Khamis, 11 September 2014

RASULULLAH MENGAJARKAN KESABARAN

Gambar hiasan
Suatu hari, Rasulullah SAW bertamu ke rumah Abu Bakar ash-Shidiq r.a.. Ketika sedang berbual-bual dengan Rasulullah, tiba-tiba datang seorang Arab Badui menemui Abu Bakar dan langsung mencela Abu Bakar. Makian, kata-kata kotor keluar dari mulut orang itu. Namun, Abu Bakar tidak menghiraukannya. Ia melanjutkan perbincangan dengan Rasulullah. Melihat hal ini, Rasulullah tersenyum.

Kemudian, orang Arab Badui itu kembali memaki Abu Bakar. Kali ini, makian dan hinaannya lebih kasar. Namun, dengan keimanan yang kukuh serta kesabarannya, Abu Bakar tetap membiarkan orang tersebut. Rasulullah kembali memberikan senyum.

Semakin marahlah orang Arab Badui tersebut. Untuk ketiga kalinya, ia mencerca Abu Bakar dengan makian yang lebih menyakitkan. Kali ini, selaku manusia biasa yang memiliki hawa nafsu, Abu Bakar tidak dapat menahan amarahnya. Dibalasnya makian orang Arab Badui tersebut dengan makian pula. Terjadilah perang mulut. Seketika itu, Rasulullah beranjak dari tempat duduknya. Ia meninggalkan Abu Bakar tanpa mengucapkan salam.

Melihat hal ini, selaku tuan rumah, Abu Bakar tersadar dan menjadi bingung. Dikejarnya Rasulullah yang sudah sampai halaman rumah. Kemudian Abu Bakar berkata, “Wahai Rasulullah, janganlah Anda biarkan aku dalam kebingungan yang sangat. Jika aku berbuat kesalahan, jelaskan kesalahanku!”

Rasulullah menjawab, “Sewaktu ada seorang Arab Badui datang dengan membawa kemarahan serta fitnaan lalu mencelamu, kulihat tenang, diam dan engkau tidak membalas, aku bangga melihat engkau orang yang kuat mengahadapi tantangan, menghadapi fitnah, kuat menghadapi cacian, dan aku tersenyum karena ribuan malaikat di sekelilingmu mendoakan dan memohonkan ampun kepadamu, kepada Allah.”

Begitu pun yang kedua kali, ketika ia mencelamu dan engkau tetap membiarkannya, maka para malaikat semakin bertambah banyak jumlahnya. Oleh sebab itu, aku tersenyum. Namun, ketika kali ketiga ia mencelamu dan engkau menanggapinya, dan engkau membalasnya, maka seluruh malaikat pergi meninggalkanmu.

Hadirlah iblis di sisimu. Oleh karena itu, aku tidak ingin berdekatan dengan kamu aku tidak ingin berdekatan dengannya, dan aku tidak memberikan salam kepadanya. Setelah itu menangislah Abu Bakar ketika diberitahu tentang rahasia kesabaran bahawa itu adalah kemuliaan yang terselubung.

Semoga cerita Rasulullah SAW dan Abu Bakar as-Shiddiq di atas di atas bisa menjadi inspirasi bagi kita dalam menyikap sabar hingga kita mendapat kemuliaan dari Allah SWT. Meskipun di tengah kerasnya kehidupan ibukota, namun bukan sesuatu yang mustahil menjalankan sunnah kesabaran dari Rasul SAW. Bahkan, kita akan mendapat ganjaran pahala yang besar bila kita mengamalkan sunnah di tengah sangat jarangnya orang menerapkan ajaran Rasulullah SAW tersebut.

JUNJUNGAN JILID 1:  (1) (AKHLAK SABAR SAW)

http://delisufi.blogspot.com/2013/08/junjungan-jilid-1-rasulullah.html

Tiada ulasan:

Catat Ulasan

12 Insan Yang Bertemu Rasulullah saw Dalam Mimpinya

1. Mimpi Tentang Imam Bukhari Rah.a.  Beliau adalah seorang imam terkemuka ahli hadits. Namanya adalah Muhammad bin Ismail Al Bukhari . Ge...