Catatan Al-Hikam *KISAH HIKMAH (63)*
Sumber Kitab: Irsyadul Ibad Hal 150
وَحُكِيَ أَنَّهُ
كَانَ بِمِصْرَ رَجُلٌ تَاجِرٌ فِي التَّمْرِ يُقَالُ لَهُ عَطِيَّةُ بْنُ خَلْفٍ وَكَانَ
مِنْ أَهْلِ الثَّرْوَةِ، ثُمَّ افْتَقَرَ، وَلَمْ يَبْقَ لَهُ سِوَى ثَوْبٍ يَسْتُرُ
عَوْرَتَهُ،
Diceritakan
bahwa di Mesir ada seorang laki-laki pedagang kurma, namanya Athiyah bin Kholaf
. Dia termasuk orang yang kaya raya.
(Oleh karena
suatu hal) dia menjadi miskin. Dia tidak punya apa-apa kecuali pakaian yang
melekat di badan untuk menutupi auratnya.
فَلَمَّا كَانَ
يَوْمُ عَاشُوْرَاءَ صَلَّى الصُّبْحَ فِيْ جَامِعِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ، وَمِنْ
عَادَةِ هَذَا الْجَامِعِ لَا يَدْخُلُهُ النِّسَاءُ إِلَّا فِيْ يَوْمِ عَاشُوْرَاءَ
لِأَجْلِ الدُّعَاءِ
Ketika hari
Asyura datang, ia melakukan shalat shubuh di Masjid Amru bin Ash. Kebiasaan
yang berlaku di masjid itu pada hari biasa adalah tidak diperkenankannya para
wanita masuk masjid tersebut kecuali pada hari Asyura saja, untuk tujuan
berdoa.
فَوَقَفَ يَدْعُوْ
مَعَ جُمْلَةِ النَّاسِ، وَهُوَ بِمَعْزِلٍ عَنِ النِّسَاءِ جَاءَتهُ امْرَأَةٌ وَمَعَهَا
أَطْفَالٌ
Di masjid
itu, 'Athiyah bin Kholaf berdoa bersama orang banyak.
Dia terpisah
dari para wanita, tiba-tiba datang kepadanya seorang wanita bersama anak-anak
kecil.
فَقَالَتْ يَا
سَيِّدِيْ: سَأَلْتُكَ بِاللهِ إِلَّا مَا فَرَّجْتَ عَنِّيْ وَآثَرْتَنِيْ بِشَيْءٍ
أَسْتَعِيْنُ بِهِ عَلَى قُوْتِ هَذِهِ الْأَطْفَالِ، فَقَدْ مَاتَ أَبُوْهُمْ وَمَا
تَرَكَ لَهُمْ شَيْئًا وَأَنَا شَرِيْفَةٌ، وَلَا أَعْرِفُ أَحَدًا أَقْصِدُهُ، وَمَا
خَرَجْتُ فِيْ هَذَا الْيَوْمِ إِلَّا عَنْ ضَرُوْرَةٍ أَحْوَجَتْنِيْ إِلَى بَذْلِ
وَجْهِيْ، وَلَيْسَ لِيْ عَادَةً بِذَلِكَ.
Wanita itu
berkata:
"Wahai
tuan, Aku minta kepada anda,Demi Allah, semoga tuan bisa meringankan
kesulitanku dan sudi memberi sesuatu yang aku gunakan untuk bisa memenuhi
kebutuhan makan anak-anak ini.
Sementara
bapak mereka telah wafat. Dia tidak meninggalkan satu apapun untuk mereka.Aku
adalah Syarifah.
Aku tidak
tahu siapa yang aku tuju.
Aku tidak
keluar kecuali hari ini, itupun dengan darurat yang menjadikan aku hajat untuk
mengorbankan diriku. Dan itu bukan merupakan kebiasanku.
فَقَالَ الرَّجُلُ
فِيْ نَفْسِهِ: أَنَا مَا أَمْلِكُ شَيْئًا، وَلَيْسَ لِيْ غَيْرُ هَذَا الثَّوْبِ،
وَإِنْ خَلَعْتُهُ اِنْكَشَفَتْ عَوْرَتِيْ، وَإِنْ رَدَدْتُهَا فَأَيُّ عُذْرٍ لِيْ
عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ
'Athiyahpun
berkata dalam hatinya:
"Aku
tidak mempunyai sesuatu. Tidak ada milikku kecuali baju ini. Jika aku lepas
akan terbukalah tubuhku. Jika wanita ini aku tolak, alasan apakah yang akan aku
kemukakan pada Rasulullah ﷺ
فَقَالَ لَهَا:
اِذْهَبِيْ مَعِيْ حَتَّى أُعْطِيَكَ شَيْئًا
Akhirnya
'Athiyah berkata kepada wanita tersebut:
"Mari
ke rumahku. Aku akan memberimu sesuatu."
فَذَهَبَتْ مَعَهُ
إِلَى مَنْزِلِهِ، فَأَوْقَفَهَا عَلَى الْبَابِ وَدَخَلَ وَخَلَعَ ثَوْبَهُ، وَاتَّزَرَ
بِخَلِقٍ كَانَ عِنْدَهُ، ثُمَّ نَاوَلَهَا الثَّوْبَ مِنْ شِقِّ الْبَابِ.
Maka wanita
itu pun mengikuti 'Athiyah sampai di rumahnya.
Lalu
'Athiyah menempatkannya didepan pintu rumahnya.
Athiyahpun
masuk kerumah dan mencopot bajunya. Dia mengenakan sarung lusuh yang ia punya.
Diberikanlah baju yang ia copot tadi kepada wanita dari sisi pintunya.
فَقَالَتْ لَهُ:
أَلْبَسَكَ اللهُ مِنْ حُلَلِ الْجَنَّةِ وَلَا أَحْوَجَكَ فِيْ بَاقِيْ عُمْرِكَ إِلَى
أَحَدٍ
Lalu ia
mendoakan 'Athiyah:
"Semoga
Allah memberikan pada tuan pakaian-pakaian surga dan tuan tidak akan
membutuhkan kepada orang lain selama hidup tuan."
فَفَرِحَ بِدُعَائِهَا
وَأَغْلَقَ الْبَابَ، وَدَخَلَ بَيْتَهُ يَذْكُرُ اللهَ تَعَالَى إِلَى اللَّيْلِ،
'Athiyah
merasa senang dengan do'a wanita tersebut. Iapun menutup pintunya, masuk
kerumahnya. Ia berdzikir hingga larut malam
ثُمَّ نَامَ فَرَأَى
فِي الْمَنَامِ حَوْرَاءَ لَمْ يَرَ الرَّاؤُوْنَ أَحْسَنَ مِنهَا، وَبِيَدِهَا تُفَّاحَةٌ
قَدْ عَطَّرَتْ مَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ، فَنَاوَلَتْهُ التُّفَّاحَةَ فَكَسَرَهَا،
فَخَرَجَ مِنْهَا حُلَّةٌ مِنْ حُلَلِ الْجَنَّةِ لَا تُسَاوِيْهَا الدُّنْيَا وَمَا
فِيْهَا، فَأَلْبَسَتْهُ الْحُلَّةَ وَجَلَسَتْ فِيْ حِجْرِهِ.
Kemudian
Athiyah tidur. Ketika tidur, ia bermimpi melihat bidadari, belum pernah orang
melihat wanita lebih cantik darinya. Di tangan wanita itu ada buah apel yang
mengharumkan antara langit dan bumi.
Buah apel
tersebut dberikannya kepada Athiyah ketika buah apel itu dibelah, dari belahan
apel itu keluar pakaian dari pakian surga yang tidak terbanding dengan di dunia
sesisinya
Pakaian itu
dikenakannya pada 'Athiyah bin Kholaf. Setelah pakaian itu dikenakan, bidadari
itu duduk di pangkuannya.
فَقَالَ لَهَا:
مَنْ أَنْتِ؟ فَقَالَتْ: أَنَا عَاشُوْرَاءُ زَوْجَتُكَ فِي الْجَنَّةِ. قَالَ: فَبِمَ
نِلْتُ ذَلِكَ؟ فَقَالَتْ: بِدَعْوَةِ تِلْكَ الْمِسْكِيْنَةِ الْأَرْمَلَةِ وَالْأَيْتامِ
الَّذِيْنَ أَحْسَنْتَ إِلَيْهِمْ بِالْأَمْسِ،
'Athiyah
lantas bertanya:
"Siapakah
kamu ini?"
"Aku
adalah 'Asyura, istrimu di surga," jawab bidadari itu.
"Dengan
amal apakah aku memperoleh kemuliaan seperti ini?" tanya 'Athiyah.
Lalu
bidadari itu menjawab:
"Dengan
seorang janda miskin, dan anak-anak yatim yang kemarin engkau berbuat baik
kepada mereka.”
فَانْتَبَهَ وَعِنْدَهُ
مِنَ السُّرُوْرِ مَا لَا يَعْلَمُهُ إِلَّا اللهُ تَعَالَى، وَقَدْ عَبِقَ مِنْ طِيْبِهِ
الْمَكَانُ،
Maka Athiyah
terbangun, dan dia sangat senang yang tidak mengetahuinya kecuali Allah Ta’ala,
sementara tempat di mana ia berada semerbak dari bau wanginya
فَتَوَضَّأَ وَصَلَّى
رَكْعَتَيْنِ شُكْرًا للهِ تَعَالَى،
Kemudian ia
mengambil air wudhu, dan ia pun melaksanakan shalat dua rakaat sebagai tanda
rasa syukurnya kepada Allah Ta’ala
ثُمَّ رَفَعَ
طَرْفَهُ إِلَى السَّمَاءِ فَقَالَ: إِلَهِيْ إِنْ كَانَ مَنَامِيْ حَقًّا، وَهَذِهِ
زَوْجَتِيْ فِي الْجَنَّةِ فَاقْبِضْنِيْ إِلَيْكَ
Kemudian Athiyah
mengangkat pandangannya ke langit seraya berdoa:
“Wahai Tuhanku. Apabila mimpi dalam
tidurku itu benar dan bidadari dalam mimpiku itu adalah isteriku di surga, maka
matikanlah aku saat ini juga untuk bertemu dengan-Mu."
فَمَا اسْتَتَمَّ
الْكَلَامَ حَتَّى عَجَّلَ اللهُ بِرُوْحِهِ إِلَى دَارِ السَّلَامِ.
Belum usai
doa dipanjatkan, Allah menyegerakan ruh Athiyah ke surga Daarussalaam
Tiada ulasan:
Catat Ulasan