Teladan 33 - Mimpi Melihat Neraka
Gambar hiasan |
Pada zaman
Rasulullah saw, jika ada para sahabat bermimpi, biasanya mereka akan mengadukan
dan menceritakannya kepada baginda.
Pada suatu
malam, Abdullah bin Umar ra, yang masih
remaja pergi ke Masjid Nabawi. Dia membaca al Quran sampai keletihan dan setelah
cukup lama membaca Quran, dia tidur.
Seperti
biasa, sebelum tidur dia menyucikan diri dengan cara berwudhuk, kemudian
merebahkan badan dan berdoa, “Bismika Allahumma
ayha wa bismika amutu; (Ya ALLAH,
dengan nama Mu aku hidup dan dengan nama Mu aku mati.)”
Sambil
memejamkan mata, Abdullah bin Umar terus bertasbih menyebut nama ALLAH hingga akhirnya terlelap. Di dalam tidurnya
yang nyenyak, dia bermimpi.
Dalam
mimpinya, dia berjumpa dengan dua malaikat. Tanpa berkata apa, kedua malaikat
itu memegang kedua tangannya dan membawanya ke neraka. Dalam mimpinya, neraka
itu bagai perigi yang menyalakan api berkobar kobar. Cukup luar biasa panasnya.
Di dalam neraka itu, dia melihat beberapa orang yang dikenalinya. Mereka
terpanggang dan menanggung siksa yang sungguh pedih.
Menyaksikan
neraka yang mengerikan dan menakutkan itu, Abdullah bin Umar seketika berdoa,
“A'udzubillahi minannaazi. (Aku berlindung kepada ALLAH
dari api neraka).”
Setelah itu,
Abdullah bertemu dengan malaikat lain. Malaikat itu berkata, “Kau belum terjaga
dari api neraka!”
Pagi
harinya, Abdullah menangis mengingat mimpi yang dialaminya. Lalu, dia pergi ke
rumah Hafsah binti Umar, kakaknya dan juga isteri Rasulullah saw. Dia
menceritakan perihal mimpinya itu dengan hati yang cemas.
Setelah itu,
Hafsah menemui Rasulullah saw dan menceritakan mimpi Abdullah itu. Seketika
kemudian, Rasulullah saw berkata, “Sebaik-baik
lelaki adalah Abdullah bin Umar kalau dia mahu melakukan solat malam!”
Mendengar
sabda Nabi itu, Hafsah bergembira. Dia terus menemui adiknya.
“Nabi
mengatakan bahawa kau adalah sebaik baik lelaki jika kau melakukan solat malam.
Dalam mimpimu itu, malaikat yang terakhir kau temui mengatakan bahawa kau belum
terjaga dari api neraka. Itu kerana kau tidak melakukan solat tahajud. Jika kau
ingin terselamatkan dari api neraka, dirikanlah solat Tahajud setiap malam.
Jangan kau sia- siakan waktu sepertiga malam; waktu di mana ALLAH Swt memanggil manggil hamba Nya; waktu ketika
ALLAH mendengar
doa hamba-Nya,” kata Hafsah kepada Abdullah.
Sejak itu,
Abdullah tidak pernah meninggalkan solat Tahajud hingga ke akhir hayatnya.
Bahkan, kerap kali dia menghabiskan waktu malamnya untuk solat dan menangis di
hadapan ALLAH Swt. Setiap kali mengingat mimpinya itu, dia
menangis. Dia berdoa kepada ALLAH agar
diselamatkan dari api neraka.
Apatah jika
dia mengingati sabda Rasulullah saw yang bermaksud, “Sesungguhnya penghuni
neraka yang paling ringan siksanya pada hari kiamat adalah seseorang yang
diletakkan pada kedua tepak kakinya bara api yang membuat otaknya mendidih. Dia
merasa tidak ada orang lain yang lebih berat siksanya daripada dia. Padahal,
sesungguhnya siksa yang ia terima adalah yang paling ringan di dalam neraka.”
Abdullah
berusaha sekuat tenaga untuk beribadah kepada ALLAH,
mencari redha ALLAH, agar termasuk dalam kalangan hamba-Nya yang terhindar dari
siksa neraka dan memperoleh kemenangan syurga.
Norziati binti Mohd Rosman
Tiada ulasan:
Catat Ulasan