Sabtu, 13 Oktober 2012

uNGKAPAN sAUDARA bARU mUSLIM aMERIKA



Ungkapan Seorang Mualaf Amerika kepada Muslimahzone tentang perasaannya setelah masuk Islam dan berhijab

Muslimahzone.com berbincang dengan seorang wanita dari Amerika Serikat yang bercerita kepada jurnalis kami bahawa dia menikahi seorang lelaki muslim dan telah memiliki tujuh orang anak. Namun, dia tak terus menjadi seorang muslim setelah dia menikah.

Berikut adalah cerita singkat dan ungkapan perasaannya setelah masuk Islam dan memakai hijab.

“Namaku Thoeha Tasha Haynes Al-Saadawi.  Aku seorang yang bertaubat, aku lahir di Portland Maine, Amerika Syarikat. Sekarang, aku tinggal di Lynn, Massachusetts, tapi insya Allah aku akan segera pindah ke Iraq (bersama keluarga), kerana rumah kami hampir siap”.

Aku memiliki tujuh orang anak, lima laki-laki dan dua perempuan. Suamiku bernama Ritha Al-Saadawi.
Ada dua keajadian yang membuat Thoeha merenung..

“Sehari setelah peristiwa 9/11, seorang lelaki tua mencoba untuk menolakku dan aku berusaha menghentikannya untuk menjaga keluargaku (anak-anak)”
“Kemudian, beralih ke peristiwa tentang diet. Semua teman-teman non-muslim ku berlomba untuk diet menurunkan berat badan, dan berteriak (kepadaku) “Kamu terlihat cantik, sekarang kamu dapat menggunakan seluar jeans dan pergi ke club”.

“Aku katakan (kepada mereka)  “Aku menurunkan berat badan untuk kesihatan, bukan untuk kelihatan sexy”. Thoeha merasa tidak selesa dengan persekitaran seperti itu, di mana kekerasan dan hidup hedonis dihadapinya setiap hari.

“Kemudian aku berbicara kepada diri sendiri “Apa yang salah denganku, mengapa aku berada di tengah-tengah orang-orang seperti ini dan aku tidak ingin menjadi seperti mereka!”.

“Bagaimana aku dapat menjaga keluargaku di persekitaran seperti ini dan aku katakan “cukup!” dan kemudian aku pergi menemui seorang muslim untuk meminta bantuan. Dia berkata kepadakau supaya membaca Al Qur’an”.

“Maka aku membacanya, aku hanya memikirkan ini (Al Qur’an). Kemudian, aku perlahan lahan melaksanakan ajaran agama ini (Islam) dan masih terus belajar, dan telah mula menutup aurat”.
Thoeha bercerita bahawa dia kemudian masuk Islam setelah beberapa tahun menikah dengan suaminya, setelah mempelajari Islam.

“Menjadi seorang Muslim adalah satu anugerah bagiku tetapi aku melihat beberapa muslimah tidak ingin berbicara kepadaku (memandang sebelah mata ). Aku selalu mengingatkan mereka untuk tidak menghakimiku kerana menjadi seorang mualaf”, Kerana Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam tidak pernah membeza-bezakan mereka yang memang dahulunya kafir.

“Apalagi teman-teman non muslim ku yang tidak ingin berada di sekitarku. Sayang sekali, mereka telah kehilangan kesempatan belajar tentang  agama yang hebat (Islam). Aku tidak menangisi mereka, kerana tujuanku adala Jannah (Surga),  kerana dunia ini hanyalah sebuah ujian dan aku ingin melewatinya, tidak peduli apapun yang terjadi. Allah adalah Hakim ku dan aku sedang berjuang untuk menggapai redha-Nya, bukan untuk menggapai redha orang-orang kafir”.

Ketika ditanya tentang perasaannya memakai hijab, “Bagaimana perasaanmu ketika memakai hijab?”
Thoeha menjawab dengan bersyair, “Ini adalah sebuah puisi yang aku tulis tentang bagaimana yang aku rasakan tentang hijab”

Aku mencintai bagaimana diriku
Aku mencintai bagaimana aku menjadi
Aku mencintai apa yang aku miliki di dalam hati
Aku mencintai apa yang aku miliki di dalam jiwaku
Aku mencintai diriku ketika aku lunak dan lembut
Aku mencintai menjadi seorang wanita berhijab
Aku mencintai berjalan di pasar dengan berpakaian sopan
Aku mencintai bahwa aku seorang muslimah
Aku tidak peduli apa yang kalian pikirkan
Aku hanya peduli apa yang Allah kehendaki untukku
Aku tidak akan pernah merasa aman tanpa hijab
Aku tahu bahwa Allah mengetahui apa yang terbaik untukku
Aku cinta hijabku, jangan mengambilnya dariku

Thoeha menambahkan, “Hijab adalah bagaimana diriku, hijab adalah jalanku, hijab membuatku aman, hijab menunjukkan aku mendapatkan kurnia, hijab menyembunyikan kecantikan luar, hijab baik untukku, aku merasa tidak ada saat aku berjalan tanpa hijab, aku benci diriku tanpa hijab, aku akan merasa hina tanpa hijab. Maka jangan berfikir kalian tahu apa yang terbaik untukku, jangan berfikir bahawa manusia yang membuatku melakukannya (memakai hijab). 

Salah satu hak asasi adalah aku tidak akan keluar tanpa hijab kerana Allah tahu apa yang terbaik untukku, Allah tidak akan memerintahkan sesuatu yang tidak baik untukku. Aku takut akan terjadi sesuatu padaku jika aku keluar tanpa hijabku, maka jangan minta aku melepaskannya!. Aku cinta hijab, Hijab adalah aku!”.
“Hidupku untuk Allah menunjukkan ku cahaya”.

Demikian Thoeha Tasha Haynes Al-Saadawi secara ringkas bercerita kepada jurnalis Muslimahzone.com.

Subhanallah..sebuah ungkapan tulus dan pesanan yang sangat bermakna dan dalam maksudnya. Meski tinggal di persekitaran majoriti kafir, keteguhan dan keberaniannya melangkah membuatnya tetap tegar meniti jalan Rabb-nya. Dia tak peduli akan pandangan dan perlakuan orang lain terhadapnya, kerana tujuannya semata-mata adalah Allah.

Muslimah, semoga cerita saudari kita ini dapat menjadi inspirasi dan menjadi motivasi untuk muslimah yang teguh dalam keislaman dan menutup aurat.

Foto: Ilustrasi by Laila Jihad
(zafaran/muslimahzone/khoirunnisa-syahidah.blogspot.com)

http://khoirunnisa-syahidah.blogspot.com/2012/09/ungkapan-seorang-mualaf-amerika-kepada.html

Tiada ulasan:

Catat Ulasan

12 Insan Yang Bertemu Rasulullah saw Dalam Mimpinya

1. Mimpi Tentang Imam Bukhari Rah.a.  Beliau adalah seorang imam terkemuka ahli hadits. Namanya adalah Muhammad bin Ismail Al Bukhari . Ge...