah, maka Allahpun senang untuk bertemu dengannya. Dan barangsiapa tidak senang bertemu Allah, maka Allah pun benci untuk bertemu dengannya”. 

‘Aisyah bertanya,”Wahai Nabi Allah! Apakah (yang dimaksud) adalah benci kematian? Kita semua benci kematian?” Rasulullah menjawab,”Bukan seperti itu. Akan tetapi, seorang mukmin, apabila diberi kabar gembira tentang rahmat dan ridha Allah serta SyurgaNya, maka ia akan senang bertemu Allah. Dan sesungguhnya, orang kafir, apabila diberi kabar tentang azab Allah dan kemurkaanNya, maka ia akan benci untuk bertemu Allah, dan Allahpun membenci bertemu dengannya”.

Meskipun demikian, kita tidak boleh meminta untuk mempercepat kematian kita, tidak membunuh diri tanpa alasan dan tujuan yang dibenarkan syair’at. Kematian yang sia-sia tanpa sebab yang jelas malah akan menjauhkan kita dari Allah. Bunuh diri tanpa alasan dan tujuan yang benar adalah salah satu bentuk keputusasaan dari rahmat Allah, menginginkan untuk segera menemui ajal hanya kerana kesulitan dunia menandakan bahawa kita ingin melarikan diri dari kenyataan hidup.

Tidak boleh salah seorang di antara kalian mengharapkan kematian, tidak juga berdoa agar segera mati sebelum kematian itu menjemputnya. Ketahuilah, sesungguhnya apabila salah seorang di antara kalian meninggal, terputuslah amalnya. Sesungguhnya seorang Mukmin tidak bertambah umurnya kecuali hal itu akan menjadi baik baginya”. (HR Muslim)

Kematian yang baik adalah mati dalam keadaan  membawa kebaikan bagi kehidupan, mati dalam situasi untuk mewujudkan cita-cita terbesar, iaitu untuk perdamaian dan kesejahteraan umat manusia, sebagaimana para Nabi terdahulu dan Rasulullah shalallahu’alaihi wa salam serta para sahabat-sahabat baginda dan para pengikut Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam yang telah syahid di jalan Allah.

“Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam syurga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan (memasukkan kamu) ke istana-istana yang baik di syurga ‘Adn. Itulah keberuntungan yang besar.” (QS. Ash-Shaff: 12)

Akhirnya, orang-orang yang diselamatkan (masuk syuga) adalah mereka yang menyadari bahawa semua kekuasaan dan kekayaan adalah saranan untuk kembali kepada Allah. Tubuh mereka mungkin bermandikan darah, keringat, dibanjiri air mata, bekerja keras untuk menaklukkan dunia tetapi hati mereka tetap terikat untuk yang dicintai, yakni Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hal yang terpenting adalah, bagaimana kita dapat berusaha keras, berfikir cerdas dan memiliki hati yang tulus.

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal soleh, bagi mereka adalah syurga Firdaus menjadi tempat tinggal, mereka kekal di dalamnya, mereka tidak ingin berpindah daripadanya.” 
(QS. Al Kahfi: 107-108)

“Dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba. ” (QS. Al Muthaffifin: 26)

“Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung kepada niat, dan setiap orang akan mendapatkan balasan sesuai niatnya.”(HR. Bukhari dan Muslim)

Wallahu a’am..

Wahai Pemilik Semesta Alam, ajari kami bagaimana untuk menaklukkan dunia, bukannya tunduk kepada dunia. Ketika gemerlap dunia menyilaukan pandangan kami, ketika limpahan permata dunia menggetarkan hati kami, ingatkan kami Ya Allah! ingatkan bahwa RidhaMu dan kasih sayangMu lebih besar daripada dunia yang fana yang akan kami tinggalkan pada waktu yang Engkau tetapkan, Ya Allah teguhkan kaki-kaki kami dalam menapaki perjuangan di jalanMu sehingga Engkau Ridha kepada kami dan memasukkan kami ke syurgaMu yang tertinggi di mana kami dapat melihat wajahMu yang Maha Indah, Aamiin.

Penulis: Siraaj
http://muslimahzone.com/kematian-itu-indah/: Arrahmah.com


Tiada ulasan:

Catat Ulasan

12 Insan Yang Bertemu Rasulullah saw Dalam Mimpinya

1. Mimpi Tentang Imam Bukhari Rah.a.  Beliau adalah seorang imam terkemuka ahli hadits. Namanya adalah Muhammad bin Ismail Al Bukhari . Ge...