Ahad, 7 Oktober 2012

KETIKA CINTA SUDAH BERTAKHTA

Gambar hiasan
Ketika cinta kepada Allah SWT telah bertakhta dalam hati seseorang, maka dengan sendirinya ia akan selalu berusaha keras mengambil kesempatan yang untuk berkhalwat dengan Allah, berzikir dan bermunajat kepadaNYA. Berusaha menyatukan hatinya bersama ALLAH swt. Setahap demi setahap akan lahirlah kerinduan yang terpendam kepada Allah swt yang bersemayam dalam hati dan mendorongnya untuk dapat melihatNya. Ketika diberitahu kepadanya bahawa Allah swt tidak dapat dilihat dan ditemui di dunia tetapi setelah mati, maka bertambahlah kerinduannya untuk bertemu dengan Allah swt.

Pertemuan dengan kekasih Yang Maha Agung, Zat yang selama bertahun-tahun ia selalu bermunajat kepadaNya dan menumpahkan air mata dalam mihrabNya.

Pertemuan dengan Zat yang telah ia seru di waktu-wktu genting, ia selalu mendapatiNya dekat dengannya dan mengabulkan doanya.

Pertemuan dengan Zat yang mencukupi, mengawasi dan menolongnya dari dirinya dan musuhnya. 

Pertemuan dengan Zat yang memberi, memuliakan, menjaga dan memeliharanya dari setiap bencana dengan sebaik-baiknya.

Hasan al-Basri berkata,
”Sesungguhnya, para pencinta Allah swt adalah orang-orang mewarisi kehidupan yang baik, merasakan kenikmatan ketika dapat bermunajat dengan kekasih mereka, dan mendapatkan kemanisan dalam hati mereka. Lebih-lebih lagi jika sudah terdetik dalam hati mereka, nescaya mereka akan mengingati kebesaranNya. Tersingkaplah tirai yang menutupi (pandangan)nya di tempat yang aman dan menggembirakan. Diperlihatkan kepada mereka keagunganNya dan diperdengarkan kepada mereka kelazatan perkataanNya serta disampaikan kepada mereka jawapan atas apa yang mereka munajatkan setiap hari dalam kehidupan mereka. Dengan demikian, kerinduan kepada Allah swt adalah buah dari bertakhtanya cinta dalam hati seorang hamba.

Ibnu Rajab menegaskan hal ini dalam perkataannya, “Kerinduan pada Allah swt merupakan darjat inggi yang dibangunkan dari kekuatan cinta kepada Allah swt. Sesungguhnya, Rasulullah s.a.w pernah meminta darjat ini kepada Allah swt.”

Disebutkan dalam doa Rasulullah S.A.W :
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadaMu keredhaan terhadap ketentuanMu, ketenangan hidup sesudah kematian, kelazatan melihat wajahMu, dan kerinduan untuk berjumpa denganMu tanpa adaya halangan yang menyukarkan dan tanpa adanya ujian yang menyesatkan.”

Rasulullah s.a.w meminta kepada TuhanNya kerinduan untuk berjumpa denganNYA tanpa adanya hal-hal yang menyukarkannya. Baginda berdoa dengan sabda, 
“Kesempitan dunia dan takdir yang menyakitkan, atau fitnah dalam agama yang menyesatkan atau kalimah lain yang bermakna menjadikan kerinduan pada Allah itu lahir dari dorongan rasa cinta.”

Disebutkan dalam sebuah atsar bahawa Allah SWT berfirman, 

“Ingatlah, sesungguhnya orang-orang yang soleh telah lama rindu untuk bertemu denganKU. Padahal AKU jauh lebih rindu kepada mereka. Tidaklah para perindu itu rindu kepadaKu kecuali kerana kurnia kerinduanKU kepada mereka. Ingatlah, barang siapa mencariKU, nescaya ia akan mendapatkanKU. Barangsiapa mencari selainKU, nescaya ia tidak akan pernah mendapatkanKU.

Adakah orang yang menghadap kepadaKU, kemudian AKU tidak menyambutnya?

Adakah orang yang berdoa kepadaKU, lalu AKU tidak makbulkan doanya?
Dan adakah orang yang meminta kepadaKU, lalu AKU tidak memberi kepadanya?”….

(Sumber : Buku Mencintai Dan Dicintai Allah, Oleh Dr Majdi Al-Hilali)

Tiada ulasan:

Catat Ulasan

KALAM ULAMA - HABIB ALI ALHABSYI

Part 1 1. Ibu saya membiasakan saya dari kecil untuk berdoa sebelum tidur , " ya Allah... ampunilah kesalahan orang-orang yang hari ini...