Gambar hiasan |
Ketika cinta kepada Allah SWT telah
bertakhta dalam hati seseorang, maka dengan sendirinya ia akan selalu berusaha
keras mengambil kesempatan yang untuk berkhalwat dengan Allah, berzikir dan
bermunajat kepadaNYA. Berusaha menyatukan hatinya bersama ALLAH swt.
Setahap demi setahap akan lahirlah kerinduan yang terpendam kepada Allah
swt yang bersemayam dalam hati dan mendorongnya untuk dapat melihatNya.
Ketika diberitahu kepadanya bahawa Allah swt tidak dapat dilihat dan ditemui di
dunia tetapi setelah mati, maka bertambahlah kerinduannya untuk bertemu
dengan Allah swt.
Pertemuan dengan kekasih Yang Maha Agung,
Zat yang selama bertahun-tahun ia selalu bermunajat kepadaNya dan menumpahkan
air mata dalam mihrabNya.
Pertemuan dengan Zat yang telah ia seru di
waktu-wktu genting, ia selalu mendapatiNya dekat dengannya dan mengabulkan
doanya.
Pertemuan dengan Zat yang mencukupi, mengawasi dan menolongnya dari dirinya dan musuhnya.
Pertemuan dengan Zat yang memberi,
memuliakan, menjaga dan memeliharanya dari setiap bencana dengan
sebaik-baiknya.
Hasan al-Basri berkata,
”Sesungguhnya, para pencinta Allah swt
adalah orang-orang mewarisi kehidupan yang baik, merasakan kenikmatan ketika
dapat bermunajat dengan kekasih mereka, dan mendapatkan kemanisan dalam hati
mereka. Lebih-lebih lagi jika sudah terdetik dalam hati mereka, nescaya mereka
akan mengingati kebesaranNya. Tersingkaplah tirai yang menutupi (pandangan)nya
di tempat yang aman dan menggembirakan. Diperlihatkan kepada mereka
keagunganNya dan diperdengarkan kepada mereka kelazatan perkataanNya serta
disampaikan kepada mereka jawapan atas apa yang mereka munajatkan setiap hari
dalam kehidupan mereka. Dengan demikian, kerinduan kepada Allah swt adalah buah
dari bertakhtanya cinta dalam hati seorang hamba.
Ibnu Rajab menegaskan hal ini dalam perkataannya,
“Kerinduan pada Allah swt merupakan darjat inggi yang dibangunkan dari kekuatan
cinta kepada Allah swt. Sesungguhnya, Rasulullah s.a.w pernah meminta darjat
ini kepada Allah swt.”
Disebutkan dalam doa Rasulullah S.A.W :
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon
kepadaMu keredhaan terhadap ketentuanMu, ketenangan hidup sesudah kematian,
kelazatan melihat wajahMu, dan kerinduan untuk berjumpa denganMu tanpa adaya
halangan yang menyukarkan dan tanpa adanya ujian yang menyesatkan.”
Rasulullah s.a.w meminta kepada TuhanNya
kerinduan untuk berjumpa denganNYA tanpa adanya hal-hal yang menyukarkannya.
Baginda berdoa dengan sabda,
“Kesempitan dunia dan takdir yang
menyakitkan, atau fitnah dalam agama yang menyesatkan atau kalimah lain yang
bermakna menjadikan kerinduan pada Allah itu lahir dari dorongan rasa cinta.”
Disebutkan dalam sebuah atsar bahawa Allah
SWT berfirman,
“Ingatlah, sesungguhnya orang-orang yang
soleh telah lama rindu untuk bertemu denganKU. Padahal AKU jauh lebih rindu
kepada mereka. Tidaklah para perindu itu rindu kepadaKu kecuali kerana kurnia
kerinduanKU kepada mereka. Ingatlah, barang siapa mencariKU, nescaya ia akan
mendapatkanKU. Barangsiapa mencari selainKU, nescaya ia tidak akan pernah
mendapatkanKU.
Adakah orang yang menghadap kepadaKU,
kemudian AKU tidak menyambutnya?
Adakah orang yang berdoa kepadaKU, lalu
AKU tidak makbulkan doanya?
Dan adakah orang yang meminta kepadaKU,
lalu AKU tidak memberi kepadanya?”….
(Sumber : Buku Mencintai Dan Dicintai
Allah, Oleh Dr Majdi Al-Hilali)
Tiada ulasan:
Catat Ulasan