. . .
Dikisahkan bahwa seseorang membacakan ayat kepada seorang ahli fikih:
{وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا * وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ}
"Barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberinya jalan keluar, dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka." (QS. at-Thalaq: 2–3)
Maka sang faqih itu berkata dengan penuh kerendahan hati: "Demi Allah, sungguh Allah telah memberikan kepada kita jalan keluar, padahal kita belum mencapai derajat takwa sebagaimana yang semestinya. Dan sungguh Dia telah memberi kita rezeki, padahal kita belum bertakwa kepada-Nya sebagaimana mestinya. Dan sungguh Dia telah memudahkan urusan kita, padahal kita belum benar-benar bertakwa. Maka kami pun berharap akan yang ketiga (janji Allah selanjutnya):
{وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يُكَفِّرْ عَنْهُ سَيِّئَاتِهِ وَيُعْظِمْ لَهُ أَجْرًا}
"Dan barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya dan melipatgandakan pahala baginya." (QS. at-Thalaq: 5).
Catatan Al-Hikam
Tiada ulasan:
Catat Ulasan