Gambar hiasan - Volcano |
Oleh DR. ZULKIFLI MOHAMAD AL-BAKRI
ALLAH SWT telah menjelaskan kehinaan dan seksaan yang dikenakan kepada orang kafir pada hari kiamat nanti. Kemudian Allah SWT menambah perbincangan dengan menyebut tentang kebahagiaan dan kemuliaan yang disediakan untuk orang Mukmin pada saat itu. Mereka berada di dalam kemewahan dan kenikmatan, mereka makan buah-buahan yang disukai. Dikatakan kepada mereka: “Makan dan minumlah kamu dengan penuh nikmat sebagai balasan terhadap apa yang kamu lakukan dahulu. Inilah balasan bagi setiap orang yang membaikkan amalannya.”
Firman Allah SWT: Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan.
(al-Mursalat: 45)
Al-Maraghi berkata: Bagi orang yang mendustakan azab kehinaan, mereka akan menerima seperti apa yang diberitahukan Allah SWT iaitu penghormatan orang yang bertakwa dengan kehormatan yang diberikan Allah SWT kepada mereka pada hari kiamat.
Firman Allah SWT: (Dikatakan kepada orang-orang kafir): Makanlah dan bersenang-senanglah kamu
(di dunia dalam waktu) yang pendek; Sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang berdosa.
(al-Mursalat: 46)
Al-Maraghi berkata: Makan (bersenang-senanglah) dan nikmatilah sisa umurmu yang masih tinggal sedikit itu. Kami kenakan sunnah Kami yang berlaku kepada orang yang sebelum kamu terhadapmu, iaitu umat-umat yang terdahulu yang telah diberikan tempoh sebentar. Lalu Kami seksa mereka disebabkan kekafiran dan pendustaan mereka terhadap para rasul Kami.
Ibnu Kathir berkata: Yakni makan dan bersenang-senang dalam tempoh waktu yang sebentar dan kemudian kamu akan diheret ke neraka Jahanam yang telah disebutkan sebelumnya. Ucapan ini ditujukan kepada orang-orang yang mendustakan hari kiamat. Dan perintah yang diberikan kepada mereka itu merupakan ancaman sekali gus intimidasi.
Sayid Qutub berkata: Ketika pelawaan Allah SWT disampaikan kepada orang-orang yang bertakwa di akhirat, maka satu pelawaan yang sama dihadapkan kepada orang-orang kafir yang berdosa di dunia, seolah-olah Allah SWT berfirman kepada mereka: “Lihatlah perbezaan di antara dua kehidupan ini, makanlah dan nikmatilah kesenangan dunia yang sementara ini supaya kamu diharamkan daripada kenikmatan abadi dan diazab sepanjang zaman di negeri akhirat.”
Firman Allah SWT: Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan.
(al-Mursalat: 47)
Al-Maraghi berkata: Orang yang melemparkan diri mereka ke jurang seksaan yang abadi, disebabkan kesenangan yang bersifat sementara dan mendustakan apa yang telah diberitahukan Allah SWT kepada mereka, bahawa Allah SWT akan menyeksa mereka.
Firman Allah SWT: Dan apabila dikatakan kepada mereka: Rukuklah, nescaya mereka tidak mahu rukuk. (al-Mursalat: 48)
Al-Maraghi berkata: Apabila diseru kepada para pendusta supaya beribadat dan taat kepada Allah SWT, namun mereka menyombongkan diri dan bersikap keras dengan keingkaran mereka. Terdapat di dalam sebuah hadis yang meriwayatkan bahawa Nabi SAW memerintahkan kepada Thaqif agar mengerjakan solat, maka mereka menjawab: “Kami tidak akan rukuk kerana ia merupakan celaan kepada kami.” Lalu Nabi SAW bersabda: “Agama yang terbaik adalah agama yang mempunyai ibadah rukuk dan sujud.”
Ibnu Abbas berkata: Ungkapan di atas diajukan kepada mereka di akhirat kelak sewaktu mereka diseru supaya sujud tetapi mereka tidak berdaya melakukannya kerana mereka tidak pernah sujud di dunia,
(orang yang mendustakan segala perintah Allah SWT dan larangan-Nya).
Ibnu Kathir berkata: Maksudnya, sekiranya orang-orang kafir yang bodoh itu diperintahkan untuk mengikuti orang-orang yang mengerjakan solat dengan berjemaah, maka mereka menolak perkara tersebut dan bahkan menyombongkan diri di atas hal tersebut.
Sayid Qutub berkata: Ayat ini mengisahkan keadaan-keadaan orang-orang kafir yang berdosa itu dan melahirkan takjubnya terhadap sikap mereka iaitu apabila mereka diseru mengikut hidayah Allah, mereka tidak menyahutinya.
Firman Allah SWT: Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan. Maka kepada perkataan apakah sesudah al-Quran ini mereka akan beriman? (al-Mursalat: 49-50)
Al-Maraghi berkata: Sesungguhnya al-Quran itu merangkumi keterangan yang cukup sempurna dan kebenaran yang jelas. Akan tetapi mengapa mereka masih menolak untuk beriman kepada Allah SWT dengan seberapa segera. Oleh sebab itu mereka akan menghadapi kematian dan kata-kata seperti, semoga, mudah-mudahan dan seandainya tidak bermanfaat lagi.
Ibnu Kathir berkata: Maksudnya, jika mereka tidak mahu juga beriman dengan al-Quran ini, lalu kepada perkataan siapa lagi mereka akan beriman?
Sayid Qutub berkata: Orang-orang yang tidak beriman kepada penjelasan al-Quran yang menggegarkan bukit-bakau dan gunung-ganang itu tidak akan beriman buat selama-lamanya dengan mana-mana penjelasan yang lain daripadanya. Tiada lain melainkan hanya kecelakaan, kesialan dan kesudahan yang malang yang disediakan kepada golongan manusia yang celaka ini.
Semoga kita menjadi hamba-Nya yang soleh. Amin.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan