Nasihat Bisyr...

Abu Nasr At-Tammar berkata: Suatu ketika ada seorang lelaki datang untuk berpamitan kepada Bisyr bin Harits, 

Ia berkata, "Aku berniat untuk pergi haji. Apakah engkau punya nasihat untukku?". Bisyr bertanya, "Berapa biaya yang telah engkau siapkan?" Ia menjawab, "Dua ribu dirham." 

Bisyr bertanya lagi, "Apa yang engkau harapkan dari hajimu itu? Apakah untuk zuhud, rindu kepada Baitullah, atau mencari ridha Allah?" Ia menjawab, "Mencari ridha Allah." 

Bisyr kembali berkata, "Jika engkau bisa mendapatkan ridha Allah sementara engkau tetap tinggal di rumah, dengan membelanjakan dua ribu dirham itu, dan engkau yakin Allah ridha kepadamu, apakah engkau mau melakukannya?" Ia menjawab, "Ya, mau." Bisyr pun berkata:

"Pergilah, lalu bagikan uang itu kepada sepuluh orang (Dari golongan berikut):

1. Orang yang terlilit utang untuk melunasi utangnya, 

2. Orang fakir untuk memperbaiki keadaannya,

3. Kepala keluarga agar tercukupi kebutuhan keluarganya,

4. Pengasuh anak yatim agar hatinya gembira.

Jika hatimu cukup kuat, berikan semuanya kepada satu orang saja." Lalu Bisyr melanjutkan: "Karena membuat seorang Muslim bergembira, menolong orang yang sedang kesusahan, menghilangkan penderitaan, dan membantu orang lemah itu lebih utama daripada seratus kali haji sunnah setelah haji Fardu dalam islam." "Bangkitlah dan keluarkan harta itu sebagaimana yang kami perintahkan. Jika tidak, maka jujurlah kepada kami tentang isi hatimu."

Orang itu berkata, "Wahai Abu Nasr, keinginan untuk bepergian (haji) lebih kuat di hatiku." Bisyr tersenyum, lalu berkata: "Harta yang dikumpulkan dari perdagangan yang kotor dan perkara-perkara syubhat, sering kali mendorong jiwa untuk menyalurkannya demi memenuhi keinginan diri, lalu dibungkus dengan amal saleh. Padahal Allah telah bersumpah atas diri-Nya, bahwa Dia tidak menerima kecuali amal yang dilakukan dengan keyakinan yang tulus."

Ihya' Ulumuddin